Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

03 February, 2009

Kita Bisa Percaya Pada Berita Dan Info Yang Mana?

Assalamu’alaikum wr.wb., 

      Saya merasa agak sedih dengan sikap sebagian teman-teman yang automatis menolak semua berita yang tidak memberikan kesan baik tentang sebagian orang Islam, terutama kalau berita itu dari barat. Saya tidak mau berdebat panjang lebar tentang ini karena akan makan terlalu banyak waktu. Sebagai seorang guru, saya hanya bisa menyampaikan yang saya pahami dan berharap murid saya (atau teman2 saya) bisa dapat wawasan yang lebih luas, dan ilmu yang belum dimiliki sebelumnya. Kalau murid saya menolak terima ilmu atau informasi yang tidak disenangi, saya tidak bisa paksakan mereka untuk terima. 
      Sudah bertahun2 saya melihat banyak berita dan informasi dari berbagai sumber seperti sudah saya jelaskan sebelum ini. Sebelum dan sesudah saya masuk Islam, informasi tersebut kelihatan sama dan tidak berubah (dari belasan sampai puluhan tahun yang lalu). Saya baca2 online setiap hari dan saya dapatkan info dari puluhan s/d ratusan sumber dalam bahasa Inggris. Tetapi yang kelihatan adalah informasi dari sumber yang bervariasi tetap sama (kurang lebih). Sebagai orang yang insya Allah berpendidikan tinggi, saya dilatih untuk tidak percaya begitu saja pada satu sumber berita/informasi. Perlu dilakukan proses cek dan recek. Wartawan profesional dari manca negara dapat latihan yang sama.
      Memang benar bahwa berita bisa direkayasa, dan itu satu bagian dari perang psikologis (psychological warfare). Tetapi kalau propaganda itu mau digunakan, justru perlu dikontrol dan bisa terbongkar dengan cepat kalau situasi terbuka untuk menghasilkan berbagai sumber informasi yang bisa digunakan untuk melakukan cek dan recek (di luar kontrol kaum yang melakukan propaganda). 
     Hal itu kelihatan sekali pada Perang Iraq dan Perang Gaza kemarin di mana wartawan internasional dilarang masuk wilayah perang. Itu jelas2 usaha untuk mensensor berita dan semua orang yang bijaksana juga tahu. 
Jadi, kalau ada informasi yang berasal dari suatu sumber, dari kantor berita barat, saya merasa sedih kalau beberapa teman di sini langsung menolak dengan alasan tidak suka dan berasal dari barat = pasti rekayasa dan tidak benar. Kalau berita itu hanya dari satu sumber saja dan tidak bisa dicek, memang bisa merupakan rekayasa (psy-warfare). Tetapi selama ini, saya sering lihat info dari kantor berita seperti Reuters, BBC, AP, dll. di mana mereka menyatakan secara terang bahwa mereka sudah berusaha untuk dapat konfirmasi tentang berita X dari lain sumber, tetapi tidak bisa. Jadi kita diberitahu bahwa berita X itu hanya dari satu sumber saja, dan karena itu ada kemungkinan tidak benar. Berarti mereka sendiri yang memberitahu pembaca kalau tidak bisa dapat verifikasi atas berita tersebut. 
     Tetapi kalau sumber info banyak (bukan satu saja), bisa dicek ulang, dan info dianggap kredible, kenapa harus ditolak secara automatis hanya karena kita tidak suka dan berasal dari barat? Justru orang yang bijaksana tidak mau begitu karena dengan demikian dia akan tertutup pada kebenaran, dan dia akan samakan “kebenaran” dengan apa yang dia senangi dan semua yang tidak disenangi dianggap palsu.
     Saya pernah menulis sebuah post yang mengritik sekolah swasta Islam (ada di blog), dan setelah itu saya dapat beberapa email yang mengatakan saya pasti bukan orang Islam karena tidak mungkin orang Islam akan mengritik sekolah swasta Islam! Setelah ceramah di masjid dan mengritik perbuatan sebagian orang Islam, saya dapat tuduhan bahwa saya seorang agen CIA atau ASIO karena tidak mungkin seorang Muslim akan mengritik Muslim yang lain. Ada juga komentar dari teman (saat kita membahas berbagai berita) “Orang Muslim tidak akan melakukan itu!” Jadi semua berita yang tidak disenangi langsung ditolak dengan penjelasan orang Muslim tidak mungkin begitu. 
     Kalau misalnya ada yang bercerita tentang Yvonne Ridley (yang masuk Islam setelah ditangkap Taliban), dan kita bertanya kenapa dia bisa suka Taliban dan masuk Islam kalau mereka orang jahat, maka perlu dipikirkan lebih luas. Taliban itu berapa orang? Bilang ada 500 ribu s/d 1 juta misalnya. Lalu Yvonne Ridley bertemu dengan berapa banyak dari mereka? Apakah mereka punya alasan untuk berbuat baik dengan seorang wartawan barat yang akan menjual nama baik untuk mereka di barat? Dan apakah mungkin perilaku mereka terhadap satu wartawan barat (yang bersedia bertindak atas nama mereka) bisa berbeda sekali dengan perilaku mereka terhadap orang lain? 
     Misalnya, George Bush pernah berbuat baik kepada seorang wartawan Muslim sampai dia menjadi pendukung partai Republikan, jadi tentara AS itu orang baik semua dan berita tentang Abu Ghuraib dan Guantanamo adalah rekasaya, karena Bush pernah berbuat baik dengan 1 orang Muslim? Justru sikap seperti itu tidak logis. Saya tidak pernah mengatakan semua orang Taliban itu pasti jahat, tetapi sekaligus, saya juga tidak mau automatis percaya bahwa mereka semua baik-baik dan tidak punya dosa hanya karena satu orang (Ridley) tidak dianiaya oleh mereka. 
     Coba berfikir seperti ini: Ada teman2 saya di Kopasus yang beragama Islam dengan baik, dan berbuat baik kepada saya. Jadi berita bahwa Kopasus itu terlibat penculikan mahasiswa sebelum reformasi itu berita rekayasa. Tidak mungkin benar. Pengalaman saya dengan teman2 Kopasus tidak seperti itu, jadi berita itu tidak benar dan rekayasa. Bagaimana? Setuju? 
Bayangkan ada orang Muslim yang bukan orang Indonesia, yang baca di luar negeri tentang kejadian di Indonesia, lalu dia mengatakan: Berita tetang korupsi di Indonesia adalah rekayasa dan tidak benar. Orang Indonesia beragama Islam. Tidak mungkin orang Muslim melakukan korupsi. Tidak mungkin Polisi yang Muslim itu korup. Tidak mungkin hakim yang Muslim itu korup. Tidak mungkin anggota TNI yang Muslim itu mau melakukan pelanggaran HAM. Tidak mungkin ada perempuan Muslim yang mau menjadi pelacur, jadi berita tentang pelacur di Indonesia itu rekayasa. Tidak mungkin anggota BIN yang Muslim mau membunuh Munir. Rekayasa. Dan seterusnya. 
     Maksud saya, sepertinya kalau sebuah kelompok (seperti Hamas, Taliban, GAM, dll.) sudah dicap sebagai “pejuang Islam”, maka berita kurang baik tentang mereka tidak akan dipercayai lagi di sini oleh banyak orang. Dan juga banyak berita seperti itu malah tidak masuk media Indonesia tetapi masih ada di manca negara. Saya tidak tahu kenapa.
     Ada pengalaman pribadi Omnya teman saya. Dia ingin cek sebuah kelompok Muslim yang sering melakukan razia atas nama Islam. Dia dapat izin untuk ikut suatu razia. Saat mereka berada di Kota, Jakarta Utara, anggota kelompok itu jalan kaki dan teriak Allahu Akbar, dan ancam akan menyerang klub2 malam dan kasino illgal di situ. Tetapi penjaga2 di depan pintu klub itu teriak “Sudah, sudah!” Setelah Om bertanya, ternyata artinya adalah “Sudah bayar (supaya aman dari serangan)”. Setelah mereka sampai ke sebuah klub yang ternyata sudah menolak bayar, klub itu saja yang diserang, dirusak dan besok hari masuk berita. 
     Apakah semua anggota kelompok tersebut seperti itu juga? Saya rasa tidak. Tetapi kenyataan bahwa ada sebagian anggota yang baik dan beriman tidak berarti semuanya juga begitu. 
     Apakah ada Taliban yang baik dan beriman? Saya yakin pasti ada. Tetapi setelah membaca lebih dari seratus artikel dalam waktu bertahun-tahun tetang kedzoliman yang, katanya, dilakukan oleh Taliban, saya ingin lebih terbuka. Saya tidak mau menolak berita itu hanya karena “tidak disenangi” dan berasal dari kantor berita barat, Interpol, PBB dan saksi mata. Saya ingin terima kemungkinan bahwa hal seperti ini mungkin saja terjadi, dan saya mau tahu apakah ini merupakan oknum saja atau apakah mungkin mayoritas seperti itu. 
Jadi, ada teman2 yang mau secara automatis menolak semua berita dan informasi yang berasal dari barat karena tidak disenangi = pasti tidak benar. Tetapi kalau ada satu artikel saja dari Yvonne Ridley, dan berita itu disenangi, maka itu diterima secara automatis dan pasti benar (karena disenangi). 
     Apakah Islam mengajarkan kita untuk bersikap seperti itu? Informasi yang disenangi = benar, informasi yang tidak disenangi = ditolak dan pasti rekayasa karena dari orang kafir? Saya merasa sedih kalau teman2 akan menjalankan hidup dengan sikap seperti itu karena kalau banyak orang Muslim seperti itu, justru sulit untuk memperbaiki bangsa ini. Kita hanya bisa mencari solusi untuk suatu masalah kalau kita sadari masalahnya. Hanya mungkin ada KPK setelah kita mengakui ada korupsi di sini. Hanya ada Komnas Anak setelah kita mengakui bahwa ada orang Muslim yang jahat sama anak. Hanya ada fatwa anti-rokok setelah kita mengakui rokok itu berbahaya. 
     Kemungkinan bahwa sebagian orang Islam melakukan kesalahan dan dosa seharusnya bukan alasan bagi kita untuk menganggap berita dan informasi itu tidak benar dan berusaha untuk menutupinya. Ini tidak sama dengan menutupi aib saudara, karena informasi yang kita bicarakan justru sudah dibaca oleh puluhan juta orang di manca negara. Lalu sikap dari orang Muslim di Indonesia bukannya mengatakan “Itu bukan Islam, dan kita tidak akan mendukung orang yang melakukannya” tetapi malah “Berita itu palsu (karena kita tidak suka), jadi tidak ada yang perlu diperbaiki karena tidak mungkin orang Muslim bisa berbuat dosa seperti itu. Abaikan saja.”
     Justru sikap seperti itu memberi kesan kepada orang barat bahwa orang Islam tidak adil. Kalau orang kafir melakukan kesalahan, kita umumkan ke mana-mana sebagai bukti kejelekan mereka. Tetapi kalau sebuah kelompok Muslim melakukan kesalahan, berita itu ditolak dan dianggap tidak benar dan karena itu tidak perlu diperbaiki karena orang Muslim tidak mungkin melakukan kesalahan tersebut. 
     Bagaimana orang kafir mau percaya pada Islam dan pada ummat Islam kalau sikap kita selalu seperti itu? Saya tinggal di sini karena ingin membantu memperbaiki ummat Islam. (Bukan karena saya agen CIA). Itu juga sebabnya saya tidak mau berdakwah di negara barat karena tantangan untuk dakwah di sini justru lebih utama dan berat. Jadi, saya berharap bisa membantu memberikan pencerahan kepada ummat Islam. Kalau kita berhasil memperbaiki perilaku dan pemikiran orang Muslim (yang mungkin kebanyakan justru tidak menjalankan ajaran Nabi SAW), orang barat akan datang sendiri dan bertanya “Kenapa tidak ada korupsi di Indonesia? Kenapa orang Indonesia tidak pernah berbohong? Kenapa Indonesia menjadi negara yang lingkungannya paling bersih di Asia? Kenapa anak Indonesia paling pintar di dunia? Kenapa universitas Indonesia paling maju di dunia? Kenapa paling banyak pemenang piagam Nobel berasal dari Indonesia?” Dan seterusnya. 
      Kalau kita berhasil menciptakan ummat yang begitu baik, begitu bersih, begitu berilmu, begitu bijaksana, begitu maju, dan begitu adil, kita tidak akan perlu berdakwah ke luar negeri. Orang barat akan datang ke sini untuk belajar dari kita. Tetapi tahap awal adalah kita harus menciptakan ummat yang hebat dulu. Dan kalau ada saudara kita yang melakukan kesalahan, dan dilaporkan di seluruh dunia, sikap yang terbaik dari kita bukan untuk menolak informasi itu, tetapi berusaha untuk mengajarkan semua orang tentang perbedaan antara perbuatan itu dan ajaran Islam yang sesungguhnya. Tanpa harus menolak berita tersebut, kita bisa menyadarkan orang barat bahwa Islam tidak seperti itu. Jadi mereka bisa melakukan cek dan recek sendiri. Kalau ternyata benar, dan terjadi kesalahan, kita tidak akan mendukungnya dan kita bersedia tegor saudara kita yang salah. Dan kalau ternyata berita itu tidak benar, kita akan mendukung saudara kita yang terbukti tidak bersalah.
     Apapun yang benar, kita tidak bisa sebatas menjadi fanatis dalam menolak semua berita buruk yang katanya dikerjakan oleh orang Muslim. Perlu kita terima dulu dan menganalisa. Kalau benar, kita harus berdakwah dan mengajarkan dunia bahwa itu bukan Islam. Selama kita diam saja, dan selalu menolak semua berita buruk, kesannya kita tidak adil dan takut mengakui yang benar. Dan berita itu tetap ada di internet untuk dibaca ratusan juta orang non-Muslim dan mereka tidak akan dapat informasi dari kita karena kita menolak membahas masalah itu, selain mengatakan tidak benar dan rekayasa.
     Kalau seandainya benar, bagaimana? Justru ummat Islam seharusnya menjadi kaum yang paling adil, bukan kaum yang paling “tidak mau tahu”. Kalau seandai sebagian dari berita itu benar, kita perlu membantu saudara kita untuk kembali ke contoh Rasulullah SAW, dan jelaskan kepada orang non-Muslim bahwa hal-hal seperti ini tidak benar di dalam Islam. Tetapi selama kita bersikap “asal menolak karena dari barat = tidak mungkin benar” kita tidak bisa melakukan perbaikan, dan ummat Islam tidak bisa maju menjadi kaum yang paling mulia di bumi ini. Saya berharap akan segara datang sebuah hari di mana orang kafir akan bergitu terpesona dengan mulianya orang Muslim (khususnya di Indonesia), mereka akan datang sendiri dan bertanya tentang Islam. 
     Supaya keadaan itu bisa terwujud, kita harus adil dan terbuka untuk memeriksa semua berita dan informasi, walaupun kita sama sekali tidak menyenanginya dan sangat yakin berita itu tidak benar. 
Wallahu a’lam bish-shawab
Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

