Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

26 December, 2008

Anak Bertengkar, Orang Tua Tak Perlu Reaktif

By Republika Newsroom
Senin, 15 Desember 2008 pukul 16:42:00

Bill Cosby pernah berkata, "Anda tidak benar-benar menjadi orang tua hingga memiliki anak kedua," Orang tua dengan satu anak mungkin agak sulit memahami ini. Sementara mereka dengan dua anak atau bahkan lebih, akan cepat menangkap maksud kalimat Bill. Pemeran The Cosby Show itu merujuk pada pertengkaran, percekcokan, yang relatif berlangsung terus menerus antar saudara kandung.

Tidak bisa dipungkiri, memiliki lebih dari satu anak memberikan kesempatan bagi mereka belajar banyak hal. Anak bisa belajar berbagi, bagaimana menjadi teman, mencintai dan berjalan bersama, juga bekerja sama dalam hubungan kakak dan adik. Ada banyak hal positif dalam kehidupan keluarga dengan lebih satu anak, meski bisa jadi ada orang tua yang berseloroh, "Tidak dalam keluarga saya,"

Pertengkaran yang kerap muncul di antara saudara kandung memang menjadi salah satu frustasi utama bagi orang tua. Sehingga tak heran, reaksi tipikal orang tua terhadap pertengkaran, salah satunya ialah berteriak, "Diam!" atau "Kalian membuat pusing!" atau mengancam, mengabaikan perasaan negatif anak yang sedang muncul, dan menentukan pemecahan solusi untuk anak secara sepihak. Semua reaksi itu, bisa ditebak, malah menjadi bahan bakar bagi pertengkaran lebih lanjut.

Salah satu kiat yang ditulis oleh positiveparenting.com, ketimbang bereaksi terhadap pertengkaran, orang tua lebih baik bersikap pro aktif, yakni berdiri di luar tanpa mental dan sikap menghakimi. Kadang anak membutuhkan kemampuan untuk menyelesaikan sesuatu sendiri. Oran tua dapat mengajari cara bernegosiasi setelah periode tenang kemudian. Ajari anak untuk berkata, "Saya akan beri kami ini untuk itu," Ini setidaknya membantu mereka belajar win-win solution, atau semua sama-sama dapat. Kemampuan ini sangat diperlukan saat anak-anak kembali bersitegang hingga di masa depan mereka kelak.

Hal lain yang dapat dilakukan orang tua ialah menunjukkan kepercayaan jika anak-anak mereka dapat menyelesaikan sendiri. Salah satu contoh ucapkanlah, "Saya lihat ada dua anak dengan satu boneka, dan saya percaya kalian dapat mengatur sendiri berdua sehingga kalian sama-sama senang saat bermain,". Tentu nyatakan kalimat itu dengan aura keyakinan dan tinggalkan ruangan. Anda akan terkejut bagaimana mereka saling berbagi.

Atau bisa juga orang tua merunduk ke level anak-anak, dan dengan penuh kasih sayang meminta barang yang menjadi pokok pertengkaran atau menenangkan mereka. Sering kali anak-anak akan memberikan mainan yang diperebutkan. Awalnya Carol DeVeny, pemilik pusat pengasuhan anak sehari ,skeptis dengan cara ini. Setelah dilakukan, ia menuturkan dua bocah balita itu pun berhenti berkelahi, dan memberikan mainan pada Carol seraya berkata, "Kami akan berbagi mama,". Mendengar itu Carol pun sampai menitikkan air mata.

Terakhir, orang tua mesti mengingat untuk mengakui dan menerima bentuk emosi. Segala bentuk perasaan itu boleh, tapi tidak semua aksi dan tindakan diperbolehkan. Orang tua bisa saja berkata, "Kamu marah dengan kakakmu karena ia merusakkan truk mu. Kamu bisa katakan itu dengan kata-kata, tidak dengan pukulan,". Catat selalu, perasaan buruk perlu dikeluarkan sebelum orang beralih ke perasaan lebih baik, dan ajarkan anak untuk melakukan.

Sebaliknya ketika orang tua bereaksi terhadap pertengkaran dengan kekerasan, mereka justru--dengan tidak cerdas--menjadikan saudara sebagai musuh. Lagi pula di masa depan, generasi muda lebih membutuhkan kemampuan bernegosiasi dan bekerjasama dalam urusan pekerjaan maupun pribadi. Orang tua dapat mengawali mengajarkan skill penting itu sejak usia anak-anak, dan berpikir perbedaan luar biasa yang dapat mereka raih dalam hidup mereka./it

Sumber: Republika.co.id

25 December, 2008

Orang Tua Bisa Membahayakan Anak Sendiri

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Betapa bodohnya sebagian orang tua di dunia ini! Bisa bayangkan seorang anak SD diperbolehkan mencoba senapan mesin? Saya punya keponakan berumur 8 tahun, dan saya tidak akan mengizinkan dia menggunakan pisau dapur karena dianggap terlalu tajam. Apalagi senjata api. Apalagi senapan mesin yang bisa tembakkan ratusan peluru per minit.
Saya tidak bisa bayangkan otaknya orang tua yang bisa begitu terbiasa dengan senjata api sehingga dia memberikan senapan mesin kepada anaknya yang masih duduk di bangku SD. Semoga senjata api tidak menjadi begitu umum di Indonesia.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

########

Christopher Bizilj, seorang anak berumur 8 tahun, wafat setelah menembak diri sendiri di kepala dengan sebuah senapan mesin merek Uzi (Uzi submachine gun). Pada pameran senjata api di Westfield, Massachusetts, Christopher diperbolehkan mencoba senapan Uzi untuk menembak sebuah labu.

Baik bapaknya maupun seorang pelatih berada di sekitarnya pada saat kejadian. Setelah kematian Christopher, anggota DPR di negara bagian Massachusetts mulai membuat UU baru yang akan melarang orang di bawah umur 21 tahun menggunakan senapan mesin. Kata seorang anggota kongres, hampir tidak bisa dipahami bahwa seorang anak berumur 8 tahun boleh memegang senapan mesin (belum ada larangannya).

Bapak Christopher mengatakan dia berdiri 10m di belakang Christopher pada saat kecelakaan tersebut di Machine Gun Shoot and Firearms Expo. Pak Bizilj mengatakan dia memperbolehkan anaknya mencoba senapan Uzi, yang bisa tembakkan ratusan peluru per minit, karena senapan itu dianggap tidak punya “recoil” yang tinggi. (Recoil adalah istilah yang berarti sebuah senapan akan loncat ke atas dan ke belakang yang disebabkan oleh ledakan peluru di dalam). Katanya, Christopher pernah memegang senapan biasa dan pistol, tetapi belum memakai senapan mesin sebelumnya.

“Ini sebuah musibah besar, dan saya tidak paham kenapa ini bisa terjadi,” kata Pak Bizilj, yang bekerja sebagai direktur rumah sakit. Polisi mengatakan bahwa ini adalah sebuah kejadian “penembakan yang tidak disengaja”, (dan hal itu berarti tidak akan ada yang perlu bertanggung jawab secara hukum). Walaupun begitu, mereka masih meyelediki apakah penyelenggara pameran tersebut mempunyai semua izin yang dibutuhkan.

Death at show fuels US gun debate
Story from BBC NEWS:

23 December, 2008

2 Pendapat Tentang Hukum Mengucapkan Selamat Natal

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Di artikel ini dari Ustadz Sigit Pranowo, Lc., ada penjelasan yang cukup lengkap tentang hukum mengucapkan “Selamat Natal”. Karena agak panjang, saya memberikan linknya saja di sini. Dijelaskan bahwa ada pendapat pro dan kontra dalam perkara ini.

Yang mengatakan haram, cenderung melihat dari sisi haramnya bagi kita untuk mengikuti ibadah dari kaum yang lain, dan juga haramnya meniru mereka. (Semua guru agama yang saya kenal setuju dengan pendapat haram).
Sebaliknya, ada pendapat halal bila hanya sebatas mengucapkan “Selamat Natal” dan tidak melakukan lebih dari itu. Pendapat ini didasari kebolehan orang Muslim berbuat baik kepada kaum dari lain agama, selama mereka berbuat baik dengan ummat Islam, tidak memerangi kita dan seterusnya. Tetapi juga dijelaskan bahwa orang yang mau mengucapakannya tidak boleh melebihi tindakan itu dan tambahkan lagi dengan mengikuti perayaan bersama, dan sebagainya.

Di artikel ini juga dibahas hukum untuk memakai topi Sinterklas. Perbuatan ini dikatakan haram karena berarti kita akan meniru satu bagian dari agama mereka. Tetapi juga dijelaskan bahwa seorang karyawan yang terpaksa memakainya boleh melakukannya (dengan istigfar) bila pilihan sebaliknya akan berarti dia akan dipecat dari pekerjaannya.

