Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (556) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (178) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

04 July, 2017

Menjadi Bodoh Adalah Pilihan Kita Sendiri

[Pertanyaan]: Di Indonesia, banyak orang merasa "bodoh". Katanya, mereka "hanya orang kampung" atau "hanya lulusan SD". Kalau diminta pendapatnya tentang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain, mereka kurang paham. Apa memang begitu takdirnya, menjadi orang bodoh?

[Jawaban]: Assalamu'alaikum wr.wb. Coba berpikir: Apakah ada buku dengan judul "Abu Bakar, Si Bodoh Dari Kampung Di Mekkah, Yang Tidak Lulus Sekolah Tapi Menjadi Sahabat Nabi"? Apa ada cerita tentang kebodohan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan lain-lain, yang semuanya "hanya orang kampung dan tidak lulus sekolah"? Ternyata, tidak ada. Mereka diakui sebagai pemimpin yang luar biasa, yang sangat cerdas, ahli agama, ahli hukum, ahli sosial, menjadi hakim, pemimpin komunitas, pemimpin negara, dan lain-lain. Mereka menjadi pemimpin TANPA PENDIDIKAN FORMAL, tanpa lulus kuliah, apalagi lulus SD. Kita seharusnya bertanya: KENAPA BISA?

Di satu sisi, tentu saja, mereka dibina langsung oleh Rasulullah SAW. Tapi selain itu, mereka tidak mau menjadi orang bodoh yang "asal shalat, asal ngaji" saja. Para sahabat Nabi itu sibuk BELAJAR DAN MENUTUT ILMU setiap hari. Mereka selalu berkumpul untuk diskusi dan belajar, dan saling bagikan ilmu kepada yang lain. Dan hasilnya adalah mereka semua menjadi cerdas.

Sayangnya, banyak Muslim di Indonesia mengaku miskin, dari kampung, putus sekolah, jadi "wajar" kalau menjadi bodoh, tidak berilmu, dan tidak bijaksana. Mereka sanggup beli rokok, HP, motor TV, dll. tetapi untuk BELI BUKU katanya "sulit" karena "TIDAK ADA UANG". Untuk duduk di masjid atau aula agar bia menggali ilmu dan menjadi cerdas, tidak ada waktunya. Tetapi untuk nonton bola dari Inggris pada jam 2 pagi, selalu ada waktu! Dan banyak Muslim yang berhasil menjadi kaya bukannya mendirikan taman baca untuk mencerdaskan umat, tapi tambah mobil, beli rumah baru, dan menikah lagi.

43. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya, kecuali orang-orang yang berilmu.
(QS. Al- Ankabut 29:43)

114. Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenar-benarnya; dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah, "Ya Tuhan-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
(QS. ThaHa 20:114)

Sahabat Rasulullah SAW tidak habiskan waktunya untuk main HP atau nonton TV. Tidak buang uangnya untuk beli rokok. Dan mereka siap tukar pikiran terus, termasuk dengan orang yang berbeda pendapat. Sedangkan banyak orang di sini sibuk nonton TV, diskusinya lebih banyak berisi gosip, dan bisa cepat naik darah kalau ketemu orang yang berbeda pendapat.

Allah tidak berikan kita Rasulullah SAW dan Al Qur'an dengan harapan kita menjadi kaum yang bodoh, yang hanya paham shalat dan ngaji saja. Tetapi banyak Muslim MEMILIH untuk menjadi bodoh, karena malas belajar. Beli buku malas, beli rokok semangat. Ke pengajian malas, sebarkan gosip semangat. Malas mendengar pendapat yang berbeda walaupun benar, tetapi suka orang yang sependapat walaupun salah.

Hasilnya, banyak orang Muslim mengaku bodoh, karena "tidak lulus sekolah". Akan tetapi SEMUA sahabat Rasulullah SAW juga tidak lulus sekolah, dan ternyata tidak ada dari mereka yang menjadi bodoh. Kalau mereka bisa menjadi pemimpin yang cerdas, tanpa lulus sekolah, berarti kita juga bisa. Matikan TV, dan cari ilmu dari diskusi yang berkualitas, atau baca artikel dan buku. Berhenti beli rokok, dan pakai uangnya untuk beli buku bagi keluarga. Cari ilmu, dan sampaikannya kepada teman2 yang lain. Bersatu dengan teman untuk mendirikan taman baca bagi anak di kampung.

Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Allah menginginkan kebaikan bagi seseorang maka dia diberi pendalaman dalam ilmu agama. Sesungguhnya memperoleh ilmu hanya dengan belajar." (HR. Bukhari)

Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun." (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

Kesimpulannya jelas: Kebodohan itu adalah pilihan kita sendiri!! Sahabat Nabi menjadi bukti nyata bahwa "sertifikat lulus sekolah" bukan sumber kecerdasan. Menjadi pintar atau bodoh adalah pilihan kita sendiri! Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
-Gene Netto

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...