02 February, 2009

Asap Dari Rokok Pasif Meningkatkan Kegagalan Di Dalam Tes Sekolah Sebanyak 30%

Anak remaja yang kena asap dari rokok orang tua di rumah (rokok pasif) punya tingkat kegagalan dalam tes sekolah yang cukup tinggi, menurut riset yang dijelaskan di Journal of Adolescent Health.

Studi yang retrospektif (melihat ke belakang) ini memberi kesan bahwa untuk kalangan remaja, asap dari rokok pasif bisa mengganggu hasil akademis dalam ujian sekolah, kata ketua periset Bradley Collins, Ph.D., Wakil Profesor Public Health dan juga Director di Behavior Research Clinic pada Temple University.

Dengan mempertimbangkan semua faktor lain, seperti keadaan sosial-ekonomi, status sosial, jenis kelamin, terkena asap rokok pranatal (di dalam kandungan ibu), dan merokok secara aktif pada masa remaja, Dr. Collins dan rekan mendapat bukti yang menunjukkan bahwa bagi remaja yang kena asap rokok pasif di dalam rumahnya, hasil ujian di dalam ujian IQ standar (standardized achievement tests) berkurang 30% di kalangan remaja berumur 16-18 tahun. 

Hasil ini membuktikan secara konklusif bahwa memang ada bahaya yang sangat tajam dari asap rokok pasif yang jauh lebih luas daripada efek pada kesehatan umum saja. Dan seharusnya orang tua diberikan lebih banyak informasi tentang bahayanya asap rokok pasif karena pada saat ini, dari orang tua yang berusaha untuk berhenti merokok di Amerika, hanya sekitar 20-28% yang berhasil. (Sisanya kembali merokok).

Para periset menganalisa data dari 6.380 wanita hamil dan anak-anak yang terdaftar pada sebuah studi pemerintah Inggris, yaitu 1958 British National Child Development Study. Mereka kira akan ada efek yang lebih besar pada anak yang kena asap rokok secara prenatal tetapi hasil riset justru membuktikan bahwa efek dari rokok pasif setelah lahir jauh lebih besar pada tingkat IQ anak. 

Statistik di antara AS dan Inggris hampir sama: sekitar 1/3 dari wanita yang masih berada pada umur subur merokok, dan sekitar 10-15% dari wanita yang sedang hamil tetap merokok. Ada kemungkinan kurang lebih 60% dari semua anak akan kena asap rokok secara pasif di rumah. 

Studi tidak menunjukkan alasan yang menyebabkan anak tersebut (yang kena asap rokok) galal dalam ujian, dan periset juga tidak bisa menyelediki penyebab yang lain yang mungkin ada, seperti gangguan belajar, yang juga bisa memberikan hasil tes yang buruk. Walaupun begitu, riset yang sudah ada telah membuktikan hubungan antara kerusakan fungsi kognatif dan akademis, gangguan belajar, dan yang lain. Tetapi baru sedikit studi yang membanduingkan efek rokok pada tingkat pranatal dan juga tingkat remaja sekaligus. 

Adapted from materials provided by Temple University.

Sumber: Sciencedaily.com

Secondhand Smoke Increases High School Test Failure, Study Suggests

Guru SMA Islam Internasional Bekasi Demo

Sabtu, 31 Januari 2009 pukul 13:33:00

Para murid SMA IIBS yang berjumlah ratusan juga ikut berdemo.

BEKASI-- Para guru, murid, dan karyawan SMA International Islamic Boarding School Republic of Indonesia (IIBS) Kabupaten Bekasi, menggelar aksi demo, kemarin (30/1). Demo ini dipicu sikap manajemen IIBS yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak kepada lima guru. Mereka menilai PHK itu tanpa alasan yang jelas.

Imam Lubis Sasono, ketua Serikat Pekerja SMA IIBS, mengatakan, pihak manajemen sekolah beralasan kelima guru tersebut tidak menjalankan tugas sebagai guru dengan baik. Selain itu, pihak manajemen juga menyatakan, para guru melanggar surat perjanjian kerja dengan melakukan pencemaran nama baik. ''Ini karena kami mendirikan serikat pekerja,'' ujarnya.

Serikat pekerja yang disahkan pada 24 Desember 2008 itu, menurut Imam, didirikan karena pihak manajemen melakukan pelanggaran hak para pekerja. Karena itu, tambahnya, serikat pekerja didirikan untuk memperjuangkan hak-hak guru dan karyawan. Menurut Imam, SMA IIBS yang dikelola oleh PT IIBS itu melanggar hak-hak normatif pekerja. Di antaranya, para pekerja tidak mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Selain itu, tidak ada peraturan perusahaan serta perjanjian kerja bersama di SMA IIBS.

Upah karyawan, menurut Imam, juga masih berada di bawah Upah Minimum Regional (UMR) dan Upah Minimum Kabupaten Bekasi, khususnya karyawan nonpendidik, seperti pekerja building maintance, kitchen, laundry, house keeping, gardener, dan security. Bahkan, di SMA IIBS juga tidak ada kepastian aturan jam kerja dan jam lembur, baik untuk guru maupun nonguru. Akibatnya, upah lembur sering tak dibayarkan. ''Tidak ada kepastian tanggal penerimaan gaji, tidak jelasnya struktur penggajian, bahkan guru belum dilaporkan ke Dinas Pendidikan,'' tambah Imam. 

Menurut Imam, dewan direksi PT IIBS juga telah melakukan pelecehan terhadap profesi guru. Hal ini, menurut Imam, karena dewan direksi telah melibatkan tenaga luar dalam kegiatan belajar mengajar pada jam reguler, pukul 07.00-15.15 WIB. PT IIBS juga melakukan perubahan struktur kurikulum di tengah semester. 

Pergantian dan rekrutmen guru yang dilakukan oleh PT IIBS juga tak sesuai dengan prosedur yang berlaku. ''Pihak manajemen juga melakukan diskriminasi perlakuan terhadap para guru,'' kata Imam. Maka itu, seluruh karyawan secara individu ataupun bersama-sama, dengan formal dan informal telah menyampaikan keberatan serta permohonan terkait dengan hal-hal tersebut. Sayangnya, menurut Imam, dewan direksi tetap melakukan tindakan-tindakan arogansi. ''Kami sudah mengajukan tiga buah surat, namun diabaikan,'' katanya.

Hingga akhirnya, pihak direksi mendatangi guru dan karyawan nonguru yang tergabung dalam serikat pekerja tersebut. ''Menanyakan apa keinginan kami dan sebagainya,'' kata Imam lagi. Namun, secara mendadak pada Kamis (29/1), direksi malah memecat lima guru yang tergabung dalam serikat pekerja tersebut. 