Saya secara pribadi (yang bukan ustadz) kurang setuju bahwa seorang karyawan bisa diperbolehkan memakai topi Sinterklas dengan begitu mudah. Saya paham bahwa maksud ustadz yang menulis artikel ini adalah untuk menjaga pekerjaan dari ummat Islam yang kerja di toko swalayan dll., di mana bos-bos mereka adalah orang Kristen. Karena itu, mereka dipaksakan memakai topi Sinterklas selama satu bulan, dan juga sangat mungkin mereka dipaksakan melakukan hal-hal yang lain, seperti mengucapkan “Selamat Natal” kepada kustomer, nyanyikan lagu Natal, dan menghadiri pesta “akhir tahun” (pesta Natal yang tersembunyi?) dengan semua karyawan.
Bagi saya, kalau salah satu dari hal ini bisa ditolak dengan alasan bertentangan dengan agama kita, seharusnya semuanya bisa ditolak juga. Atau minimal ada usaha awal untuk menolaknya, dan para karyawan tidak semudah itu angkat tangan dan mengatakan “Perintah dari bos, kita harus nurut!”

Misalnya, para karyawan yang Muslim bisa berkumpul dan sepakat untuk menolak perintah memakai topi Sinterklas tersebut. Kalau tidak berhasil dan bos tetap mau memaksakan mereka untuk memakainya, mereka bisa ambil tindakan lain seperti melaporkan bos ke Polisi, ke Komnas HAM, ke MUI dan sebagainya. Karyawan yang Muslim juga bisa mengirim surat ke koran (tanpa nama) dan menjelaskan kepada masyarakat bahwa mereka sangat tidak ingin memakai topi atau baju Sinterklas dan mohon dukungan dari masyarakat untuk ikut berkomentar/komplain terhadap perusahaan mereka.

Saya merasa sedih melihat hal ini terjadi terus-terusan setiap tahun, dan dari pengalaman saya di sini selama beberapa tahun, sepertinya perkara ini makin umum, bukan makin jarang. Seharusnya ada petunjuk yang tegas dari pemerintah bersama dengan MUI dan perwakilan dari semua Gereja, bahwa seorang pemilik usaha tidak berhak (dan juga tidak sopan) bila memaksakan karywan Muslim untuk memakai topi dan baju Sinterklas, dan melakukan kegiatan yang lain yang berhubungan dengan Natal.
Kalau keadaan sebaliknya terjadi, saya sangat yakin semua ustadz dan ahli agama Islam tidak akan setuju bila seorang bos yang Muslim memaksakan karyawan yang Kristen untuk memkai baju koko dan jilbab, dan mengucapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Arab pada hari raya agama Islam.

Karyawan itu tidak mencari pekerjaan di perusahan tersebut dengan tujuan mempermainkan aturan agama mereka menurut kemauan bos yang Kristen. Seharusnya karyawan yang Muslim dilindungi dari pemaksaan dalam ritual agama lain oleh bos mereka.

Baca artikel yang lengkap di sini:
Hukum Mengucapkan Selamat Natal

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

18 December, 2008

Buku baru: Dari Soekarno sampai SBY

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada buku baru yang dibahas di koran Kompas: Dari Soekarno sampai SBY: Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa, karya Prof Dr Tjipta Lesmana, MA.
Buku ini baru diluncurkan Penerbit Gramedia pada pertengahan bulan November 2008.
Berikut ini ada linknya ke Kompas, dengan sedikit dari teksnya. Silahkan mengikuti linknya untuk membaca seluruhnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

########

"Behind the Scene" Tingkah Laku Para Presiden Indonesia (1)

Di Seoul, Gus Dur menerima kunjungan kehormatan Perdana Menteri Korea. Kedua pemimpin negara duduk berdampingan. Perdana Menteri Korea berbicara kalimat demi kalimat yang diterjemahkan oleh seorang penerjemah. Rupanya, karena sangat lelah dan tidak menarik mendengarkan terjemahan, Gus Dur tertidur.
Laksamana geli bercampur malu. Anggota rombongan pun tersipu-sipu, tidak berani melihat wajah PM Korea. “Kita semua malu. Merah muka kita di hadapan Perdana Menteri Korea,” tutur Laksamana.
Habibie digambarkan sebagai pribadi yang terbuka, tetapi terkesan mau menang sendiri dalam berwacana dan alergi terhadap kritik. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga memiliki gaya yang sangat terbuka, demokratis, tapi cenderung diktator. Gus Dur sangat impulsif. Ia bisa tertawa terbahak, tetapi bisa juga menggebrak meja sekerasnya di depan komunikannya.
Megawati lain lagi. Meski dipandang cukup demokratis, pribadi Megawati dinilai tertutup dan cepat emosional. Ia alergi pada kritik. Komunikasinya didominasi oleh keluhan dan uneg-uneg, nyaris tidak pernah menyentuh visi misi pemerintahannya. Dan, tanpa diragukan lagi, tulis Tjipta, Megawati adalah seorang pendendam.
Selanjutnya, Susilo Bambang Yudhoyono digambarkan sebagai sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, tetapi selalu defensif terhadap kritik. Hanya, sayang, konsistensi Yudhoyono dinilai buruk. Ia dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.

"Behind the Scene" (2): Megawati Lebih Antusias Bicara Soal "Shopping"

Itulah Megawati. Berdasarkan penuturan Laksamana Sukardi, mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara, jika berdiskusi dengan pembantunya, lebih sering soal-soal ringan, seperti masakan, tanaman, dan shopping. Pembicaraan dengan topik itu bisa membuat diskusi dengan Megawati berlangsung lama. Namun, jika sudah menyentuh soal pekerjaan atau negara, daya fokusnya sangat terbatas. Konsentrasinya kurang cukup untuk terus-menerus fokus ke permasalahan. Hal ini menimbulkan kesan Megawati orang yang tidak mau repot dalam mengurus negara.
Mantan pentinggi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang kini hengkang dan mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan, Roy BB Janis, menuturkan dalam buku itu, dalam sidang kabinet, Megawati biasanya lebih banyak diam. Kalaupun angkat suara fungsinya hanya sebagai pengatur lalu lintas. Kalau ada dua menteri saling berdebat di sidang kabinet, Megawati hanya menonton, jarang memberikan pendapatnya sendiri atau menengahi keduanya meski perdebatan sudah berada pada tingkat "panas".

"Behind the Scene" (3): Gus Dur Menggebrak Meja Hingga Meraung-raung

Tjipta menyebut dalam bukunya Dari Soekarno sampai SBY: Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa, Gus Dur tidak bisa memisahkan statusnya sebagai kiai dan Presiden Republik Indonesia. Statusnya sebagai kiai bahkan kerap lebih menonjol daripada sebagai Kepala Negara. Akibatnya, komunikasi politik Gus Dur kacau. Sebagai kiai Gus Dur adalah sosok yang terbuka terhadap siapa saja, termasuk terbuka terhadap segala informasi yang dibisikan kepadanya. Celakanya, Gus Dur sering percaya begitu saja pada bisik-bisik orang tanpa pernah lagi mengeceknya. Gara-gara bisik-bisik ini pula ada orang kehilangan kesempatan emasnya berkarier di luar negeri.

"Behind the Scene" (4): Habibie, Presiden Pintar yang Tidak Pernah Mau Kalah

Habibie, menurut Tjipta dalam bukunya “Dari Soekarno sampai SBY: Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa”, adalah seorang extrovert. Gaya komunikasinya penuh spontanitas, meletup-letup, cepat bereaksi, tanpa mau memikirkan risikonya. Tatkala Habibie dalam situasi penuh emosional, ia cenderung bertindak atau mengambil keputusan secara cepat. Seolah ia kehilangan kesabaran untuk menurunkan amarahnya. Bertindak cepat, rupanya salah satu solusi untuk menurunkan tensinya. Karakteristik ini diilustrasikan dengan kisah lepasnya Timor Timur dari Indonesia.
Selanjutnya, bagaimana dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Tjipta menilai, SBY adalah sosok yang perfeksionis. Ia selalu tampil rapi dengan tutur kata yang tertata. SBY pasti sadar bahwa ia seorang pria yang dikaruniai Tuhan dengan wajah cukup ganteng, dan ia betul-betul memanfaatkan ketampanannya setiap kali tampil di depan pers. Seolah kegantengannya dan penampilannya yang dandy merupakan daya tarik tersendiri yang harus selalu ‘dijual’ kepada publik setiap kali ia tampil.
”Pakaian yang dikenakan—apakah berupa setelan jas atau batik—selalu berkualitas No. 1 dengan warna, motif, dan ukuran mantap, mencerminkan seleranya berbusana yang tinggi. Ketika itu ia mungkin lebih pas diberikan predikat sebagai ‘foto model’ atau ‘aktor’ daripada seorang ‘kepala negara’,” tulis Tjipta.

