[Komentar]: “Gaji
guru di Australia 55 juta/ bulan kok kerjaannya kritik pemerintah?”
[Gene]: Mohon
maaf, tapi anda tidak lahir di negara yang punya sejarah ratusan tahun
demokrasi, spt Australia, Selandia Baru, Inggris, Kanada dll. Di negara2
demokrasi, fungsi guru adalah utk melayani siswa, menjaga siswa, menolong
siswa, membela siswa, menjadi advokat utk kepentingan siswa, atas nama (dan
untuk) orang tua siswa dan masa depan negara.
Di negara2 dgn
sejarah “diktator” seperti Rusia, Cina, Mesir, Korea Utara, Iraq, Indonesia
(sebelum 1998) dll. fungsi para guru adalah utk taati pemerintah, dan menciptakan
siswa yang juga taati pemerintah. Ketika Soeharto berkuasa, berani lawan
Soeharto = masuk penjara. Jadi guru yg berani “melawan” pemerintah = siap
dimutasi, dipecat, dll.
Jadi di
kebanyakan negara demokrasi, calon guru di Fakultas Pendidikan justru diajarkan
bahwa fungsinya adalah utk kerja DEMI KEPENTINGAN SISWA, orang tua, masa depan
negara, dan BUKAN utk menjadi pesuruh pemerintah, yang diam, taat, takut, dan
berharap digaji kl manggut2. Guru kerja utk rakyat, dan dibayar dgn UANG
RAKYAT. Tidak ada pejabat yang buka dompet utk bayar gaji guru. Orang tua yang
bayar gaji guru. Jadi guru kerja utk orang tua dan masyarakat. Bukan
pemerintah.
Guru dianggap
punya peran penting dalam memajukan rakyat, siapkan generasi mendatang, jaga
negara, dan bantu awasi pejabat agar tidak muncul diktator (lokal atau
nasional), dll. Jadi para guru mengajar siswa untuk TIDAK DIAM DAN TAAT dgn
pemerintah. Guru malah ajarkan siswa untuk menjadi berani, berpikir sendiri,
berbeda pendapat, menegakkan kebenaran dan keadilan dgn satu hukum utk semua,
pantau pemerintah dan pejabat, dan berikan kritikan agar pemimpin tidak menyimpang.
Jadi di negara2
demokrasi, anda akan melihat anak sekolah, guru dan orang tua sangat aktif
dalam membuat petisi, kirim surat, komentar di media, berdebat, bahkan demo dan
mogok belajar/mengajar (kl terpaksa), karena mereka berani melawan yg buruk,
dan mendukung yg baik. Para GURU yang mengajarkan siswa utk hidup dan berpikir
seperti itu. Apa para guru di Indonesia juga bersedia kerja demi kepentingan
siswa, orang tua dan kemajuan negara? Atau lebih mau diam dan taat dgn
pemerintah saja? Ingat: Gaji para pejabat pemerintah berasal dari uang pajak
orang tua! Jadi siapa sebenarnya yang paling layak “berkuasa”? Yang bayar
(orang tua)? Atau yang dibayar (pejabat)?
Tiga juta guru
Indonesia, kl BERSATU, dan kerja demi kemajuan para siswa, dan kemajuan negara,
bisa menjadikan Indonesia salah satu negara terkuat dan terbaik di dunia.
Tetapi kalau hanya mau pikirkan diri sendiri, dan selalu takut pada “pejabat”,
maka Indonesia tidak pernah akan maju. Semoga bermanfaat sebagai renungan.
-Gene Netto
No comments:
Post a Comment