''Ini adalah bentuk diskriminasi dan pengebirian serikat pekerja yang sedang memperjuangkan hak-hak pekerja,'' katanya. Padahal, tambahnya, keberadaan dan hak berserikat melekat pada setiap pekerja sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 28, UU No 13 Tahun 2003, UU No 21 Tahun 2000, dan UU No 14 Tahun 2005. 

Oleh karena itu, Jumat (30/1), serikat pekerja PT IIBS berdemo di depan SMA IIBS. Sekitar 35 karyawan yang tergabung dalam serikat pekerja berdemo di depan pagar sekolah sejak Pk 07.30 WIB. Sementara di halaman sekolah, murid-murid SMA IIBS juga melakukan aksi demo. Mereka menjerit-jerit saat memanggil nama guru-guru yang dipecat tersebut. Para murid juga menolak tindakan direksi yang memecat guru mereka. Imam menambahkan, pihaknya akan melayangkan surat kepada Dinas Tenaga Kerja dan DPRD untuk membantu mereka menyelesaikan permasalahan tersebut. c88

Sumber:Republika.co.id

01 February, 2009

Bukti Nyata Kenapa Anak Kecil Dilarang Menjadi Pemilih

Megawati Terpopuler di Mata Anak-Anak 
Minggu, 01/02/2009 18:25 WIB 
Pilpres 2009 
M. Rizal Maslan – detikPemilu

Jakarta - Dalam hasil simulasi pelaksanaan Pemilu, calon presiden Megawati Soekarnoputri lebih populer dibanding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Megawati mencatat sekitar 20,18 persen di atas SBY yang berjumlah 17,29 persen.

Demikian hasil simulasi pemilu yang dilakuka Al-Ma'mun Education Centre For Indonesia Research (AMEC INDORS) dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) di Sawangan, Depok, Sabtu (31/1/2009) kemarin. Dalam simulasi bertajuk "Kids Election for Presiden 2009" juga didukung Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary.

Setelah Megawati dan SBY, diurutan ketiga ditempati Sri Sultan HB X sekitar
15,17 persen, Prabowo Subianto sekitar 12,83 persen dan Sutiyoso sekitar 9,85 persen.

Darinya ada 12 nama capres selain nama yang di atas, yaitu Wiranto (7,47 persen), Hidayat Nurwahid (6,10 persen), Din Syamsuddin (5,04 persen), Abdurrahman Wahid (3,72 persen), Soetrisno Bachir (2,35 persen) dan Rizal Ramli serta Muhammad Yasin masing-masing memperoleh suara 0 persen.

"Semua peserta ini sudah kami beritahu melalui surat dan sekaligus kami
meminta jika keberatan namanya dicantumkan secepatnya diberitahukan kepada
sekretariat," kata Direktur Eksekutif Puskaptis, Husin Yazid, dalam siaran persnya yang diterima detikcom, Minggu (1/2/2009).

Menurut Husin, simulasi ini diikuti oleh peserta siswa di lingkungan sekolah
AMEC dan perwakilan berbagai sekolah di Depok, Tangerang dan DKI Jakarta.
Jenjang pendidikan TK 150 siswa, SD 144 siswa, jumlah keseluruhan sebanyak
294 siswa.

Husin menambahkan, penyelenggaran simulasi pemilu anak untuk calon presiden, diadakan tidak lain dalam rangka memberikan edukasi nilai-nilai demokrasikepada anak sejak dini.

"Disisi lain terdorong untuk memberikan jawaban atas keingintahuan anak-anak terhadap penyelenggaraan pemilu, serta mengenalkan calon pemimpin kepada anak-anak," imbuhnya.

( zal / mad )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

29 January, 2009

Taliban Tidak Mungkin Bersalah? Atau Mungkin ada Berita yang Tidak Masuk Indonesia!

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Saya sudah tahu sebagian orang bakalan tidak percaya pada berita tentang Taliban ini, tetapi saya masih ini mengirimnya karena ingin memberikan wawasan lain kepada para pembaca. Sudah lama saya lihat sisi buruk dari sebagian kelompok Muslim selalu ditutupi di Indonesia. Contohnya adalah perilaku Taliban. Di satu sisi, ada kebaikannya yang sering dilaporkan. Mislanya, ketika berkuasa di Afghanistan, mereka melarang peredaran VCD porno, melarang adu anjing (untuk judi), dan sebagainya. Tetapi ada sisi lain, yang dilaporkan di media internasional tetapi selalu tidak muncul di berita Indonesia. 

Contoh adalah meledakkan sekolah di Pakistan (sebagai usaha melawan pemerintah). Tetapi hal itu juga dituju pada kaum perempuan. Mereka dilarang bersekolah dan hal itu tidak ada hubungan dengan pemerintah. Ketika Taliban berkuasa di Afghanistan, jumlah perempuan yang bisa bersekolah menurun sekali. Hal itu diprotes keras di manca negara, dari PBB juga, dari LSM wanita dan anak, dsb. tetapi berita tersebut sepertinya tidak muncul di Indonesia. Sekarang Taliban di Pakistan melakukan hal yang sama, dan berita ini tetap tidak masuk media Indonesia. (Saat saya mencari “Taliban” di Republika Online, tidak ditemukan berita negatif).

Kenyataan bahwa BBC tidak ingin siarkan program untuk Gaza kemarin hanya sebatas keputusan editor. Katanya, dia takut dianggap berpihak pada Gaza, dan kemudian penonton tidak akan percaya bahwa BBC tidak berpihak dalam laporannya (mereka mau tetap independen). Banyak pihak sudah mengritik keputusan tersebut. Tetapi ternyata, walaupun ada kritikan dari pemerintah sendiri, BBC tetap berpegang pada keputusannya, dan sebenarnya hal itu justru membuktikan bahwa mereka cukup independen dan tidak bisa dipaksakan membuat berita miring atas nama pemerintah atau kelompok lain. Walaupun kita menilai sikap ini benar atau salah, saya rasa tidak ada hubungan dengan berita dari Pakistan tentang Taliban, karena wartwan di sana memang bertugas di sana, dan mengambil informasi dari orang-orang Pakistan yang Muslim juga. Seperti media barat lain yang juga profesional, nama lokasi disebut, nama sumber info (pembicara) disebut, dan semua fakta yang diberikan bisa dicek pada sumber lain (pemerintah Pakistan, PBB, LSM, Palang Merah, dll.). Dan juga perlu dipahami bahwa berita seperti ini sudah muncul terus-terusan selama beberapa tahun, bukan hanya pada bulan ini saja, tetapi orang Indonesia tidak tahu (karena info ini tidak masuk media Indonesia) dan kalau dikasih tahu, banyak yang automatis tidak mau percaya. 

Saya sudah lama melihat sikap di media Indonesia yang cenderung menutupi kesalahan yang dilakukan oleh sebagian kelompok Muslim. Alasannya saya tidak tahu dengan pasti. Mungkin mereka takut pembaca tidak ada suka, atau tidak akan percaya dan hal itu membuat mereka ragu untuk menyebarkan berita tersebut. Mungkin mereka sendiri (wartawan) merasa tidak mungkin orang Muslim akan bertindak begitu, jadi semua berita yang tidak disenangi dianggap konspirasi dan rekayasa. (Padahal sumbernya media internasional yang juga memberikan berita lain, yang bisa diterima asal tidak membicarakan sisi buruk kelompok Muslim tertentu). Mungkin mereka takut akan diserang oleh kelompok Muslim ekstrim di Indonesia kalau terbitkan berita buruk tentang perilaku sebagian orang Muslim.

Pada saat Taliban berkuasa di Afghanistan, ada banyak sekali berita dan laporan dari media massa internasional (Reuters, BBC, Associated Press, AFP, dll.), dari LSM, dari PBB, dari Interpol, dan semuanya mengatakan hal-hal yang sama. Tetapi berita tersebut seringkali tidak masuk media di Indonesia. Satu contoh yang saya ingat, ketika Taliban berkuasa di Afghanistan, semua perempuan dilarang bersekolah. Ada anak perempuan yang dibunuh, ada guru yang dibunuh, ada sekolah yang diledakkan dan ada sekolah yang dibakar. Sekaligus, disebarkan poster2 di dalam semua kota dan desa bahwa perempuan dilarang bersekolah. Sepertinya, berita itu tidak ada di sini, dan ini jauh sebelum Amerika menyerang Afghanistan.

Ada juga berita bahwa produksi opium meningkat secara drastis. Taliban kumpulkan wartawan, dan menghancurkan sebuah ladang opium, dan mengatakan perang terhadap opium. Tetapi hanya ladang yang itu saja yang dihancurkan. Setelah dicek oleh orang lain, ternyata mereka hanya menghancurkan ladang opium pada daerah di mana para petani menolak bayar “pajak” kepada Taliban. Jadi, kalau bayar, produksi opium dibiarkan, dan kalau menolak bayar, ladang petani2 tersebut dihancurkan (di depan wartawan).
Interpol perkirakan bahwa produksi opium meningkat sekali pada akhir masa kekuasaan Taliban. Alasannya sederhana: uang. Taliban perlu senjata dan peluru. Dari mana uangnya untuk beli semua kebutuhannya? Apakah Taliban punya saham di Microsoft? Apakah punya pekerjaan dengan gaji besar? Ternyata, sumber utama uang mereka itu dari para petani yang bayar “pajak” untuk hak memproduksi opium. Pengiriman ke luar negeri juga dikontrol oleh Taliban. Bahkan Interpol mengatakan bahwa mayoritas dari produksi opium memang berada di bawah kekuasaan Taliban pada saat itu. (Laporan2 seperti ini banyak sekali dalam bahasa Inggris, semuanya dari sumber yang resmi dan biasanya dipercayai seperti PBB, berbagai LSM dan Interpol).

Saya ingat sekali sebuah interview dengan seorang wanita yang kabur dari Afghanistan dan dapat suaka kemanusiaan di Australia. Di bercerita bahwa Taliban masuk desa dia dan melarang wanita kerja. Tetapi ada wanita yang masih terpaksa kerja karena mereka janda. Ibu2 tersebut memasak dan menjual roti. Karena mereka masih kerja, pada suatu hari Taliban datang naik truk, merusak rumah2 di dalam desa, dan seorang ibu yang ketangkap basah lagi masak roti dibakar hidup2. Beberapa perempuan yang lain, yang masih remaja, diculik untuk menjadi budak seks, dan setelah diperkosa ramai-ramai dibuang di pinggir desa pada besok harinya. Laki-laki yang berusaha melawan penculikan itu ditembak mati. Berita seperti itu dibenarkan oleh sumber lain seperti PBB dan Palang Merah karena mereka sudah terima puluhan laporan yang setara. Tetapi berita seperti ini selalu ditutupi di Indonesia seakan-akan semua orang yang mengaku Muslim tidak mungkin menjadi jahat. 