Penjaga sekolah tinggal di ruangan bawah tangga

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Saya baru tahu bahwa penjaga sekolah berhak mendapatkan rumah tinggal yang berada di lokasi sekolah, atau berdekatan dengan sekolah, supaya dia bisa menjaganya 24 jam.
Dari 1.289 rumah yang disediakan untuk penjaga sekolah, 284 dihuni oleh orang lain.
Selain itu, ada juga 160 rumah yagn disediakan untuk kepala sekolah dan guru yang juga dihuni orang lain. Dan yang paling parah adalah fakta bahwa 1.744 dari 2.082 rumah yang dimiliki Dinas Pendidikan Dasar Jakarta (Jakarta Elementary Education Agency), telah dihuni oleh orang lain secara ilegal.
Kok bisa???
Pak Puji, seorang penjaga sekolah yang dibahas di dalam artikel ini, tinggal di dalam ruangan berukuran 8m x 8m, di bawah tangga, bersama dengan isterinya dan 3 anak. Rumah dinasnya diambil oleh seorang guru, dan belum mau dikembalikan sampai sekarang. Tetapi guru tersebut telah berjanji selama 4 tahun bahwa dia akan pindah supaya Pak Puji bisa dapat haknya.
Kasihan sekali.
Mungkin lebih baik Pak Puji mengubah namanya menjadi Puji Potter (kaya Harry Potter yang juga tinggal di bawah tangga).

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

Read the article here:

School groundskeeper lives in small room under stairs
City News - December 17, 2008
The Jakarta Post, Jakarta

Puji moved from his home in Parung, Bogor, to Cipete, South Jakarta, to work as a school groundskeeper at a state elementary school four years ago. He was told that he would be provided accommodation in an house on the school's grounds.
Four years have passed since his arrival at the school, and instead of living in the house, he has been living in a small, 8-square-meter room under the school's stairway with his wife and three children.

17 December, 2008

Bush dapat lemparan sepatu, orang Iraq dapat bom dan perang



Assalamu’alaikum wr.wb.,

Pada satu sisi, ada orang yang menilai tindakan Muntazer al-Zaidi yang lemparkan kedua sepatunya pada kepala George Bush sebagai tindakan tidak sopan. Tetapi di sisi lain, tindakan tersebut seharusnya dilihat dari pandangan orang Iraq. Selama bertahun-tahun warga Iraq menderita di dalam keadaan perang yang diciptakan oleh Bush.
Diperkirakan lebih dari 1 juta orang yang telah dibunuh dalam perangnya Bush di Iraq.
Diperkirakan ada lebih dari 5 juta anak yang menjadi yatim dan yatim piatu karena perang Bush.

Rumah orang Iraq dibom. Rumah orang Iraq dimasuki pasukan bersenjata di tengah malam; kalau melawan, bisa ditangkap atau ditembak. Warga Iraq merasa takut keluar dari rumah. Orang tua takut kirim anak ke sekolah. Air sering mati. Listrik sering mati. Semua bentuk pelayanan dari pemerintah telah hilang. Itulah yang diberikan Bush kepada warga Iraq. Dan dia berharap mereka akan berterima kasih dan menunjukkan kasih sayang kepadanya?
Banyak rumah sakit kehabisan obat dan perlengkapan lain. Banyak sekolah dalam keadaan rusak. Banyak anak putus sekolah karena sekolahnya rusak, sekolahnya di daerah tidak amam, atau bapaknya wafat dan karena itu mereka terpaksa cari nafkah hidup sendiri.
Semuanya disebabkan oleh Bush.

Pemerintah AS telah menghabiskan ratusan milyar dolar (uang pajak dari warga Amerika) untuk membangun kembali fasilitas umum di Iraq. Tetapi mereka tidak membangun fasilitas baru; uang itu dihabiskan untuk membangun semua fasilitas yang sudah ada sebelumnya, yang telah mereka rusakkan sendiri dengan bom-bom mereka! Kerjaan itu juga makan waktu bertahun-tahun, dan belum selesai sampai sekarang. Masih banyak orang yang tidak dapat listrik dan air karena Amerika belum membangun kembali semua jaringan yang telah mereka hancurkan di Iraq.

Lalu bahaya apa yang paling besar yang dihadapi Bush selama 8 tahun pemerintahan dia dan 6 tahun perang di Iraq? => Dua sepatu. Itu saja.
Sayang pemimpin dunia yang lain tidak mau menggunakan kesempatan ini untuk mengritik Bush dan memaksakan dia bertanggung jawab atas kerusakan yang telah dia ciptakan di Iraq.
Di dalam berita, dilaporkan bahwa Bush tidak merasa marah atas lemparan sepatu tersebut, dan sudah memaafkan. Mungkin di dalam otak Bush, ada pikiran “Saya tidak kena lemparan sepatu kamu, tetapi kamu kena perang saya. Saya menang!”
Sayangnya, ada juga berita bahwa wartawan tersebut telah dianiaya dalam tahanan. Tetapi ada berita lain, bahwa dia sudah diberikan penghargaan dari Libya, dan sudah disiapkan 200 pengacara untuk membelanya di pengadilan.

Sayangnya, tidak akan ada pengadilan yang serupa untuk Bush. Begitulah “keadilan” versi Amerika. Yang lempar sepatu masuk penjara, yang lempar bom ketawa saja dan tetap bebas.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene


Baca:

Muntazer al-Zaidi, Si Wartawan Pemberani Itu

Putri Presiden Libya Beri Bintang Penghargaan Wartawan Pelempar Bush

Minta info pesantren di daerah Garut, Jakarta Selatan, Tangerang

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Ada seorang teman yang punya keponakan yang bermasalah. Anak ini berumur 15 tahun, dan dari kecil tidak diinginkan oleh orang tuanya. Dia dibesarkan oleh keluarganya (ibu, nenek, tante, dll.), tetapi tidak begitu dipedulikan oleh mereka.
Dia sudah dikeluarkan dari SMP karena perbuatan nakal.
Belakangan ini, dia datang dari Garut dan tinggal bersama Tante dan Om di Jakarta. Tetapi karena perbuatan yang tidak bisa diterima (mengganggu kerukunan keluarga) dia dikeluarkan dari rumah tante juga.
Sekarang dia tidak punya tempat tinggal yang jelas. Ibu kandungnya bersikap tidak peduli, dan Om sama Tante di Jakarta Selatan mau membantu, tetapi tidak bisa mengurusnya di rumah.

Karena itu, mereka minta bantuan kalau ada yang bisa kasih referensi tentang sebuah pesantren di sekitar Garut atau di Jakarta Selatan s/d Tangerang (yang terjangkau dari Cinere naik mobil).

Yang dibutuhkan adalah pesantren yang terbiasa/sanggup menerima anak yang bermasalah. Dan sangat dibutuhkan pesantren yang bisa mendidik tanpa kekerasan. Anak ini menjadi bermasalah karena sering dihukum, dipukul atau diabaikan, dan dia mengatakan kepada tantenya bahwa selain tante, tidak pernah ada orang dewasa yang menunjukkan kasih sayang dan cinta kepadanya.

Mereka sangat ingin membantu anak ini sebelum dia menjadi seorang kriminal atau orang yang tidak bermoral. Tetapi harus dengan cara yang lembut, islamiah, dan bukan lewat pemukulan.

Apakah ada teman yang bisa memberikan rekomendasi tentang pesantren yang cocok?
Dan kalau ada info, perlu bayar berapa per bulan (karena mungkin tantenya yang harus bayar juga). Kalau biaya per bulan di atas 500.000, sudah terlalu mahal bagi mereka.

Kalau ada yang bisa kasih informasi, tolong balas ke email saya, dan saya akan berikan kepada tante tersebut.
Dibutuhkan secepatnya, minggu ini.
Terima kasih sekali kalau ada yang bisa bantu.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

16 December, 2008

Korban Kekerasan Guru, Pindah Sekolah

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Saya tidak bisa paham berita ini. Kalau benar terjadi seperti yang diberitakan (baru sekilas saja yang dilaporkan) anak yang menjadi korban kekerasan di tangan guru di SDN 05 Pondokbambu malah dibujuk untuk pindah sekolah.
Kenapa bukan guru yang dikeluarkan dan diberhentikan dari pekerjaannya sebagai guru? Minimal guru itu bisa diwajibkan cuti dulu (suspension), dan dilarang masuk sekolah sebelum kasus ini diselediki.
Kenapa si anak yang menjadi korban yang harus tinggalkan semua temannya dan lingkungan sekolah yang dia kenal?

Kalau anak tersebut merasa trauma dan mau pindah, oke, setuju, karena itu hak dia. Tetapi ternyata, pemindahan tersebut dipaksakan kepada anak itu sebagai “solusi” dari Kantor Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur.
Hebat!
Korban yang “diusir”.

Saya juga tidak bisa paham sama sekali ada seorang perempuan yang sanggup memukul seorang anak kecil di muka, sehingga dua gigi rontok, hanya gara-gara “TIDAK LANCAR MEMBACA PELAJARAN BAHASA INDONESIA”.
Sungguh tidak masuk akal. Sudah berapa lama ibu ini menjadi “guru”? Berapa banyak anak yang pernah “diajar” oleh dia?
Kalau ada anak yang menjadi korban kekerasan seperti ini, saya sangat yakin bahwa ini bukan kasus yang pertama yang terjadi (dengan guru yang sama), tetapi hanya kasus pertama yang berhasil masuk berita karena ada laporan polisi.

