Assalamu’alaikum wr.wb., Di bulan Ramadhan,
saya buka puasa dan diskusi dgn anak2 pesantren yg sedang belajar untuk menjadi
Hafiz Quran. Saya tanya, tujuannya menjadi Hafiz Qur’an apa? Dan tidak ada satupun
yg bisa langsung jawab. Mereka bingung. Saya jelaskan, saya belum jadi Hafiz,
tapi insya Allah saya sudah bisa mengamalkan Al Qur’an. Sudah ratusan
orang yang masuk islam dgn saya, kembali dari murtad, tidak jadi murtad, mulai
shalat setelah 30 tahun tidak shalat, dan mulai santuni anak yatim karena saya
ajarkan, dan sebagainya. Saya tidak bisa ingat semua orang (mungkin ribuan)
yang pernah konsultasi agama dgn saya, dan mereka mengaku dapat solusi lewat
diskusi dgn saya.
Anak2 pesantren itu belum bisa lakukan yang
setara. Mereka ingin hafalkan Al Qur’an, tapi saya yg mengamalkan langsung dgn
umat Islam. Jadi kondisi mereka dan saya sebagai "pelengkap" atau saling
melengkapi, karena orang Muslim punya tugas beda2. Mereka yang jaga Al Qur’an
dgn menghafalnya, dan saya menolong umat Islam dengan menyebarkan kandungan Al
Qur’an kepada orang yang perlu bantuan.
Saya jelaskan bahwa mereka harus punya
cita-cita untuk melakukan hal yang sama dengan saya, dan melebihi saya, dengan
mengamalkan Al Qur’an untuk mendidik banyak orang (terutama yang hidup jauh
dari Allah). Dan saya juga harus seperti mereka, menghafal Al Qur’an untuk
menjaganya. Tapi yang penting adalah untuk tidak melihat “hafalan Al Qur’an”
sebagai tujuan. Itu hanya satu tahap. Mendapatkan ilmu dan hafalan Al Qur’an
itu bukan AKHIR dari sebuah proses, tapi hanya satu tahap dalam proses
mengamalkan Al Qur’an kepada orang Muslim dan juga non-Muslim.
Dan saya bertanya, kl tidak bisa berbahasa
Inggris, bagaimana bisa berdakwah terhadap orang asing? Dan kl tidak bisa
berbahasa Inggris, ilmu yg dimiliki akan berhenti di Indonesia saja, karena
sulit dibawa ke manca negara. Itu yang terjadi dengan kebanyakan kyai dan
ustadz Indonesia sekarang. Ilmu mereka luar biasa, tapi hanya orang di sini yg
bisa mengaksesnya. Kuncinya adalah santri (dan umat Islam) harus belajar bahasa2
asing, terutama bahasa Inggris. Lalu melakukan dakwah agar orang asing bisa
memahami Islam yang sebenarnya dan mau bersahabt dgn kita, daripada bermusuhan.
Kalau belajar dgn tujuan seperti itu, insya
Allah hasilnya adalah kemajuan umat Islam sedunia, dgn Indonesia sebagai
pemimpin. KALAU kita bisa siapkan umat Islam utk menjadi pemimpin dunia.
Setuju?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
-Gene Netto
No comments:
Post a Comment