Ada juga berita bahwa laki-laki yang jenggotnya kurang panjang dipukuli, dan ada satu korban yang sampai patah tulang. Standar jenggot dari Taliban, katanya, kalau jenggot dipegang, harus lebih panjang dari tangan kepal. Kalau tidak, dihukum. Saya ingat foto seorang anak remaja yang menjadi korban, dan dia jelaskan memang tidak bisa panjangkan jenggotnya karena seluruh keluarga juga begitu (dari gennya). Anggota Taliban tidak mau tahu dan hajar dia sampai pingsan dan patah tulang. Banyak tempat cukur rambut malah tutup karena diancam oleh Taliban. Di sana, banyak orang cukur jenggot dan juga rambut di pemangkas rambut. Tetapi ketika Taliban berkuasa, mereka terpaksa tutup dan tidak punya sumber nafkah hidup yang lain.

Saya juga ingat cerita dari ibu seorang teman yang melakukan Haji beberapa tahun yang lalu. Salah satu anggota kloter ibu itu diperkosa dan dibunuh. Setelah dicek, ternyata hal seperti itu cukup sering terjadi di Mekkah dan kota-kota lain. Tetapi tidak masuk media Indonesia (mungkin ada di Pos Kota atau Lampu Merah sewaktu-waktu). Tetapi tidak masuk media yang lain. Sepertinya ditutupi dengan sengaja supaya jemaah dari Indonesia tidak takut melakukan haji dan umrah, padahal bahaya itu memang nyata dan daerah sana tidak 100% aman, penuh dengan orang Muslim yang mulia, seperti perkiraan orang awam. 

Ada juga cerita dari teman yang tinggal di Saudi tentang pelacur yang selalu ada di belakang Hotel Hilton, 1 jalan dari Masjid-il-Haram. Buat orang lokal, sudah ketahuan mereka yang berdiri di situ adalah pelacur, dan teman itu menceritakan cara khusus untuk panggil mereka untuk berzina. Teman yang lain ceritakan tentang pembunuhan yang terjadi di depan Kabbah pada saat dia sedang melakukan umrah. Sekali lagi, berita seperti itu tidak masuk media sini.

Sebagai orang muslim, kita perlu bersikap dewasa dan menyadari bahwa tidak semua orang Muslim automatis menjadi orang baik dan mulia. Ada banyak sekali orang yang Muslim dari lahir, tetapi sebenarnya mereka tidak mengenal Islam. Mislanya, di Indonesia ada banyak perampok. Agama mereka apa kalau bukan Islam? Masa penjara di Indonesia hanya dihuni perampok non-Muslim? Sungguh tidak mungkin. Jadi, kita perlu memandang dunia secara terbuka dan bijaksana. Memang benar bahwa berita bisa direkayasa. Tetapi agensi berita besar di dunia cukup takut citranya bisa rusak kalau mereka benar-benar menciptakan berita sendiri. Kalau berita dibuat miring juga mungkin, dan biasanya koran atau stasiun televisi seperti itu akan menjadi terkenal karena beritanya miring.

Jadi, saya juga tidak bisa buktikan apa-apa 100%, dan juga sewaktu-waktu kurang percaya pada sebagian berita yang dibaca. (Saya tidak merasa berita itu direkayasa, tetapi hanya merasa bahwa belum dapat seluruh unsur dari cerita tersebut, alias belum lengkap). Tetapi kalau berita seperti penyerangan Taliban terhadap sekolah dan anak perempuan yang bersekolah dilaporkan berkali-kali, selama bertahun-tahun, dari berbagai macam sumber seperti media internasional, PBB, Palang Merah, LSM wanita dan anak, dan lain-lain, dan ada data-data yang luas seperti nama lokasi, nama korban, serta foto-fotonya, maka saya lebih cenderung percaya. Kenyataan bahwa berita seperti itu seringkali tidak masuk media Indonesia perlu dipertanyakan kenapa. Sangat disayangkan kalau orang Muslim di sini dibodohi terus dengan hanya mendapat separuh dari berita (yang baik) dan berita lain (yang buruk) dianggap tidak ada. Sebagai hasil nyata, banyak orang Muslim di sini seringkali tidak tahu apa-apa tentang dunia luar dan masih percaya bahwa semua orang Muslim pasti baik-baik, dan semua berita yang melaporkan sebaliknya pasti rekayasa dan konspirasi dari media barat. Sayang sekali kalau ummat Islam di Indonesia dibiarkan seperti itu terus. 

Semoga bermanfaat. 
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

28 January, 2009

Taliban merusak 180 sekolah di Pakistan

Selama 1-2 tahun terakhir, Taliban di Pakistan telah menyerang dan meledakan sekolah-sekolah di beberapa daerah di Pakistan, dengan mengatakan sekolah dilarang untuk perempuan. Salah satu daerah yang paling terganggu adalah daerah Swat (di bagian utara Pakistan) di mana Taliban telah berkuasa dan tentara Pakistan tidak sanggup mengusirnya. 

Pada bulan Januari, 2009, lima sekolah lagi diledakkan di bagian utara Pakistan, walaupun pemerintah telah menyatakan akan menjaga sekolah dan sistem pendidikan negeri. Lima sekolah tersebut diledakkan di daerah Swat, dan Taliban telah membuat pernyataan bahwa mulai 15 Januari 2009, semua sekolah untuk perempuan harus tutup. 
Seorang pejabat negara, Shaukat Yousafzai, mengatakan pada Reuters “Kita bisa paham kalau mereka [Taliban] menyerang tentara kita, tetapi kenapa mereka merusak sekolah juga?”

Taliban telah menghancurkan lebih dari 180 sekolah negeri dalam 1 tahun terakhir, mayoritas dari sekolah tersebut adalah sekolah khusus perempuan tetapi juga ada sekolah untuk anak laki-laki. Taliban inginkan negara menerapkan hukum syariah (menurut tafsir mereka) di mana perempuan dilarang mendapatkan pendidikan (yaitu pendidikan untuk perempuan dinilai tidak islamiah).

Sebagian sekolah swasta tetap buka, tetapi semua pemilik sekolah swasta di daerah Mingora telah menuruti larangan tersebut, dan sekolahnya tidak akan dibuka lagi sampai konflik antara Taliban dan pemerintah di daerah Swat telah selesai. Para pemilik sekolah mengatakan walaupun mereka buka pintu, sangat mungkin orang tua tidak akan berani kirim anak perempuannya ke sekolah karena takut pada Taliban. Para guru juga menolak kerja karena mereka takut akan dibunuh kalau mengajar perempuan. Mereka (guru) merasa yakin pemerintah tidak bisa melindungi mereka dari Taliban. 

Masalah ini telah mengganggu proses belajar bagi 60.000 murid di daerah Swat saja. Dan masalah tidak terbatas pada SD s/d SMA saja. Perguruan tinggi juga dapat ancaman. Tiga bulan yang lalu, Taliban mengeluarkan pernyataan bahwa calon dokter pria dilarang belajar ginekologi (gynaecology) di mana mereka harus belajar memeriksa kemaluan wanita, dan calon dokter juga dilarang mendekati ruangan persalinan. Setelah larangan itu diberikan, Taliban juga mengirim utusan terhadap universitas kedokteran tersebut untuk memastikan bahwa larangan mereka dituruti. Kata seorang profesor, mereka terpaksa pindahkan kelas ginekologi itu ke daerah Mardan (sebuah daerah yang lain) dan sekarang juga berfikir untuk memindahkan seluruh universitas kedokteran ke sana biar aman dari Taliban. 

Sebuah panti asuhan juga dapat masalah di daerah Swat karena biaya operasional mereka didapatkan dari subsidi silang. Dari setiap 5 anak mampu yang bersekolah, dikumpulkan uang beasiswa untuk 1 anak yatim. Sekarang, banyak orang mampu telah pindahkan anaknya (dan juga ada yang pindahkan seluruh keluarganya) ke daerah yang lain biar aman dari ancaman Taliban. Karena itu, sudah tidak ada lagi subsidi silang dari anak mampu tersebut untuk anak yatim, dan pengurus panti asuhan tidak tahu bisa dapat dana dari mana lagi. 

Dalam catatan harian (diary) untuk BBC dalam bahasa Urdu, seorang perempuan dari kelas 7 menjelaskan bahwa sekarang sudah masuk waktu libur tahunan di sekolah, tetapi tidak jelas kapan sekolah akan bisa buka lagi. Di daerah Swat, ada 2.000 sekolah. Di antaranya, 1.600 adalah sekolah negeri, termasuk sekitar 500 sekolah khusus perempuan. Sisa dari sekolah tersebut milik swasta. Seorang menteri Pakistan mengatakan mereka akan berusaha membuka kembali semua sekolah pada tanggal 1 Maret, walaupun ada ancaman dari Taliban. 

Sumber: BBC News
Fresh attacks on Pakistan schools
Children in Swat face bleak future

Private schools in Pakistan's troubled north-western Swat district have been ordered to close in a Taleban edict banning girls' education. Militants seeking to impose their austere interpretation of Sharia law have destroyed about 150 schools in the past year. Five more were blown up despite a government pledge to safeguard education, it was reported on Monday. Here a seventh grade schoolgirl from Swat chronicles how the ban has affected her and her classmates. The diary first appeared on BBC Urdu online.

Diary of a Pakistani schoolgirl (i)
Diary of a Pakistani schoolgirl (ii)

MUI: Rokok Haram untuk Anak, Remaja, Wanita Hamil dan di Tempat Umum

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Mungkin semua orang sudah tahu tentang fatwa ini karena sedang dibahas di mana-mana. Saya kira akhirnya akan keluar fatwa haram untuk rokok, sesuai dengan fatwa dari ulama lain di manca negara. Tetapi walaupun tidak diharamkan secara mutlak (berarti masih makruh), yang membuat saya kecewa adalah kenyataan bahwa masih ada satu kondisi penting yang tidak disebut dalam fatwa itu. Yang disebut secara jelas di dalam fatwa adalah haramnya rokok untuk 1) anak-anak, 2) remaja, 3) wanita hamil 4) rokok di tempat umum.

Tetapi bagaimana dengan anak-anak yang kena asap rokok dari orang dewasa, terutama dari bapak kandung di dalam rumah sendiri? Keadaan ini tidak termasuk keempat kondisi di atas (tidak ada klarifikasi) dan karena tidak disebut secara spesifik, perlindungan terhadap kesehatan, pertumbuhan badan dan juga daya pikir anak menjadi diabaikan. Saya lebih senang kalau fatwa ini datambah dengan nomor 5): Haram merokok di dekat anak-anak (walaupun di dalam rumah sendiri).