Apakah tidak ada yang bersedia melindungi anak sekolah di bangsa ini?

Bagaimana dengan nasib ribuan anak lain di kota ini, atau ratusan ribu (atau jutaan?) anak sekolah yang lain di bangsa ini yang juga menjadi korban kekerasan di sekolah (ataupun di rumah) dan tidak ada yang berusaha untuk melindungi mereka?
Mau jadi apa bangsa ini kalau anak kecil yang beriman kepada Allah tidak bisa berkembang dengan selamat di rumah dan di sekolah?

Buat apa kita punya pemerintah kalau anak kecil menjadi korban terus dan tidak ada yang membantunya?
Kapan anak bangsa bisa mendapatkan pemerintah yang layak, yang lebih peduli pada nasib anak bangsa?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

########

Korban Kekerasan Guru, Pindah Sekolah
Selasa, 16 Desember 2008 | 1:56 WIB

JAKARTA | SURYA Online - Slamet Ramadhani (8), murid kelas 3 SDN Pondokbambu 05 Petang, Jakarta Timur, yang dilaporkan menjadi korban kekerasan guru, dipindah ke SDN Pondokbambu 01 Pagi. Dalam penyelidikan kasus penganiayaan itu, dua murid teman sekelas Slamet sudah dimintai keterangan oleh polisi.

Jumadi (34), kakak Slamet, mengatakan, adiknya tidak lagi bersekolah di SDN 05. “Sabtu kemarin, guru SD 01 datang ke rumah dan menawarkan agar adik saya pindah ke SDN 01,” ucap Jumadi saat dihubungi melalui telepon, Senin (15/12).

Setelah dibujuk, Slamet mau pindah. Senin ini anak bungsu dari delapan bersaudara itu bersekolah di SDN Pondokbambu 01. Tapi, Slamet masih trauma dan takut jika bertemu Ny Pilem Surbakti, guru yang menganiaya hingga giginya rontok.

Seperti diberitakan (Warta Kota, 13/12), Pilem Surbakti, guru kelas 3 SDN Pondokbambu 05 Petang, dilaporkan ke polisi karena menganiaya Slamet hingga dua buah gigi atas patah dan bibir bawah sobek. Slamet dianiaya karena tidak lancar membaca pelajaran bahasa Indonesia.

“Tadi pagi dia diantar ke sekolah, tapi pulang bareng temannya. Adik saya sudah senang lagi karena bisa sekolah. Lagi pula dia sudah kenal dengan beberapa teman kelas 3 SD 01, jadi nggak terlalu masalah,” ucap Jumadi.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsektro Durensawit Iptu Jumadi mengatakan, polisi belum memanggil Pilem Surbakti karena harus mencari saksi dan mengumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu. Sampai saat ini polisi baru memeriksa dua orang saksi. Keduanya adalah teman sekelas Slamet. Kemungkinan jumlah saksi akan terus bertambah. “Sebentar lagi dia (maksudnya Pilem Surbakti—Red) akan segera kami panggil,” ucap Jumadi.

Kasus penganiayaan yang dilakukan Pilem kepada anak didiknya juga menjadi pembicaraan Kantor Suku Dinas Pendidikan Dasar (Sudin Dikdas) Jakarta Timur. “Ya saya sudah mendengar berita itu,” ucap Zaenal Soleman, Kepala Sudin Dikdas Jaktim. Dinas Dikdas DKI juga telah menurunkan tim khusus untuk mengusut kasus itu.

Proses pemindahan Slamet ke SDN Pondokbambu 01 merupakan salah satu langkah yang dilakukan Sudin Dikdas Jakarta Timur. Pihak Sudin Dikdas Jaktim kini masih menunggu hasil penyelidikan Tim Bina Aparatur Pegawai Dinas Dikdas DKI. Hasil penyelidikan ini akan menentukan sanksi apa yang akan dijatuhkan kepada buat Pilem Surbakti.

“Kasus ini menyangkut tentang kedisiplinan pegawai. Kalau memang terbukti bersalah dan hasil penyelidikan tim memang dia (maksudnya Pilem Surbakti—Red) tidak layak lagi jadi guru, ya bisa saja diberhentikan,” tandas Zaenal.

Pilem Surbakt yang didampingi Trimo, Kepala SDN Pondokbambu 01 Pagi yang juga sebagai pelaksana harian Kepala SDN Pondokbambu 05 Petang, dan beberapa guru lainnya, membantah semua tudingan itu. warkot/ded

Sumber: Surya.co.id

Guru Tampar 18 Siswanya Bergiliran, Terekam Ponsel Berkamera Video Seorang Siswa

[ Jum'at, 12 Desember 2008 ]

GORONTALO - Guru matematika SMK Negeri 3 Gorontalo menampar 18 siswanya bergiliran. Perbuatan Awaludin Korompot, nama guru tersebut, itu terekam dalam ponsel bervideo milik salah seorang siswa sekolah tersebut.

Dalam rekaman video berdurasi 67 detik itu, tampak satu demi satu belasan siswa tersebut menghadap Awaludin untuk mendapatkan tamparan di wajah. Setelah ditampar, mereka masuk ke kelas.

Belum diketahui kapan kejadian itu berlangsung. Yang pasti, rekaman tersebut dengan cepat beredar lewat ponsel bervideo. Ketika salah seorang guru sekolah itu menemukannya, pihak sekolah langsung mengadakan razia untuk menghapusnya.

Namun, rekaman tersebut ternyata sempat beredar di luar sekolah tadi dan sampai ke anggota DPRD Gorontalo. Bahkan, Wali Kota Gorontalo Adhan Dambea pun sudah sempat melihatnya. "Saya akan beri sanksi yang setimpal dengan perbuatannya," janji Adhan.

Di hadapan Ketua Komisi A Johny Dama yang memanggilnya kemarin (11/12), Awaludin mengaku khilaf. Dia menuturkan bahwa peristiwa tersebut berlangsung pada 15 November lalu. "Saya kesal karena banyak siswa yang beteriak-teriak di dekat kelas tempat saya mengajar,'' dalihnya.

Plt Kepala SMKN 3 Kota Gorontalo Amir Kunuti ikut merasa tercoreng dengan perbuatan anak buahnya itu. Setidaknya, gara-gara ulah Awaludin, dia harus ikut dicecar berbagai pertanyaan. (GP-79/GP-74/GP-78/jpnn/ruk)

Sumber: Jawapos.co.id

BNN: 1,1 Juta Pemuda Indonesia Pengguna Narkoba

By Republika Contributor
Senin, 15 Desember 2008 pukul 22:40:00

BANDA ACEH--Berdasarkan hasil penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat sekitar 1,1 juta pelajar dan mahasiswa Indonesia terlibat penyalahgunaan narkoba.

"Tingginya angka ini karena rumitnya penanganan masalah narkoba dan juga didorong oleh pesatnya ilmu pengetahuan, teknologi, transformasi,farmakologi dan teknologi informasi, maka semakin sulit mengatasi masalah ini," kata Kapus Cegah Lakhar Anang Iskandar saat penyuluhan narkoba kepada 200 pelajar SLTA di Banda Aceh, Senin.

Menurut Anang, BNN beserta jajarannya bersama-sama menangulangi bahaya penggunaan narkoba dengan cara menurunkan "demand and supply".

"Kita juga memberikan penyadaran kepada seluruh masyarakat yang rentan terhadap pengaruh penyalahgunaan narkoba supaya mereka memahami dan menemukan cara menolak, menghindari bahkan melawan peredaran gelap narkoba yang ada dilingkunganyya," kata Anang.

"Melalui kegiatan alternatif, Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), BNN mengharapkan agar para insan terdidik dapat menggali potensinya dalam mengaplikasikan kreasi dan gaya hidup sehat tanpa narkoba," katanya.

Sebelum penyuluhan P4GN bagi 200 SLTA tersebut, BNN Pusat selama 10 menit memutarkan film tentang bahaya narkoba dan jenis-jenis narkoba serta akibat dari penyalahgunaan narkoba .

Dalam penyuluhan itu juga ditampilkan atraksi sejumlah kegiatan siswa sebagai bentuk lain dari kegiatan menghidari penyalahgunaan narkoba. ant/pt

Sumber: Republika.co.id

15 December, 2008

Tak Ada Makanan, Warga Gaza Makan Rumput

Senin, 15/12/2008 09:32 WIB

Kesengsaraan warga Palestina di Gaza akibat blokade rezim Zionis Israel sudah mencapai puncaknya. Seorang ibu dan anak-anaknya di Gaza terpaksa makan rumput untuk bertahan hidup, karena mereka tidak punya apa-apa lagi yang bisa dimakan.
"Ketika kami tidak menemukan makanan apapun, rumput-rumput inilah yang menjadi makanan kami," kata Jindiya Abu Amra, ibu dari delapan anak, sambil menunjuk rumput-rumput liar yang tumbuh di jalan-jalan di Jalur Gaza.