Ada anak yang terpaksa hidup di dalam rumah di mana ada orang dewasa yang merokok, biasannya bapak kandung, dan mungkin juga saudara dan tamu-tamu yang datang ke rumah. Pada saat anak kena asap dari rokoknya orang dewasa, anak-anak itu ikut merokok secara pasif karena asap yang beracun itu tidak hilang dalam sekejap.
Penelitian terhadap rokok pasif itu sudah banyak dan makin membuktikan ada efek yang sangat negtif, terutama untuk anak-anak yang badannya masih berkembang. Sudah ada penelitian yang membuktikan bahwa orang yang kena asap rokok dari orang lain (dari seorang perokok) malah bisa kena lebih banyak racun daripada orang yang merokok!
Untuk anak, ada efek pada pertumbuhan otak, IQ, kesehatan secara umum, dan paru-paru tentu saja. Semuanya tergantung berapa banyak asap rokok yang ada di dalam linkgungannya.

Dengan mengeluarkan fatwa ini, dan mengharamkan rokok dalam berbagai kondisi, saya agak kecewa dan sedih bahwa tidak ada seorang ahli kesehatan yang dihadirkan yang bisa menjelaskan bahayanya rokok pasif bagi anak-anak, walaupun hanya di dalam rumah sendiri. Karena pemerintah telah gagal untuk memberikan perlindungan terhadap anak yang kena racun dari bapak kandung di dalam rumah, alangkah baiknya kalau ulama bertindak dan memberi kesadaran kepada para orang tua bahwa kebiasaan buruk mereka juga punya dampak yang signifikan pada kesehatan anaknya. Ulama lebih tahu dari pemerintah bahwa anak adalah amanah dari Allah, dan seharusnya dilindungi dan dijaga, bukan diracuni setiap hari di dalam rumah.

Sesungguhnya tidak ada manfaat dari rokok dan tidak ada yang mengatakan rokok itu halal, tetapi selama masih ada yang mau berpegang pada sikap makruh, anak-anak bangsa akan jadi korban karena bapak-bapak mereka (yang berpendidikan rendah) mungkin tidak sadar bahwa juga ada bahayanya bagi anak mereka yang ikut rokok secara pasif. Kalau ada fatwa haram merokok dekat anak-anak, saya kira semua orang dewasa akan menjadi sadar dengan cepat.

Ketika pemerintah lalai, sangat disayangkan bahwa ulama juga tidak memikirkan nasib anak-anak yang kena rokok dari orang dewasa. Juga sangat disayangkan bahwa masih ada orang yang punya pendidikan tinggi dan pendidikan agama yang luas yang masih mau mempertahankan rokok. Kasihan anak bangsa yang tidak bisa dapat udara segar.
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

########

MUI: Rokok Haram untuk Anak, Remaja, Wanita Hamil dan di Tempat Umum
Nograhany Widhi K - detikNews
Minggu, 25/01/2009 21:28 WIB

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) akhirnya mengeluarkan fatwa bahwa rokok haram untuk anak-anak, remaja dan wanita hamil. Rokok juga diharamkan di tempat umum.

"Rokok diharamkan bagi anak-anak, remaja, wanita hamil. Merokok di tempat umum juga haram," ujar Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Ali Mustafa Ya'qub menjelaskan hasil Ijtima' Ulama Fatwa III MUI di Kabupaten Padang Panjang, Padang, Sumatera Barat.

Ali menyampaikan hal itu ketika dihubungi detikcom, Minggu (25/1/2009).

Sedangkan rokok bagi selain anak-anak, remaja, wanita hamil, dan di tempat umum, Ali mengatakan ada 2 pendapat yang terbelah.

"Ada yang mengatakan haram dan ada yang makruh. Makruh itu perlu ditinggalkan," jelas Guru Besar Ilmu Hadis Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) ini. (nwk/nwk)
Sumber: Detiknews.com

Baca juga:

Bagi NU Rokok Tidak Haram
Himpunan Fatwa Haram Merokok
Kalau Rokok Haram, Bagaimana Solusinya?
Secondhand Smoke Increases High School Test Failure, Study Suggests

27 January, 2009

Harga BBM Turun, Jalanan Tetap Macet, Apa Untungnya?

Selasa, 27/01/2009 07:54 WIB
Catatan Agus Pambagio
Agus Pambagio - detikNews


Jakarta - Hari Minggu pagi lalu saya memesan taksi via telpon untuk mengantar saya dari rumah ke bandara Soekarno-Hatta pada pukul 07.00 pagi. Pengemudi yang bernama Pak Berlian bercerita bahwa semenjak Pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi (Premiun dan Solar) beberapa kali dan terakhir pada tanggal 15 Januari 2009, menjadi Rp 4.500/liter, jalanan di Jakarta menjadi semakin macet dan penumpang sepi. Bagi Pak Berlian, penurunan harga BBM bersubsidi tidak membuat dia senang tetapi pusing. Mengapa bisa demikian ?

Pertama setoran tidak turun meskipun harga premium turun, jadi bebannya sebagai pengemudi taksi tidak berkurang. Kedua penumpang sepi karena yang semula menjadi pelanggannya kini tidak lagi menggunakan taksinya tetapi kembali menggunakan kendaraan pribadi setelah harga Premiun turun menjadi Rp 4.500/liter. Ketiga jalanan menjadi lebih macet karena harga BBM murah masyarakat kembali menggunakan mobil pribadi untuk beraktivitas. Jadi kebijakan Gubernur DKI tentang pengaturan jam sekolah dan jam kantor untuk mengurangi kemacetan menjadi tidak jelas dan kurang bermanfaat. Jalan raya di DKI tetap macet….cet….cet dan akan bertambah macet jika turun hujan.

Lalu apa untungnya untuk masyarakat dengan turunnya harga premium dan solar ? Harga komoditas pokok, seperti beras, gula, minyak goreng dll juga tidak turun karena tidak terkait langsung dengan BBM, kecuali ongkos angkut. Ongkos angkut tidak ikut turun karena pungli di jalan raya juga tidak turun (setahun biaya pungli mencapai Rp 18 - 40 triliun/tahun). Harga suku cadang juga tidak turun karena bea masuk dan biaya produksi tidak turun. Jadi apa gunanya harga BBM turun namun tidak berdampak langsung bagi masyarakat ? Ingat dengan turunnya harga BBM, maka penerimaan Negara dari ekspor sektor migas juga merosot.

Antara Tebar Pesona dan Manfaat

Pemilu 2009 sudah di ambang pintu. Keputusan Presiden SBY memberlakukan harga baru untuk solar dan premium tidak berdampak banyak pada ekonomi masyarakat selain dampak psikologi sesaat alias tebar pesona. Mengapa demikian ? 

Pertama, turunnya harga BBM di Indonesia karena memang harga minyak mentah dunia turun, jadi bukan prestasi Pemerintah. Kedua, karena dengan turunnya harga BBM hampir tidak mempunyai dampak positif bagi rakyat kecuali pemilik kendaraan, karena harga komoditi lain tidak turun. Dan ujung-ujungnya jalanan bertambah macet.

Di sektor transportasi tanpa pemaksaan 'khusus' dari Pemerintah Daerah, tarif angkutan kota tidak mungkin akan turun mengingat komponen biaya BBM dalam sistem transportasi hanya sekitar 20% dari total biaya. Komponen terbesar adalah biaya suku cadang, biaya awak dan .... biaya pungli. Jadi cukup sulit bagi pemilik kendaraan angkutan umum untuk menurunkan biaya transportasi ketika harga BBM turun, mengingat tarif angkutan darat saat ini belum mencapai keekonomiannya. Namun jika dipaksa oleh regulator, tentu para pemilik angkutan umum akan menurunkan juga tarifnya.

Kebijakan Pemerintah SBY untuk menurunkan harga BBM tentunya secara politik akan mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Pertanyaannya apakah memang benar penurunan harga BBM berdampak positif langsung bagi masyarakat ? Jawabannya adalah belum tentu! Buktinya meskipun harga BBM turun tidak diikuti oleh turunnya harga komoditas lainnya. Bahkan sebagian harga komoditas naik. Jadi kebijakan ini lebih pada kebijakan tebar pesona menjelang Pemilu saja, belum terasa manfaatnya bagi publik.
 
Dampak Penurunan Harga BBM Bersubsidi

Jadi keputusan Presiden untuk menurunkan harga BBM tentunya hanya disambut hangat oleh pemilik kendaraan pribadi tetapi tidak untuk sektor-sektor industri, kecuali ada campur tangan Pemerintah, seperti penetapan tarif angkutan umum dan penurunan harga BBM industri pasca diturunkannya harga BBM pada tanggal 15 Januari 2009.

Untuk publik tidak terasa dampak penurunan harga BBM bersubsidi karena pengaruh pada komoditi lain minim. Yang ada, publik menjadi lebih sengsara karena jalanan bertambah macet. Industri juga belum bergerak karena BBM untuk industri tidak turun, dsb. Kebijakan Pemda DKI tentang pengaturan jam sekolah dan pegawai swasta juga semakin tidak berpengaruh terhadap kepadatan di wilayah DKI Jakarta. Yang pada akhirnya akan membuat belanja BBM oleh rakyat juga meningkat.

Dampak penurunan harga BBM bersubsidi terhadap harga-harga kebutuhan pokok, biaya transportasi dan harga-harga barang dan jasa lainnya juga belum secara signifikan dirasakan oleh masyarakat. Di sisi lain pengaruh penurunan harga BBM terhadap APBN 2009 juga kurang menggembirakan karena masih memunculkan angka subsidi untuk premium sebesar Rp 9,4 triliun dan solar sebesar Rp 13 triliun.

Kemacetan di jalan sekitar Jabodetabek, khususnya DKI Jakarta saat ini semakin parah karena pengguna kendaraan pribadi kembali meningkat. Mereka yang tadinya dalam beraktivitas telah menggunakan angkutan umum: seperti taksi, busway, sepeda motor kembali menggunakan mobil pribadi, karena tarif taksi dan Busway belum turun paska penurunan harga BBM bersubsidi.

Akhir kata turunnya harga BBM sepertinya lebih bersifat politis belaka untuk menghadapi Pemilu 2009 bukan untuk menurunkan biaya-biaya lain yang menjadi beban publik, termasuk biaya transportasi umum dan biaya-biaya pokok kebutuhan hidup lainnya. 

*) Agus Pambagio, Pemerhati Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen (asy/asy)

Sumber: Detiknews.com


24 January, 2009

Foto Satelit Kerusakan di Gaza

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Dari BBC, ada foto satellite ini yang digunakan untuk menunjukkan kerusakan yang terjadi d Gaza.
Diperkirakan sedikitnya 566 gedung hancur total atau rusak.  
Yang membuat saya lebih kaget adalah foto kedua, yang berwarna, di mana lahan di luar perbatasan Gaza terlihat hijau dan hidup, sedangkan tanah yang di dalam perbatasan Gaza kelihatan kering dan mati. 
Saya sudah tahu dari laporan media yang lain bahwa Gaza mendapatkan airnya dari Israel, yaitu Israel menguasai sumber air yang bisa masuk ke dalam Gaza. Tetapi ini pertama kali saya lihat perbedaan secara nyata dan jelas. 
Dunia masih diam…
Sulit dibayangkan hidup di negara mana saja tanpa air, apalagi daerah sana yang sudah sangat kering dari awalnya. 
Beberapa bulan yang lalu, waktu masih jadi Senator, Presiden Obama ditanyakan oleh wartawan apa yang akan dia lakukan kalau anak dia tinggal di Sderot (kota di Israel Selatan yang paling sering kena roket Hamas) dan hidup dengan ancaman roket Hamas terus. Presiden Obama mengatakan bahwa dia akan mau berjuang untuk membela anak-anaknya dengan cara apa pun. 
Tadi saya baca salah satu komentator media di Amerika yang mengatakan ada pertanyaan yang jauh lebih tepat: Apa yang akan dilakukan oleh Presiden Obama kalau anak perempuan yang dia cintai tinggal di GAZA?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene 

Kartun: Bom di Gaza

21 January, 2009

Penggunaan Uranium Israel di Gaza Diselidiki

By Republika Newsroom
Rabu, 21 Januari 2009 pukul 09:36:00

WINA--Badan pengawas nuklir PBB (IAEA) pada hari Selasa akan menelusuri laporan tentang kemungkinan Israel menggunakan amunisi depleted uranium (DU - sisa proses pengayaan uranium) saat menyerbu Gaza.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, para duta besar negara Arab di Wina menyampaikan surat permintaan penyelidikan itu kepada Direktur Jenderal IAEA, Mohammed ElBaradei.Surat tersebut disampaikan duta besar Arab Saudi atas nama para diplomat Arab.

"Kami menyebarluaskan surat itu ke negara-negara anggota dan akan menyelidiki masalah ini dengan mengerahkan segala kemampuan," kata juru bicara IAEA Melissa Fleming.

Dia mengatakan IAEA belum melakukan penyelidikan karena terlebih dulu harus merundingkan hal itu dengan para negara anggota. Duta besar Israel untuk IAEA, Israel Michaeli, tidak mau berkomentar.

IAEA selama ini menyumbang bagi penelitan-penelitian mengenai jejak-jejak amunisi DU di kawasan Balkan.

DU digunakan sebagai senjata karena lebih mampu menembus dinding tank dan kendaraan lapis baja. ant/ya

Sumber: Republika.co.id

Untuk lebih pahami bahayanya Depleted Uranium dalam senjata, baca di sini:

Wikipedia (Indonesia)

Wikipedia (English)

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Tadi saya juga nonton Al Jazeera, yang wawancarai seorang ahli senjata independen dari Inggris. Dia mengatakan bahwa bukti-bukti yang dikumpulkan oleh dia dan rekan-rekannya setelah perang Israel ke Lebanon, membuktikan bahwa ternyata Israel menggunakan "Active Uranium" dan bukan Depleted Uranium dalam senjatanya. Artinya, mereka menggunakan bom yang mengandung zat yang sangat radioaktif. Dia juga merasa cukup yakin senjata yang sama pasti digunakan lagi di Gaza. Jadi, jangan heran kalau dalam tahun-tahun mendatang, warga sipil di Gaza kena berbagai macam kanker!!!

Ahli itu justru bertanya apakah Israel akan mengizinkan penyelidik seperti dia dan ahli senjata dari PBB masuk ke Gaza untuk melakukan penyelidikan dan kumpulkan bukti-bukti di lapangan.

Bagaimana ya? Apakah mungkin?

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene 


Obama Menjadi Presiden - Sekarang kita tunggu hasil nyata...

Kekuasaan sudah ada di tangannya. 

Kata-kata yang bijaksana dan menjanjikan sudah keluar dari mulutnya.

Sekarang kita tunggu hasil nyata di lapangan.

Bisa nggak dia menciptakan hubungan baru dengan dunia Islam?

Saya cukup kecewa dengan pidatonya (kenapa nggak minta bantuan dari saya?). Tidak memberikan inspirasi seperti pidato dia selama kampanye. Seluruh dunia ingin melihat sekarang apakah dia serius membawa perubahan nyata? Atau hanya ada perubahan "membuang Bush" yang menguntungkan warga AS, dan untuk warga dunia lain, tidak ada perubahan sama sekali?

Kita lihat dulu...

Wassalam,

Gene

Banyak Kadispendik tidak Kapabel, PGRI Laporkan ke Presiden

Rabu, 21 Januari 2009

JAKARTA - Mengapa pendidikan di Indonesia tak kunjung maju? Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menemukan salah satu jawaban. Yakni, banyak kepala dinas pendidikan (Kadispendik) di kabupaten/kota yang tersebar Indonesia tidak kapabel di bidangnya.

Ketua Umum PGRI Sulistyo kemarin menyampaikan persoalan tersebut kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dari survei sementara PGRI, 50 persen dinas pendidikan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia dipimpin pejabat yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai untuk menduduki pos tersebut. 

''Tanpa bermaksud memusuhi, banyak kepala dinas pendidikan diangkat karena menjadi tim sukses bupati atau wali kota terpilih,'' kata Sulistyo setelah menghadap SBY di Kantor Presiden kemarin. Saat memberikan keterangan, Sulistyo didampingi Mendiknas Bambang Sudibyo.

Sulistyo mencontohkan, ada kepala dinas pendidikan yang sebelumnya menjabat kepala satpol PP. Ada juga kepala dinas tata kota, pertamanan, dan pemakaman yang tiba-tiba memimpin dinas pendidikan. Banyak lagi contoh yang disampaikan Sulistyo.

''Misalnya, di Kabupaten Semarang. Kepala dinas pendidikannya sekarang mantan kepala dinas tata kota, pertamanan, dan pemakaman. Contoh lain di Banyumas dan Wonosobo,'' tuturnya.

Saat ini PGRI menyusun data pasti mengenai jumlah kepala dinas pendidikan yang tidak kapabel tersebut. Nanti pada alam konferensi kerja nasional (konkernas) PGRI, 23-26 Januari di Banjarmasin, akan diumumkan secara terbuka daftar kepala dinas pendidikan yang tidak layak tersebut.

Sulistyo menduga, ditempatkannya tim sukses bupati/wali kota terpilih menjadi kepala dinas pendidikan terkait besarnya anggaran pendidikan saat ini setelah ada ketentuan anggaran pendidikan 20 persen dari APBN dan APBD. ''Dulu dinas pendidikan tempat yang kurang diminati. Kemungkinan karena sekarang anggarannya besar,'' ujarnya.

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti laporan PGRI tersebut. Namun, kata Bambang Sudibyo, kabupaten dan kota memiliki otonomi sendiri. Akibatnya, pemerintah pusat tidak bisa leluasa melakukan intervensi. Apalagi, kewenangan menunjuk kepala dinas pendidikan memang berada di tangan bupati atau wali kota. 

''Tapi, kami tidak mungkin tinggal diam dan membiarkan masa depan pendidikan kita berada di tangan orang yang tidak tepat,'' kata Bambang Sudibyo. (tom/iro)

Sumber: Jawapos.co.id

17 January, 2009

Korban di Gaza: Sebuah Perbandingan

(Jumlah penduduk nasional diambil dari Wikipedia)

Jumlah Penduduk Gaza 1,4 million

Total Dibunuh 1.135 (s/d Jumat 16 January, 2009)

Total Luka-luka 5.200 (s/d Jumat 16 January, 2009)

= 0,081072 % dari penduduk Gaza dibunuh

= 0,371428 % dari penduduk Gaza luka-luka

Sekarang, mari kita bandingkan angka korban wafat dan luka-luka dengan negara lain sebagai persentase dari jumlah total penduduk. Kalau Perang Gaza sedang dilaksanakan di lain tempat, dengan persentase korban yang sama, apakah dunia akan tetap diam seperti sekarang? Bayangkan kalau ada satu negara yang menyerang negara lain, dengan hasil seperti yang tertulis di bawah setelah hanya 20 hari saja. Apakah mungkin Amerika Serikat akan tetap mendukung negara itu dan memberikan perlindungan terhadapnya di PBB?

Mari kita lihat.

Perang Gaza: Perbandingan Jumlah Korban di Lain Negara

Kalau terjadi di negara ini:

Orang Dibunuh

dlm 20 HARI

Orang Luka-luka

dlm 20 HARI

Jumlah Penduduk

Australia

21.468.700

17.405

79.741

Malaysia

27.730.000

22.481

102.997

Inggris

60.975.000

49.434

226.478

Perancis

65.073.482

52.756

241.701

Mesir

75.500.662

61.210

280.431

Jepang

127.433.494

103.313

473.324

Indonesia

222.000.000

179.980

824.570

Amerika

306.150.000

248.202

1.137.127

India

1.147.995.904

930.703

4.263.978

Seharusnya ini membuat kita sadar atas betapa besarnya jumlah korban di Gaza itu sebenarnya.

Apakah dunia akan diam bila TUJUH BELAS RIBU (17.405) warga AUSTRALIA dibunuh oleh pasukan militer asing dan ditambah lagi dengan TUJUH PULUH SEMBILAN RIBU (79.741) orang luka-luka dalam waktu hanya 20 hari saja?

Apakah dunia akan diam bila EMPAT PULUH SEMBILAN RIBU (49.434) warga INGGRIS dibunuh oleh pasukan militer asing dan ditambah lagi dengan DUA RATUS DUA PULUH RIBU (226.478) orang luka-luka dalam waktu hanya 20 hari saja?

Apakah dunia akan diam bila DUA RATUS EMPAT PULUH RIBU (248.000) warga AMERIKA dibunuh oleh pasukan militer asing dan ditambah lagi dengan LEBIH DARI SATU JUTA (1.137.127) orang luka-luka dalam waktu hanya 20 hari saja???

Bayangkan apa yang akan dikatakan orang barat kalau pembantaian ini sedang terjadi di lain tempat, dan wanita dan anak-anak yang berkulit putih dan beragama Kristen merupakan hampir 50% dari jumlah korban, dengan angka-angka seperti yang diatas? Apakah reaksinya dunia barat akan sangat berbeda dengan reaksinya sekarang (diam)? Israel selalu mengatakan bahwa perang mereka bukan perang terhadap warga sipil. Kalau begitu, bukannya cukup aneh bahwa warga sipil-lah yang kena bom terus-menurus, yang menghancurkan badan mereka dan mencopot kaki dan tangan mereka?

Tetapi korban di Gaza bukan wanita dan anak yang berkulit putih dan beragama Kristen… jadi siapa yang peduli!