Pada surat kabar Sunday Times Abu Amra bercerita, setiap pagi, ia bersama seorang anak perempuannya bernama Rabab yang berusia 12 tahun mencari jeni rerumputan yang bisa mereka makan. "Inilah makanan kami hari ini, khobbeizeh," kata Abu Amra, 43, sambil memperlihatkan sejenis daun-daunan yang tumbuh liar di jalan.

Sejumlah pejabat bantuan kemanusiaan PBB membenarkan bahwa banyak warga Gaza yang sekarang makan rumput karena ketiadaaan bahan makanan. Bencana kelaparan telah terjadi di Jalur Gaza, wilayah Palestina yang berpenduduk sekitar 1,6 juta jiwa.

"Dua minggu yang lalu, untuk pertamakalinya setelah 60 tahun, kami kekurangan bahan makanan. Biasanya ada 70 sampai 80 truk yang datang setiap hari. Tapi sekarang hanya 15 truk yang datang, itupun kalau perbatasan-perbatasan dibuka," kata John Ging, direktur bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza.

Saat ini, persediaan bantuan makanan UNRWA untuk rakyat Gaza hanya cukup untuk empat hari saja. Rakyat Gaza makin menderita dengan ketiadaan bahan bakar. Mereka harus mencari kayu atau plastik yang bisa dibakar agar bisa memasak.

"Setiap hari, saya mencari kayu dan plastik sebagai bahan bakar," kata Abu Amra, yang harus berjuang menghidupi keluarganya karena suaminya sudah berbulan-bulan tak mendapat kerja.

Abu Amra bahkan harus merelakan perabot di rumahnya untuk menjadi bahan bakar. Terakhir, keluarga ini harus merelakan lemari satu-satunya untuk dijadikan kayu bakar agar tubuh mereka hangat dari serbuan cuaca musim dingin di Gaza.

Israel bukan hanya melarang bahan makanan masuk ke Gaza, tapi juga memblokade pasokan bahan bakar. Sebagian warga Gaza mendapatkan bahan bakar dan gas untuk memasak yang diselundupkan dari Mesir dan harganya juga sangat mahal.

Dunia internasional termasuk PBB, hanya berani mengecam Israel tanpa berani menindak tegas Israel yang sudah hampir setahun memblokade Gaza sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan terburuk di wilayah itu. (ln/iol)

Sumber: EraMuslim.com

13 December, 2008

Hati-hati tinggalkan anak sendirian di rumah…

Hobi Nonton Video Porno, Bocah Perkosa Bocah

Sabtu, 06/12/2008 17:14 WIB
Steven Lenakoly – detikSurabaya

Surabaya - Gara-gara hobi menonton video porno, bocah asal kawasan Tanah Merah berinisial CMA (13) memperkosa tetangganya yang masih berumur lima tahun. Parahnya, kejadian itu dilakukan di rumahnya sendiri.

Korban sebut saja Melati. Sehari-hari, pelaku adalah murid SMP di kawasan Kenjeran dan mempunyai kebiasaan melihat video porno di rumahnya sendiri atau terkadang di rumah teman-temannya.

Saat 26 November lalu, bocah tersebut ingin bercinta setelah melihat video porno. "Pelaku pun melihat korban sedang bermain di depan rumahnya," ucap Kapolsek Kenjeran, AKP Slamet Sugiarto kepada wartawan di Mapolsek Kenjeran, Jalan Nambangan, Sabtu (6/12/2008).

Setelah melihat ada korban di depan rumahnya, dalam benak CMA muncul niat busuk. Dia memanggil bocah ingusan itu untuk bermain di rumahnya yang saat itu dalam keadaan kosong. Setelah diajak, korban lantas diajak masuk ke kamar.

Di dalam kamar itu, korban diminta menanggalkan bajunya dan bugil. Setelah melihat Melati bugil, CMS menggerayangi tubuh mungilnya. Payudara korban diremas-remas. Usai menggerayangi tubuh korban, dia berhubungan intim hingga mengeluarkan sperma.

"Peristiwa kedua yakni tanggal 29 November. Modusnya sama dengan kejadian pertama," tambahnya.

Perbuatan bejatnya baru diketahui saat korban kesakitan saat kencing. Korban pun melapor ke orang tuanya dan mengaku telah diperkosa oleh CMA yang tak lain adalah tetangganya sendiri.

Kepada polisi, pelaku mengaku ada satu korban lainnya yang juga tetangganya mengalami hal yang sama yakni sebut saja Rose (7). Baik Rose dan Melati pun akan menjalani visum di RSU dr Soetomo.

Pelaku sendiri akan dikenakan UU No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman hingga 5 tahun.(stv/fat)

Sumber: Surabaya.Detik.com

12 December, 2008

Memukul Anak Bukan Sunnah Nabi 2

Assalamu’alaikum wr.wb.,

[Diskusi tentang hukum memukul anak dilanjutkan di milis pendidikan. Ada yang kirim karya ilmiah, yang mengatakan boleh memukul anak kalau tujuannya adalah memperbaiki suatu kesalahan dari si anak. Ini tanggapan saya di milis. –Gene]

Mohon maaf, saya merasa kurang puas dengan tulisan ini, walaupun yang menulis punya gelar PhD. Dari semua pembahasannya yang diawali dari pemukulan bagi anak yang tidak shalat, tanpa secara spesifik membahas manfaatnya di dalam persoalan yang lain, tiba-tiba pada poin nomor 6 ada tulisan ini:

**6- Jika kesalahan anak adalah untuk pertama kalinya, hendaknya ia diberi kesempatan untuk bertaubat dari perbuatan yang telah dilakukan atau memberinya kesempatan untuk minta maaf tanpa memberikan hukuman, dan berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya itu.**

Berawal dari pembicaran yang lebih berfokus pada cara mendidik anak dalam shalat, pada poin ini pintu dibuka lebar dan pembaca dipersilahkan menggunakan pukulan dalam pendidikan tanpa menjelaskan kasus2 di mana pukulan itu boleh dan perlu, dan mana yang tidak boleh atau belum perlu. Yang penting di dalam poin ini, ada KESALAHAN ANAK yang mau dikoreksi.

Juga sangat penting di sini untuk memahami bahwa perkembangan akal anak terjadi secara bertahap. Dan kalau anak bisa “bertaubat” dari perbuatan X pada bulan ini, sama sekali tidak menjamin bahwa hal tersebut tidak akan terulang lagi di masa depan. Malah, justru sangat mungkin bahwa kesalahan tersebut akan terulang lagi pada suatu waktu. Lalu, apa manfaatnya pukulan? Kalau setelah dipukul berkali-kali, hal tersebut masih dilakukan, mau dilanjutkan ke tahap apa yang lebih keras dari pemukulan?

Lalu ada poin nomor 7:

**7- Sebelum menjatuhkan hukuman, orang tua hendaknya memeriksa terlebih dahulu apa jenis kesalahan anak. Hindari hukuman pemukulan terhadap kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Janganlah kamu memukul anak karena memecahkan wadah. Sesungguhnya wadah itu memiliki batas akhir (ajal) seperti halnya ajalmu.”**

Jadi, dari diskusi seputar pemukulan untuk mendidik anak agar shalat (di atas usia 10 tahun), sekarang orang tua dan guru diizinkan memukul dalam keadaan apapun, sesuka hati orang tua, selama dia menilai ADA KESALAHAN ANAK yang dilakukan dengan sengaja.
Yang jelas di sini, ada pembicaraan tentang “kesalahan anak”. Tetapi apa artinya?
Kesalahan yang disengaja; kesalahan yang tidak disengaja? Apa bedanya?

Kalau anak tidak mengerjakan PR untuk sekian kalinya karena sibuk dengan hal yang lain (seperti main game), apakah itu sengaja atau tidak sengaja? Kalau orang tua atau guru menilai sengaja, anak boleh dipukul untuk mendidik? Dari kapan PR diberikan status yang setara dengan shalat (karena pembicaraan sebelumnya terbatas pada memukul kalau tidak shalat saja)? Ketentuan itu dari siapa?
Dan kalau gurunya galak atau jahat, dan sengaja memberikan PR yang berlebihan, dan PR tersebut makan banyak sekali waktu dan sangat membosankan, apakah guru atau orang tua masih berhak memukul anak 10 kali untuk mendidik?
Kenapa? Dari mana dapat dalil untuk memukul anak dalam kasus tersebut? Bagaimana kalau anak itu main game biar tidak bisa mendengarkan orang tua yang ribut di kamar sebelah? Apakah anak masih perlu dipukul oleh gurunya? Benar? Apakah itu Islam?
Orang tua anak ribut terus karena mau cerai, anak main game biar tidak depresi, lupa PR, lalu dipukul setiap minggu oleh gurunya supaya menjadi “lurus”?
Alhamdulillah anak ini ditangani oleh guru yang bersedia “memukul untuk meluruskan”. Anak itu pasti senang “diluruskan” oleh guru tersebut dan merasa lebih baik karena ada pemukulan tersebut!

Justru yang saya tangkap dari kutipan di atas, si penulis sudah setuju bahwa anak boleh2 saja dipukul dengan tujuan mendidik, dalam keadaan apapun, dan dia mencari dalil yang bisa dimanfaatkan untuk membenarkan pemukulan tersebut.
Lalu setelah membaca karya ilmiah ini, para kyai dan ustadz di pesantren merasa benar kalau mereka memukul santrinya ketika salah dalam membaca ayat al Qur'an. Karena dari tulisan tersebut kita mendapat suatu prinsip: ada “kesalahan”, ada pemukulan! Apakah benar? Apakah itu yang dicontohkan dan diinginkan oleh Nabi kita Muhammad SAW?

Saya sudah berkali-kali dapat kabar dari teman-teman saya yang lulus dari pesantren. Katanya mereka semua sering dipukul oleh ustadz dan kyai karena salah baca ayat Al Qur’an (dan alasan-alasan lainnya). Ternyata, itu dihitung sebagai KESALAHAN dan dengan tujuan mendidik, mereka dipukul. Hasilnya apa?
Apakah 100% dari mereka jadi lebih paham Islam dan mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat karena dipukul?
Apakah 100% dari mereka menjadi orang sukses karena dipukul?
Apakah mereka menjadi lebih menghargai kyai dan lebih sungguh-sungguh dalam belajar karena dipukul?
Apakah tidak ada cara yang lain?
Atau hanya ada satu cara untuk mendidik, yaitu memukul?

Saya ingin bertanya, sahabat mana yang pernah dipukul oleh Nabi Muhammad SAW pada saat mereka belajar membaca ayat-ayat Al Qur’an? Apakah ada satupun?
Kalau pada saat mereka sedang belajar, ternyata Nabi SAW tidak pernah memukul, KENAPA hal seperti itu malah bisa menjadi budaya di dalam pesantren Indonesia? Contoh itu dari siapa?

Dan karena ada tulisan ilmiah seperti yang dikutip di atas, para guru agama dibuat merasa benar dalam memukul murid-muridnya, selama mereka bisa menemukan sebuah “kesalahan” yang mau diluruskan (selain shalat yang ditinggalkan).
Apakah itu pendidikan yang islamiah? Kalau iya, kenapa Nabi kita tidak mencontohkan dari awal dengan memukul para sahabat biar mereka bisa belajar dengan cara yang “benar”?

Pada saat saya mulai membaca Al Qur’an, sangat sulit bagi saya karena belum pernah membaca bahasa Arab sebelumnya dan saya baru masuk Islam beberapa bulan. Karena orang yang mengajar saya saat itu juga sering memukul saya (saya ditampar), saya langsung menjadi jenuh dan kesal dan berhenti belajar selama bertahun-tahun. Sebagai seorang guru dan juga seorang pesilat, saya tidak bisa terima kalau dipukul pada saat saya sedang berusaha melakukan suatu tugas akademis yang terasa sangat berat.
Tetapi kata dia, memang begitulah di pesantren: salah baca, dipukul. Jadi kalau memukul itu benar, seharusnya berhasil dengan saya dan membuat saya lebih semangat untuk menjadi benar dalam bacaan saya. Ternyata, saya malah jadi tidak suka membaca Al Qur’an dan tidak mau diajar oleh orang lain sampai beberapa tahun lamanya.

Dalam hati saya, kalau Al Qur’an hanya boleh dibaca dengan 100% sempurna, sekalipun oleh orang yang baru masuk Islam dan belum tahu bahasa Arab, dan kalau salah baca harus dipukul, maka lebih baik bila saya tidak baca Al Qur’an sama sekali!
Ini salah satu hasil nyata dari sistem pemukulan dalam pendidikan.

Apakah anda yakin bahwa kita yang dewasa bisa membenarkan pemukulan dalam semua kasus, dengan tujuan mendidik, dan hasilnya akan selalu memuaskan untuk semua anak? Kalau ternyata justru membuat sekian persen siswa membenci pelajaran tersebut, atau membenci orang yang memukul, menjadi depresi atau stres, maka anda harus tetap bertanggungjawab. Anda tidak boleh mengatakan pada anak yang tidak tahan “Pemukulan itu berhasil untuk anak yang lain, jadi nasib buruk yang kamu sendiri rasakan bukan urusan kita! Kamu harus tetap dipukul.”

Itu bukan pendidikan! Dan itu juga bukan contoh dari Nabi kita Muhammad SAW yang sangat lembut dengan anak dan semua sahabatnya (santrinya).
Nabi Muhammad SAW tidak pernah memukul dan bahkan tidak pernah menghardik!

Anda mau ambil contoh pendidikan yang baik dan islamiah dari mana?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene 

Artikel Lain Tentang Pemukulan Terhadap Siswa dan Anak 







 

11 December, 2008

Earlier morning classes

(Letter to Jakarta Post. Published on 11 December, 2008)

Page four of The Jakarta Post's Nov. 28 edition was very interesting reading, especially for anyone who likes to connect dots. At the top of the page was an article titled, "City proceeds with plan to change school time".

This article explained that the city was planning to ignore protests and criticisms of their plan to force small children to go to school earlier in the morning. They considered that making children start school at 6.30 a.m. instead of 7.00 a.m. will help solve the traffic problems in Jakarta. (As if the traffic congestion was their fault!)

Below that was another article titled, "Many kids in city too short for age". This article said that 20 percent of students in one school that was studied were malnourished. Especially interesting was this: "The lack of emphasis on eating a healthy breakfast every day is one reason for malnutrition. Ali said that kids today prefer to have a snack at school instead of eating a proper breakfast."

It occurs to me that perhaps one of the reasons why many kids might not be eating a proper breakfast at home with their parents is lack of time in the morning. With an ordinary household having between 2 and 6 children, time is in short supply in the mornings, especially with everyone, including parents, trying to use the bathroom and get ready to leave the house. And, as every parent knows, getting children to eat in a hurry is never easy.

So, the brilliant plan of Governor Fauzi Bowo is to give parents and their children even less time to get ready in the mornings? With 20 percent of students in Jakarta already malnourished, possibly due to their lack of time to eat a decent breakfast, I wonder what percentage of half-starved children the governor would consider a problem before he started looking for more intelligent solutions.

Thirty percent? Fifty percent? The previous governor Sutiyoso has already presented us with a rate of 20 percent malnourishment among the city's children after his ten years in power. Congratulations.

I wonder what percentage of malnourished children Governor Fauzi Bowo is hoping to create for the city before he leaves office?

GENE NETTO
Jakarta

Source: TheJakartaPost.com

Rencana untuk tahun depan

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Sudah ada beberapa orang yang bertanya tentang kerjaan saya sekarang dan rencana untuk tahun depan. Saat ini saya sedang mencari uang untuk visa kerja, dan ada yang bertanya kenapa harus cari sendiri, jadi sekarang saya mau jelaskan semua rencana saya sekaligus, biar tidak perlu diulang terus lewat email.
Berikut ini, ada beberapa rencana saya untuk tahun depan.

1. Mendirikan Perushaan Media (Bersama Teman) Untuk Terbitkan Buku Dan Lain-Lain

Saya sudah siap mendirikan perusahaan media kecil dengan seorang teman. Tujuannya, kami ingin menjual buku dan lain-lain seperti buku anak, mainan anak, kaset, vcd, dsb.
Produk pertama yang ingin kami jual adalah buku pertama saya: Mencari Tuhan, Menemukan Allah. Perusahaan ini akan didirikan di bawah Yayasan Darul Qur'an yang dibuat oleh guru saya KH Masyhuri Syahid. Niat kami adalah membuat sebuah perusahaan yang bisa menghasilkan profit yang baik, yang kemudian akan digunakan untuk kegiatan sosial, seperti santunan anak yatim dan anak miskin.
Kalau kami mendirikan sebuah yayasan saja, berarti nanti kami akan sibuk mencari sumbangan. Daripada begitu, kami ingin mendirikan PT yang bisa menghasilkan uang tersebut, sehingga kita bisa mengurus anak yatim tanpa harus cari dana terus.
Untuk sementara ini, kami menggunakan nama DQ Media (karena berdiri di bawah Yayasan Darul Qur'an), tetapi kami masih membahas nama-nama yang lain juga.
Ada yang mau kasih usul untuk nama?

2. Mencari Rp 20 Juta Untuk Membuat Visa Kerja Baru

Visa saya dari MUC (perusahan yang sponsori saya selama 3 tahun ini) berkahir pada Januari 2009, jadi saya harus membuat yang baru. Daripada menjadi karyawan lagi, di mana waktu saya tidak bebas, saya ingin bekerja untuk diri sendiri supaya ada banyak waktu kosong untuk mengerjakan proyek pilihan saya.
Biaya untuk visa hanya beberapa juta, tetapi ditambah dengan biaya $US 1.200 yang harus dibayar ke Depnaker setiap tahun. Jadi setiap perusahaan yang mensponsori orang asing untuk kerja di sini, harus bayar $US 1.200 setiap tahun, ditambah biaya visa kerja, sekitar Rp 8 juta, yang menjadi total sekitar 20 juta.
Karena tahun depan saya mau kerja sendiri, di perusahan sendiri, maka saya harus mencari uang ini sendiri. Saya sedang usahakan dapat 5jt dari 4 orang yang mau membantu saya.
Kalau ada orang mampu yang senang membaca blog saya, yang sudah kasih jatah ke anak yatim, masih punya uang lebih, dan ingin membantu saya, silahkan kirim email dan saya akan berikan nomor rekening bank saya untuk terima transfer. Tetapi tolong jangan tawarkan kalau tidak sanggup. Saya tidak mau ambil uang dari orang yang hidupnya pas-pasan.
Terima kasih kalau ada yang mau bantu.