16 January, 2009

Saya kecewa sekali

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Selama 1 bulan Israel berperang terhadap Gaza. Hasil yang nyata di lapangan, ada 1.135 orang Muslim yang telah dibunuh, dan 5.200 orang luka-luka, ratusan di antara mereka luka parah dan mungkin akan wafat. Dari lebih dari 6 ribu orang yang mati dan luka-luka, sekitar 40-50% adalah wanita dan anak kecil!

Tadi saya baru mendengarkan ketua Palang Merah (ICRC) di Al Jazeera, yang mengatakan ada sekitar 90.000 orang yang kehilangan rumah di Gaza (dan itu yang ketahuan). Itu sekitar 6,5% dari jumlah penduduk di Gaza. (Kalau seandainya 6,5% dari jumlah penduduk di Indonesia kehilangan rumah, berarti setara dengan 14.5 JUTA orang, atau seluruh penduduk DKI dan sekitarnya kehilangan rumah dalam 3 minggu. Bisa bayangkan?).  

Makanan hampir habis. Air hampir habis. Obat-obatan hampir habis. Listrik sering mati, bahkan sampai berhari-hari. Rumah sakit kehabisan semua kebutuhan, termasuk bensin untuk genset. Truk-truk dari PBB berhasil masuk sewaktu-waktu, kalau Mesir mengizinkan. Tetapi yang masuk rata-rata hanya 54 truk per hari sedangkan PBB mengatakan 500 truk PER HARI dibutuhkan karena tidak kurang dari 750.000 orang tidak punya sumber makanan lain di Gaza selain pemberian dari PBB (dan jumlah orang yang perlu bantuan pasti lebih sekarang). Dan sebagai tambahan penderitaan, sekarang musim dingin di sana jadi kabur dari rumah tanpa bawa baju bukan suatu hal yang bisa dilakukan dengan mudah, apalagi kalau membawa anak kecil.

Jadi, kenapa saya kecewa? Dari 3 minggu yang lalu, saya lakukan shalat jumat di masjid yang sama dekat rumah saya di Pancoran, Jakarta Selatan. Minggu pertama, khatib tidak menyebut apa-apa tentang Gaza di dalam khatbahnya padahal perang sudah berlangsung selama beberapa hari. Saya rasa bukan masalah, karena saya kira setelah shalat dia pasti akan baca doa untuk warga Muslim di Gaza yang sangat menderita. Ternyata TIDAK. Shalat berakhir seperti biasa dan semua orang bubar. 

Minggu kedua, masjid yang sama, ada khatib yang baru. Saya kira pasti orang inilah akan bicara tentang Gaza, atau kalau tidak, setelah khatbahnya dia pasti akan memimpin doa untuk orang muslim di Gaza. Ternyata TIDAK.

Hari ini saya ikuti shalat jumat lagi di masjid yang sama. Khatibnya beda lagi. Saya kira pasti orang yang INI akan menunjukkan kepedulian pada sesama Muslim di lain negara. Ternyata… TIDAK.

Tiga minggu, 3 kali shalat jumat, 3 khatib yang berbeda, 3 kali mereka menunjukkan sikap tidak peduli pada penderitaan orang Muslim di Gaza. Apa susahnya memimpin jemaah membaca Al Fatihah untuk orang muslim yang lain? Siapapun mereka, di manapun mereka, mereka adalah saudara kita. (Ternyata tidak!)

Mungkin ketiga khatib itu belum tahu bahwa ada perang di Gaza dan sudah ada 1.135 orang Muslim yang telah dibunuh oleh tentara Israel, 5.200 lainnya luka-luka, dan hampir 50% dari mereka semua adalah wanita dan juga anak kecil yang sama sekali tidak punya dosa!

Kalau seandainya ada perang di kampung ustad-ustad itu, dan seluruh saudara mereka, tetangga mereka, dan teman mereka yang beriman kepada Allah dibunuh juga, kira-kira mereka masih mau diam terus?

Saya kecewa sekali. 

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Gene Netto

15 January, 2009

Siapa Sebenarnya Yang Paling Perlu Membela Diri?

Assalamu’alaikum wr.wb.,

Selama 20 hari sekarang, saya nonton dan baca berita tentang Gaza setiap hari. Dari awal perang terhadap warga Gaza, Israel selalu mengatakan hal yang persis sama, yaitu mereka terpaksa “membela diri” karena Hamas meluncurkan roket ke wilayah negara Israel. Karena ada roket Qassam dari Hamas, Israel merasa terancam dan “terpaksa” membela diri.

Saya mulai berfikir: apa sebenarnya yang menimpa Israel, yang membuat mereka begitu takut? Seperti apa serangan roket Qassam dari Hamas yang begitu menakutkan bagi negara Israel? Setelah saya cari di internet, ternyata ada banyak sekali foto dari Israel yang menunjukkan “kehancuran” yang terjadi setelah roket Qassam jatuh di Israel Selatan. Awalnya, saya tidak bisa tahan ketawa pada saat melihat foto-foto tersebut. Bukan karena saya tidak peduli kalau ada orang yang terluka di Israel (saya juga merasa kasihan sama anak-anak di sana), tetapi saya ketawa karena melihat begitu minim kerusakan yang disebabkan roket tersebut. Memang bisa berbahaya, tetapi sepertinya, dari foto yang ada dan juga tayangan di televisi, seorang warga Israel harus berdiri persis pada tempatnya di mana roket itu jatuh untuk kena luka. Selama perang, ternyata hanya 4 orang Israel mati dari serangan roket Hamas. Sebaliknya, sudah 1054 orang Gaza yang wafat dari serangan Israel.

Kemarin saya sudah ketawa juga karena pada saat nonton Al Jazeera, ada tayangan seorang warga di Israel Selatan yang sedang berjalan kaki pada saat sebuah roket Qassam jatuh di belakangnya. Kejadian tersebut direkam oleh CCTV di luar sebuah gedung. Roket jatuh sekitar 15-20 meter di belakang orang itu, dan dia kelihatan kaget, tetapi sesudahnya dia berjalan terus, dan sepertinya dia tidak terluka sama sekali. Saat nonton, saya hampir lupa bahwa ini berita Al Jazeera karena lebih mirip tayangan “America’s Funniest Home Videos”!

Setelah saya kopi dan bandingkan beberapa foto dari internet, kelihatan dengan jelas sekali bahwa perang ini begitu jauh dari keseimbangan, begitu jauh dari balasan yang wajar, begitu jauh dari sikap manusiawi, bahwa perlu dipertanyakan apakah orang Yahudi di Israel, pemerintah di Amerika dan pemerintah di bangsa Arab seperti Mesir masih sehat akalnya? Dari kumpulan foto ini, kelihatan sekali bahwa manusia yang sehat akalnya tidak akan menyatakan Israel sedang “membela diri”.

Justru lebih wajar kalau kita bertanya, “SIAPA YANG PALING PERLU MEMBELA DIRI DI SINI???”

Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Israel kena roket Qassam dari Gaza


Lalu Gaza kena bom ini



Israel kena roket


Gaza kena bomb ini



Israel kena roket


Gaza dapat balasan ini




Atap rumah di Israel rusak



Atap2 rumah di Gaza rusak




Rusak tanpa asap/api


Tetapi Gaza kena ini




Satu rumah di Israel kena lubang kecil ini


Dan Gaza dapat balasan ini dari kaum yang merasa "membela diri"


Sekarang coba menjawab pertanyaan:


SIAPA YANG PALING PERLU MEMBELA DIRI DI SINI???




Pasukan Israel Tembaki Penduduk Gaza Saat Kabur

BBC dan sebuah LSM kemanusiaan bernama B'tselem di Israel sudah menerima beberapa klaim bahwa pasukan Israel telah menembaki warga sipil di Gaza yang sedang berusaha kabur dari wilayah perang. Israel sudah menyangkal keras klaim tersebut. 
Namun, wartawan BBC di dalam Gaza dan Israel sudah mengumpulkan data yang lengkap mengenai kejadian tersebut. 

Warga sipil Palestina di Gaza mengatakan bahwa pasukan Israel menembaki mereka pada saat mereka berusaha tinggalkan rumah, dan dalam beberapa kasus, mereka juga membawa bendera putih. Satu kasus yang telah diterima oleh BBC dan B'tselem menggambarkan kejadian di mana tentara Israel menembak kepala seorang wanita pada saat dia melangkah di luar rumah dengan membawa bendera putih. Dia keluar dari rumah karena memang diperintahkan keluar oleh tentara Israel lewat pengeras suara. 

Tentara Israel menyangkal laporan tersebut dan mengatakan tidak ada bukti sama sekali. 
BBC telah bicara dengan anggota keluarga lain yang mengatakan masih terkepung di dalam rumah mereka, dan kapan saja mereka berusaha keluar untuk mencari makanan dan minuman, mereka ditembaki, bahkan pada saat gencatan senjata 3 jam yang dijanjikan Israel setiap hari untuk alasan kemanusiaan. 

Israel masih menolak akses bagi wartawan internasional dan pengawas kemanusiaan, jadi sulit untuk mendapatkan bukti yang paling sah mengenai laporan ini. B'tselem mengatakan mereka juga sulit untuk mendapatkan verifikasi, tetapi masih ingin menyebarkan informasi ini ke publik.

Munir Shafik al-Najar, dari desa Khouza di jalur Gaza menjelaskan kepada B'tselem dan Palang Merah (ICRC) tentang kejadian yang menimpa keluarganya pada hari Senin kemarin. Dia mengatakan 75 anggota keluarga besar dipaksakan berkumpul di satu rumah, dan dikepung oleh pasukan Israel setelah mereka mengebom rumah-rumah di sekitarnya. Pada Senin pagi, ada pengumuman lewat pengeras suara, “Ini Tentara Israel. Kita minta semua orang keluar dari rumah dan jalan ke gedung sekolah. Wanita dulu, disusul oleh pria.”

Kata Pak Munir, mereka kirim dua wanita keluar dulu, yang pertama adalah sepupu isterinya bernama Rawhiya al-Najar, 48 tahun. Posisi tentara adalah sekitar 15m dari rumah, dan saat Rawhiya keluar, mereka menembak kepalanya. Anak perempuannya, yang berada di disebelahnya, ditembak di paha dan berhasil merangkak kembali ke dalam rumah.

Selama beberapa jam, keluarga Pak Munir telfon Bulan Sabit Merah, LSM kemanusiaan, dan juga petugas di Pemerintah Palestina untuk minta tolong mengatur bantuan bagi mereka supaya bisa tinggalkan rumah. Setelah beberapa jam, belum ada bantuan. Mereka memutuskan untuk coba lari cepat saja dan kabur dari rumah walaupun yakin akan langsung dibunuh. 

“Saat kita lari keluar dari rumah, mereka menembaki kita dengan senapan mesin besar yang berada di atas tank.” Semua orang dewasa membawa bendera putih dan Pak Munir masih memegang bendera tersebut sampai dia telfon BBC pada hari Selasa kemarin. 