3. Selesaikan Dan Pasarkan Buku Pertama: Mencari Tuhan, Menemukan Allah

Buku pertama saya ini sudah selesai sekitar 95% dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia sekaligus. Masih editing sedikit sebelum membuat cetakan pertama. Saya selama tahun untuk berfokus terus pada buku ini karena saya menganggap proyek yang paling utama yang pernah saya kerjakan. Di dalamnya, saya membandingkan agama Islam dengan agama Kristen, dan Insya Allah pembaca Muslim yang saat ini tidak merasa yakin pada Islam sampai dia tinggalkan shalat atau bahkan berfikir untuk murtad dan menjadi orang Kristen, akan bisa kembali ke jalan yang benar setelah baca analisa saya.
Saya berniat untuk terbitkan versi bahasa Indonesia dulu. Orang Indonesia sering menunggu lama untuk mendapat buku terjemahan, jadi saya ingin memberikan buku ini kepada ummat Islam di Indonesia sebelum yang lain.
Setelah sudah keluar di sini, saya mau pasarkan versi bahasa Inggris di manca negara, seperti Amerika, Inggris, Eropa, Australia, dan lain-lain.
Setelah itu, saya mau membuat terjemahan dalam berbagai bahasa seperti Belanda, Jerman, Perancis, dan sebagainya. Insya Allah ini akan menjadi proyek jangka panjang yang akan makan waktu 1-2 tahun. Kalau ada penjualan signifikan di beberapa negara, mungkin saya akan perlu berkunjung ke sana juga.
Isinya dari buku ini akan saya kasih tahu sebelum terbit nanti, Insya Allah.

4. Selesaikan Buku Yang Lain

Buku kedua membahas masalah-malasah di dalam Islam, dan sudah selesai sekitar 50%. Buku ini dipecahkan dari buku Mencari Tuhan karena menjadi kepanjangan. Jadi sudah ditulis beberapa bab, dan yang lain sudah ada kerangkanya.
Buku ketiga tentang pendidikan di Indonesia. Belum ditulis, tetapi sudah ada catatannya.
Buku keempat mungkin tentang politik di Indonesia. sudah ada catatan dan beberapa bagian sudah ditulis.
Buku Kelima adalah buku Fiqih yang dulu direncankan untuk ditulis bersama guru saya KH Masyhuri Syahid. Tetapi karena beliau sudah wafat, mungkin saya masih bisa menulis buku ini dengan guru yang lain.

5. Mencari Buku Dari Penulis Yang Lain

Kalau perusahan media kami sudah berdiri dan sudah menjual buku saya yang pertama, tentu saja kami tidak ingin berhenti di situ saja. Kami akan mulai mencari penulis baru yang juga ingin menerbitkan buku.
Jadi, kalau anda kenal orang yang sudah menulis buku seperti “Laskar Pelangi”, bisa hubungi saya nanti dan kami bisa terima untuk penerbitan. Insya Allah akan ada penulis lain yang ingin mendukung tujuan kami menggunakan sebagian dari profit untuk membantu anak yatim, biar kita sama-sama berhasil.

6. Buku Anak

Saya sudah lama punya rencana untuk menulis buku anak. Insya Allah akan dibuat berseri seperti buku Franklin. Sebagian dari ceritanya sudah dibuat. Buku cerita ini akan dibuat dalam dua bentuk: biasa dan bilingual.
Kalau buku ini laku, saya sudah berfikir tentang merchansing seperti perlengkapan sekolah, baju, topi, tas, dll. (Coba berfikir tentang tokoh kartun seperti Sponge Bob: laku sekali, dan semua profit itu tidak digunakan untuk kepentingan anak yatim. Sayang tidak ada produk lokal yang setara.)
Kalau cerita ini diterima baik di dalam masyarakat, saya juga ingin mencari kesempatan untuk membuat kartun anak untuk televisi.

7. Mainan Anak

Saya sudah punya ide yang konkret untuk membuat sebuah game untuk anak (board game, seperti ular tangga, misalnya). Game yang saya rencanakan adalah game yang islamiah, dan tidak ada contoh yang setara di internet. Berarti, Insya Allah tidak ada di seluruh dunia.
Saya ingin membuatnya di Indonesia untuk dipasarkan ke semua negara yang punya penduduk Muslim. Kalau bisa dibuat dengan kualitas tinggi di dalam negeri, saya inginkan game ini dibuat di sini saja (daripada di Cina), dan semua profit dari penjualan ke manca negara bisa dimanfaatkan di sini. Sekaligus, akan menciptakan lapangan kerja di sini.

8. Buku Sekolah

Saya sudah pernah ditanya kalau bersedia menulis buku teks untuk sekolah, khususnya untuk Bahasa Inggris. Saya tertarik dan akan mempelajarinya nanti.

9. Editing Buku

Saya sudah diminta mengedit buku orang lain dan juga menterjemahkan buku dan teks dari berbagai sumber. Layanan ini akan dikembangkan terus. Pada saat ini, saya masih sibuk mengedit versi bahasa Inggris dari buku Dr. Syafii Antonio, Muhammad Super Leader Super Manager. Juga sedang edit buku untuk Prof. Dr. Ali Mustafa Yaqub. Judulnya saya belum tahu karena hanya mengedit teksnya, tetapi mungkin berjudul “Safari Ramadhan”, yang menjelaskan safari dakwah Pak Kyai di Amerika selama bulan Ramadhan 2008.

10. Hal-Hal Lain

Ada beberapa hal yang lain yang ingin saya kerjakan, seperti misalnya, Pelatihan Guru (Teacher Training). untuk bisa mengerjakan hal seperti itu, saya perlu waktu kosong, tanpa jam kantor supaya saya bebas membuat bahan yang mau dipakai dan bisa keluar untuk melakukan pelatihannya.

11. Kesimpulan

Selama tahun 2008 ini, saya sibuk menulis kembali beberapa bab dari buku Mencari Tuhan dan juga sangat sibuk dalam proses editing. Saya sangat berfokus pada buku ini (dalam 2 bahasa) karena saya rasa tidak ada lagi yang lebih utama (dari semua proyek yang ingin saya kerjakan) daripada buku pertama ini. Saya berharap Mencari Tuhan bisa mempunyai dampak yang luas terhadap ummat Islam, khususnya bagi mereka yang tidak taat dalam agamanya ataupun bingung terhadap Islam. Saya sangat hati-hati dalam proses editing karena saya tidak mau ada kesalahan yang serius di dalam buku pertama ini, dan tidak mau sampai ada suatu kelemahan yang serius di dalam argumentasi saya, terutama pada bab-bab di mana saya membahas agama Kristen.
Insya Allah buku ini akan segera terbit, dan saya bisa lanjutkan dengan buku-buku yang lain, serta tugas-tugas yang lain yang semuanya bertujuan untuk membantu anak yatim dan ummat Islam di Indonesia.
Untuk sementara ini, saya masih mencari uang untuk visa kerja sebagai masalah utama.
Setelah itu, Insya Allah akan ada kemudahan untuk mendirikan perusahan media yang saya rencanakan, dan kami akan bisa menghasilkan profit yang baik untuk kepentingan anak yatim dan orang miskin.
Terima kasih kepada semua atas dukungannya dan doanya. Setiap perkembangan akan saya beritakan lewat blog, Insya Allah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene

09 December, 2008

Memukul Anak Bukan Sunnah Nabi SAW


Assalamu’alaikum wr.wb.,

Di dalam milis pendidikan, saya lanjutkan diskusi yang diawali dari artikel tentang pendidikan. Perlu dipahami bahwa memukul anak itu tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW dan bisa punya efek buruk sekali terhadap anak.

>> “Rasulullah tidak pernah memukul dengan tangannya, baik terhadap isteri maupun terhadap pelayannya, kecuali dia berjihad di jalan Allah.” (HR Muslim No 4296)

>> Dari Anas yang berkata: “Aku telah melayani Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah mengeluarkan kata-kata hardikan kepadaku, tidak pernah menanyakan 'Mengapa engkau lakukan?' dan pula tidak pernah mengatakan 'Mengapa kau tidak mengerjakannya?'” (HR Bukhari, No 5578)

Ada orang yang berkomentar bahwa “ada hadits yang mengizinkan orang tua memukul anak”. Kalau ada orang tua atau guru yang merasa benar memukul anak, dan mau bertanggung-jawab di hadapan Allah ketika anak yang trauma itu menjadi kecanduan narkoba, bunuh diri dll., maka silahkan saja. Saya hanya bisa menjelaskan sikap Nabi kita terhadap anak. Kalau mau mengikuti yang lain, dengan memukul anak secara berlebihan, dan merasa sanggup bertanggung-jawab terhadap akibatnya, silahkan saja. Itu bukan urusan saya lagi.