Tiga saudaranya, Muhammad Salman al-Najar, 54, Ahmad Jum'a al-Najar, 27, dan Khalil Hamdan al-Najar, 80, dibunuh langsung. “Pasukan itu pasti tahu dia adalah orang yang tua karena mereka begitu dekat padanya”. 

Sebuah anggota keluarga yang lain, Riad Zaki al-Najar, memberikan keterangan yang sama pada BBC lewat telfon. “Mereka menyuruh kita berkumpul di sekolah. Kita suruh wanita keluar dulu, sesuai perintah. Anak-anak ditaruh di bahu kita dengan bendera putih di kepalanya. Saat kita keluar, dengan wanita di depan, wanita melihat tentara dan mulai teriak ‘Ada anak, ada anak’. Tetapi tentara langsung mulai menembaki kita. Tante saya dibunuh dengan peluru di kepala.”

BBC juga bicara dengan Marwan Abu Rida, seorang paramedik dari Bulan Sabit Merah, yang mengatakan di datang ke lokasi pada jam 8:10 pagi. Tetapi dia juga ditembaki dan terpaksa berlindung di dalam sebuah rumah yang dekat sampai jam 20:00 karena ada penembakan terus dari pasukan Israel. Setelah dia berhasil mencapai lokasi, dia temukan wanita yang ditembak di kepala, dan anak perempuannya yang terluka. 

Dalam jawaban tertulis, tentara Israel mengatakan bahwa penyelidikan mereka menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak bisa dipercayai. Ditambahkan bahwa mereka selalu menghindari orang sipil dan ini semua kesalahan Hamas yang memilih untuk meluncurkan roket dari dalam wilayah penduduk sipil di Gaza. 

Laporan satu lagi juga diterima B'tselem dari Yusef Abu Hajaj, warga daerah Juhar al-Dik, di bagian selatan kota Gaza. Dia mengatakan pada B'tselem bahwa ibu dan adik perempuannya ditembak saat mereka berusaha lari dari rumah dengan membawa bendera putih. Mereka berada dalam sebuah kelompok yang juga membawa anak-anak kecil. Katanya, tank Israel menembaki rumah mereka dan setelah itu mereka diperintahkan untuk keluar, jadi mereka berusaha melarikan diri. 

ICRC menegaskan terus bahwa mereka sulit mencapai semua lokasi di mana ada keluarga yang terkepung, yang seringkali juga ada mayat dan orang terluka di lokasi tersebut. Mereka tidak bisa tanggapi puluhan panggilan karena tidak bisa dapat akses dari pasukan Israel. 

Seorang kepala keluarga, Daoud Shtewi, mengatakan pada BBC bahwa dia dan 35 anggota keluarganya telah dikepung oleh pasukan Israel di rumah mereka di bagian selatan kota Gaza selama 10 hari. “Kita bahkan tidak bisa melihat keluar dari jendela karena akan ditembak. Kita hampir kehabisan air dan makanan, dan sudah bertahan tanpa listrik selama 12 hari sekarang.”

“Ibu dan bapak saya perlu obat untuk tekanan darah tinggi dan diabet, tetapi obat kita telah habis.” Bulan Sabit Merah masih berusaha mendekati wilayah tersebut. 

Di daerah yang sama, ICRC mengatakan mereka menemukan 4 anak kecil yang menunggu di sebelah ibu-ibu mereka yang sudah mati, tanpa minuman atau makanan, selama empat hari pada minggu kemarin. Pak Shtewi mengatakan ada 17 anak di dalam sebuah rumah di wilayah yang sama. Umur mereka di antara 6 minggu sampai 15 tahun, dan juga ada 6 wanita. Mereka sudah berusaha untuk keluar dari rumah, tetapi mereka dietmbaki kalau buka pintu dan keluar. Keluarga itu sudah berkali-kali berusaha hubungi Bulan Sabit Merah.

Seorang sopir ambulance mengatakan mereka sudah punya data tentang 35 orang di lokasi tersebut, tetapi karena wilayah itu ditutup oleh militer, mereka tidak bisa masuk untuk menjemput keluarga itu. 

Juru bicara tentara Israel mengatakan Hamas meluncurkan roket dari wilayah itu juga dan menggunakan rumah milik penduduk sipil sebagai tempat meluncurkan roket. Orang yang sedang kabur dari rumah bisa saja membiarkan anggota Hamas bersembunyi di tengah kelompoknya untuk kemudian menembak pasukan Israel. Jadi, dari pandangan prajurit Israel, sebuah kelompok yang melarikan diri itu bisa dianggap musuh. Juru bicara tentara Israel juga mengatakan bahwa Hamas sering menggunakan waktu gencatan senjata selama 3 jam itu untuk meluncurkan roket, jadi pasukan Israel terpaksa membalas pada waktu yang sama. Tetapi dia juga menambahkan bahwa tentara Israel selalu berkerja sama dengan organisasi internasional supaya ambulance bisa masuk ke wilayah pertempuran.  

Penelitian dan laporan dari Hamada Abu Qammar di Gaza dan Heather Sharp, Fouad Abu Ghosh dan Raya el-Din di Jerusalem 

Israelis 'shot at fleeing Gazans' 
Story from BBC NEWS:

Klinik Untuk Ibu dan Bayi di Gaza Hancur dalam Serangan

LSM bernama Christian Aid mengatakan bahwa sebuah klink untuk ibu dan bayi di Gaza, yang didanai oleh Christian Aid dan EU (Uni Eropa), telah hancur setelah dibom oleh angkatan udara Israel. Klinik dibom dengan rudal setelah ada telfon masuk yang memberikan peringatan 15 menit untuk kabur dari gedung. 

Peralatan medis senilai ratusan ribu dolar AS telah dihancurkan dalam serangan yang terjadi pada hari Minggu kemarin (11/01/09). Tentara Israel mengatakan pada Christian Aid bahwa ada teroris di dekat lokasi tersebut. Tidak ada yang terluka dalam serangan tersebut karena gedung sudah dikosongkan sebelumnya. Petugas medis di Gaza mengatakan lebih dari 1000 orang Plestina telah dibunuh sekarang dan PBB mengatakan 40% dari mereka adalah wanita dan anak. Israel mengatakan 13 orang Israel telah wafat, dan hanya 3 dari mereka adalah warga sipil. (Dan ternyata, hanya 4 dari 13 tersebut mati karena kena roket Qassam yang diluncurkan dari Gaza ke Israel. Sisanya adalah prajurit yang mati di dalam Gaza. Berarti 4 nyawa dibalas dengan 1000 nyawa!) 

Gedung yang mengandung klinik telah ditandai dengan lambang palang merah, dan juga ada beberapa ambulance di depannya. Tetap saja seluruh gudung hancur setelah kena rudal, walaupun klinik hanya mengisi sebagian dari gedung tersebut. Klinik hancur total dalam serangan, dan semua peralatan mahal telah rusak, termasuk ultrasound, perlengkapan laboratorium, komputer, dan lain-lain. 

Constantine Dabbagh, executive director untuk NECC in Gaza, mengatakan salah satu klink mereka yang lain juga ditutup selama 2 minggu karena pemilik gedung sebelah mendapatkan peringatan berkali-kali bahwa gedungnya akan segera dibom. 

Gaza clinic destroyed in strike 

Story from BBC NEWS:

Prajurit Israel: Mengakui Militer Menerapkan Taktik Perang Brutal

Kamis, 15/01/2009 11:13 WIB

Israel ternyata memang menerapkan taktik perang yang sadis dalam agresinya ke Jalur Gaza. Mereka menerapkan taktik bahwa semua yang ada di Gaza sekarang, adalah musuh Israel.

Tak heran jika tentara-tentara Zionis itu tidak segan-segan membombamdir dan menembaki warga sipil, anak-anak, perempuan bahkan petugas medis, pekerja bantuan kemanusiaan bahkan wartawan.

Hal ini terungkap dari penuturan sejumlah tentara Israel yang sedang menjalani masa istirahat dan baru saja kembali dari tugas di Jalur Gaza. Alon, Seorang prajurit Israel berpangkat Letnan pada Times, bercerita, ketika ia dan pasukannya masuk ke sebuah jalan di kamp pengungsi Jabaliya di utara Gaza, mereka diperintahkan untuk tidak segan-segan menembak apa saja dan siapa saja.

"Kami memperlakukan semuanya sebagai musuh. Kami hanya diperintahkan untuk menembak dan tidak banyak tanya," ungkap Alon.

Selama 19 hari serangan brutal Israel, jumlah warga Palestina yang gugur syahid sudah mencapai 1.025 orang dan 5.000 orang lainnya luka-luka. Sumber-sumber medis di Gaza mengungkapkan, diantara korban syahid 315 diantaranya anak-anak dan 100 orang perempuan.

Dengan taktik perang brutal yang diterapkan Israel, warga Gaza tak bisa berbuat banyak, mereka terperangkap di Gaza dan tidak bisa mengungsi ke tempat aman, karena perbatasan-perbatasan semuanya ditutup.

Prajurit Israel lainnya, Letnan Kolonel Yehuda mengungkapkan, tindakan pasukan Zionis masuk ke gedung-gedung sambil melepaskan rentetan tembakan sudah menjadi praktek standar bagi pasukan Israel. "Pernah terjadi, sebuah gedung terbakar dan kami harus menyelamatkan pasukan kami secepatnya," kata Yehuda.

Meski demikian, sejumlah tentara Israel mengaku shock melihat kerusakan yang mereka timbulkan dalam serangan ke Jalur Gaza. "Kondisi Gaza hancur lebur seolah-olah kami membombardirnya selama bertahun-tahun, padahal kami baru beberapa minggu saja melakukan serangan. Anda tidak bisa membayangkan bagaimana kerusakan yang telah kami lakukan," kata Alon

"Saya bukan orang baru di kemiliteran. Dua saudara lelaki saya bertugas di unit tempur yang menyaksikan serangan ke Gaza. Saya bisa katakan bahwa ini adalah serangan paling agresif yang pernah kami lakukan untuk melawan para pejuang Palestina," sambungnya.

Tentara-tentara Israel itu juga mengakui bahwa mereka menggunakan senjata kimia fosfor putih untuk membombadir target-target di Gaza. Pengakuan para tentara Israel itu mematahkan bantahan Israel yang menolak tuduhan bahwa militernya menggunakan senjata kimia berbahaya dan terlarang.

Seorang prajurit Israel mengklaim bahwa mereka menggunakan senjata kimia itu dengan bertanggung jawab. "Senjata itu sudah sering digunakan," kata prajurit tadi. (ln/iol)

Sumber: Eramuslim.com

14 January, 2009

We will not go down (Song for Gaza)

We will not go down (Song for Gaza)

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Watch on You Tube
Download Mpeg3


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...