>> “Ketahuilah, setiap kalian adalah penanggung jawab dan akan ditanyai tentang tanggung jawabnya. Seorang pemimpin yang memimpin manusia adalah penanggung jawab dan kelak akan ditanya tentang mereka. Seorang laki-laki adalah penanggung jawab atas keluarganya dan kelak dia akan ditanya tentang mereka. Seorang istri adalah penanggung jawab rumah tangga dan anak-anak suaminya, dan kelak akan ditanya. Seorang hamba sahaya adalah penanggung jawab harta tuannya dan kelak dia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah penanggung jawab dan kelak akan ditanyai tentang tanggung jawabnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5188 dan Muslim no. 1829)

Jadi, orang tua, guru sekolah, dan ustadz di pesantren bisa memilih sendiri. Kalau ada orang yang mengatakan ada hadits yang mengizinkan kita memukul anak, memang ada. Saya pernah bahas masalah ini dengan guru saya KH Masyhuri Syahid, jadi saya akan coba menerangkan sedikit.

>>  "Perintahkan anak-anakmu untuk shalat pada usia 7 tahun. Dan pukullah pada usia 10 tahun. Dan pisahkan mereka (anak laki dan perempuan) pada tempat tidurnya." (HR Abu Daud)

Ulama sepakat tentang tafsir dari hadits ini, dan juga ayat yang serupa (ada ayat yang mengatakan boleh “memukul” isteri, lihat QS. An-Nisa' ayat 34), bahwa istilah yang diartikan dengan “memukul” di sini adalah sesuatu yang tidak menyakiti secara serius. Dan juga perlu dipahami bahwa ini adalah tindakan TERAKHIR yang boleh dilakukan. Dan hanya diperbolehkan kalau semua tindakan yang lebih lembut telah diusahakan dan telah gagal. Kalau TERPAKSA memukul, maka itu harus dalam keadaan di mana memukul itu bersifat mendidik dan meluruskan, bukan balas dendam terhadap si anak karena kita marah.

Misalnya, bapak pulang dan mainan anak ada di mana-mana di lantai (belum dibereskan), maka dalam keadaan biasa seperti itu tidak dibenarkan untuk memukul anak. Tetapi kalau misalnya anak tidak mau shalat (umur 10 tahun ke atas), atau mengerjakan yang sangat berbahaya (seperti masukkan garpu ke celokan listrik), maka BOLEH memukulnya. (Kata “boleh” tidak bisa diartikan “perlu”, “wajib”, “harus”, “sebaiknya” atau yang lain. Tetap “boleh” saja).

Kalau merasa terpaksa memukul, harus sesuai dengan syaratnya: Tidak menyakiti terlalu keras, tidak boleh tinggalkan bekas, dan juga dilarang memukul wajah.

>>  “Apabila salah seorang di antara kalian memukul, hendaknya menghindari wajah.” (HR. Al-Bukhari no. 2559 dan Muslim no. 2612)

Kalau kulit anak menjadi merah sekali, bengkak, memar, atau kulit sobek, dll. maka itu sudah sangat berlebihan dan tidak dibenarkan. Tetapi kalau anak sebatas menjadi kaget sementara dan sedikit takut kepada bapak, maka hal itu benar dan boleh. Tetapi perlu ditekankan bahwa tindakan ini bertujuan untuk mendidik dan bukan untuk menyakiti. Tidak boleh berlebihan. Dan kalau hasil yang sama bisa dicapai dengan cara yang lebih lembut, seperti menasihati, maka itulah yang paling baik. Seorang bapak atau ibu tidak boleh langsung loncat ke tahap pukulan kalau belum mencoba yang lain.

>> “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut dan menyukai kelembutan. Allah memberikan pada kelembutan apa yang tidak Dia berikan pada kekerasan dan apa yang tidak Dia berikan pada yang lainnya.” (HR. Muslim no. 2593).

>> “Barangsiapa yang terhalang dari kelembutan, dia akan terhalang dari kebaikan.” (HR. Muslim no. 2592)

Jadi, kalau ada orang tua, guru, ustadz atau yang lain yang sering memukul anak kecil, sebaiknya dikaji ulang. Tindakan itu tidak dicontohkan sama sekali oleh Nabi Muhammad SAW, dan walaupun diperbolehkan, tetap ada syarat-syaratnya dan kita tidak boleh seenaknya memukul anak tanpa sebab yang benar.

Semua yang kita lakukan akan diminta pertanggungjawaban dari Allah di Hari Perhitungan. Dan dari pengalaman saya, semua anak yang bermasalah di sekolah selalu ada masalah di rumah (sebagai penyebab utama yang membuatnya trauma). Tetapi kalau semua di rumah baik-baik saja, juga bisa dari sebab yang lain seperti anak kena bullying di sekolah. Orang tua itu perlu belajar sedikit tentang pendidikan dan psikologi anak. Tidak sulit, dan tidak rumit. Semuanya masuk akal, sederhana dan bisa dipelajari cukup cepat.

Kalau ada guru sekolah atau ustadz yang terbiasa memukul anak, maka bisa jadi dia menambah beban psikologis pada seorang anak yang sudah dapat beban yang besar dari orang tua di rumah. Kalau nanti anak itu menjadi kecanduan narkoba dan alkohol, berusaha bunuh diri, anti-sosial, pembunuh, pembunuh berantai, pejudi, orang homoseks, pedofil, pemerkosa, preman, perampok, dan lain sebagainya, saya cukup yakin bisa ditemukan orang tua, atau guru, atau dua-duanya, yang bersikap keras dan kejam di masa kecilnya orang tersebut.

Peran dari orang lain di luar lingkungan keluarga dan sekolah memang mungkin bisa berpengaruh juga, seperti misalnya anggota geng. Tetapi kalau seorang anak mendapat orang tua yang baik dan guru yang baik, dan tidak kena gangguan seperti bullying di sekolah, saya sangat meragukan kemungkinan dia akan tertarik pada geng atau orang jahat yang lain. Justru lebih mungkin dia akan menghindari mereka, daripada mau ikut-ikutan.

Ingatlah bahwa semua orang yang berada di penjara kita (termasuk anak-anak yang masuk penjara) pernah punya orang tua dan guru yang membimbingnya. Kembali kepada kita masing-masing: apakah kita mau membantu anak atau menjadi beban bagi mereka? Apakah kita mau menjadikan mereka orang hebat yang terbang tinggi, atau orang gelap yang jatuh ke dalam jurang?

Kedua pilihan itu selalu ada di tangan orang tua dan guru (atau ustadz), dan kalau ada orang yang berusaha mendidik anak tanpa ilmu, maka hasilnya tidak bisa dijamin baik. Manusia sangat bervariasi. Ada yang bisa tahan terhadap pukulan bapak atau guru dan menjadi orang sukses. Ada manusia yang lebih sensitif dan menjadi depresi, kecanduan narkoba dan ingin cepat mati. Semua manusia yang bervariasi itu dititipkan kepada orang tua dan guru pada saat badan dan otak mereka masih kecil. Hasil yang baik atau buruk berada di tangan kita (yang dewasa). Tidak 100% karena seorang anak yang dapat orang tua dan guru yang baik masih bisa menjadi rusak. Ada kemungkinan.
Tetapi saya yakin tanggung jawab untuk menciptakan generasi mendatang yang baik dan berkualitas berada di tangan orang tua dan guru sebanyak 90% kalau tidak lebih.

>> “Maka karena rahmat Allah-lah engkau bersikap lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap kaku dan keras hati, tentu mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran: 159)

Kita (yang dewasa) harus paham dan belajar tentang anak supaya bisa mendidik mereka dengan baik, karena itu kewajiban kita (terhadap Allah). Dan bukanlah kewajiban anak untuk paham dan belajar tentang kenapa dia kena pukulan terus dari orang yang mesti sayangi dia! Kalau kita tidak mau belajar, dan merasa boleh-boleh saja memukul anak dengan cara yang berlebihan, ibaratnya kita mengantar anak kita itu ke rumah orang jahat dan mengatakan, “Tolong ambil anak saya ini dan membuat dia jahat seperti kamu juga! Makasih!”

Apakah ada orang tua (atau guru) yang mau seperti itu…? Kalau mengatakan “tidak mau”, saya bertanya, “Apa bedanya antara kamu sendiri yang memukulnya dan membuat dia jahat, atau kamu titipkan dia ke orang jahat untuk diajar secara langsung?” Cepat atau lama, ada kemungkinan besar bahwa anak kita akan berakhir di situ! Mau ambil risiko? Atau mau berhenti memukul anak dan belajar untuk mengatur anak dengan menggunakan kata-kata yang punya pengaruh besar terhadap anak?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto 

Artikel Lain Tentang Pemukulan Terhadap Siswa dan Anak
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...