Sabtu, 04/07/2009 09:34 WIB
Mahasiswa Aljazair, Perancis dan Kanada Juga Ikut Ditangkap
Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Pekanbaru - Tidak hanya mahasiswa asal Indonesia saja, penyiksaan juga dialami oleh mahasiswa asal negara lain. Mahasiswa Aljazair, Perancis dan Kanada juga diduga ikut mengalami penganiayaan usai ditangkap.
"Ternyata bukan hanya mahasiwa Indonesia, ada juga Perancis, Aljazair, kanada dan sejumlah mahasiswa dari negara lain, yang malam itu sama-sama ditangkap," kata Raidatul Firdaus, kakak salah seorang korban kepada detikcom, Sabtu (4/7/2009).
Tidak jelas bagaimana keadaan mereka saat ini. Namun menurut Raidatul, mereke diduga ditangkap dengan alasan yang sama dengan adiknya, Fahturrahman. Menurut Raidatul, adiknya mengalami penyiksaan paling parah. Setiap diajukan satu pertanyaan, maka satu setruman listrik mendarat di tubuhnya. "Bahkan sampai ke kemaluannya," kata Raidatul.
Pertanyaan yang diajukan seputar kegiatan Fahtur selama di Mesir. Bahkan, berdasarkan pengakuan adiknya, ia sempat ditanya soal hubungan dengan Osama Bin Laden. "Yah adik saya mana tahu, kerjaannya hanya main bola, belajar dan kuliah," tegasnya. Sistem interogasi yang digunakan pun bak teroris. Mata 4 mahasiswa naas tersebut ditutup selama ditanya di kantor polisi.
Empat mahasiswa asal Riau, Faturrahman, Arjil, Ahmad Yunus, dan Tafri Sugandi digelandang pihak kepolisian Mesir karena diduga terlibat gerakan Islam garis keras di mesir. Mereka juga dianggap bersalah karena salah seorang rekannya telah membuka situs Ihwan Muslim Online.
Keempat mahasiswa semester awal di Universitas Al Azhar itu kemudian dipukuli, ditelanjangi bahkan disetrum. Kabarnya, mereka pun tidak diberi makan selama di dalam tahanan. (cha/mad)
Sumber: Detiknews.com
Search This Blog
Labels
alam
(8)
amal
(100)
anak
(299)
anak yatim
(118)
bilingual
(22)
bisnis dan pelayanan
(6)
budaya
(8)
dakwah
(87)
dhuafa
(18)
for fun
(12)
Gene
(222)
guru
(61)
hadiths
(9)
halal-haram
(24)
Hoax dan Rekayasa
(34)
hukum
(68)
hukum islam
(52)
indonesia
(570)
islam
(557)
jakarta
(34)
kekerasan terhadap anak
(357)
kesehatan
(97)
Kisah Dakwah
(10)
Kisah Sedekah
(11)
konsultasi
(11)
kontroversi
(5)
korupsi
(27)
KPK
(16)
Kristen
(14)
lingkungan
(19)
mohon bantuan
(40)
muallaf
(52)
my books
(2)
orang tua
(8)
palestina
(34)
pemerintah
(136)
Pemilu 2009
(63)
pendidikan
(503)
pengumuman
(27)
perang
(10)
perbandingan agama
(11)
pernikahan
(11)
pesantren
(34)
politik
(127)
Politik Indonesia
(53)
Progam Sosial
(60)
puasa
(38)
renungan
(179)
Sejarah
(5)
sekolah
(79)
shalat
(9)
sosial
(321)
tanya-jawab
(15)
taubat
(6)
umum
(13)
Virus Corona
(24)
04 July, 2009
03 July, 2009
Ayo, Minum Kopi Dan Makan Coklat
Setelah baca ini, Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi, saya jadi kaget. Kayanya hampir semua teman saya minum kopi, dan minumnya setiap hari. Tetapi hasil dari penelitian membuktikan bahwa konsumsi kopi di Indonesia masih rendah. “Rata-rata konsumsi kopi per kapita masyarakat Indonesia hanya 0,5 kg per kapita per tahun. Sedangkan orang di produsen kopi terbesar di dunia seperti Brazil dan Kolumbia konsumsi kopi per kapita sudah mencapai 3-4 kg per tahun.”
Lalu dijelaskan bahwa “berdasarkan perhitungan kasar jika konsumsi kopi Indonesia sekarang ini 0,5 kg ditingkatkan menjadi 2 kg per tahun, maka akan menyerap 400.000 ton kopi dalam negeri tanpa harus susah-susah mengekspor dengan risiko fluktuasi harga.” Dan pada saat ini, 75% dari kopi yang diproduksi di Indonesia diekspor.
Saat saya baca berita ini, saya jadi ingat berita dari beberapa minggu yang lalu, yang menceritakan tentang nasib buruk produsen kakao (untuk membuat coklat) di Indonesia. Karena ekspor turun, dan minat di dalam negeri juga kecil, maka beberapa perusahaan kakao sudah bangkrut. (Lihat ini: Harap Makan Coklat Sebanyak-Banyaknya!!!)
“Dikatakan Achmad posisi luasan lahan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektar atau menduduki nomor kedua di dunia setelah Brazil yang mencapai 2,3 juta hektar. Namun sayangnya kalau dari sisi produksi (680.000 ton) justru menempati urutan kelima, jauh di bawah Brazil yang mampu memproduksi 2 juta ton per tahun.”
“Dikatakannya luasan lahan perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh kopi jenis Robusta atau sebanyak 82% dan kopi Arabika 18% dari total lahan kopi sebesar 1,3 juta hektar. Dari total itu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat sebanyak 96%, perkebunan besar negara 2% dan perkebunan besar swasta 2%.”
Dan oleh karena kebanyakan lahan kopi dikelola oleh perkebunan rakyat dan bukan oleh perusahaan besar, maka ini merupakan kesempatan yang baik untuk seorang presiden baru yang mau membantu petani secara langsung. Siapapun yang menjadi presiden nanti, semoga dia mau membuat program nasional untuk menyuruh warga minum lebih banyak kopi, dan sekaligus makan lebih banyak coklat. (Alasan banget ya!! hehe).
“Achmad menjelaskan perkebunan kopi di Indonesia masih mengalami banyak masalah karena 96% masih diproduksi oleh petani kopi rakyat, produksi tanaman masih rendah yaitu 60% dari potensi produksi, rendahnya mutu produk kopi dan lain-lain.”
Semoga kondisi ini bisa berubah dengan cepat. Daripada harus memberikan sedekah, kita bisa membantu para petani dengan lebih banyak ngopi dan makan coklat. hehehe...
Sumber: detikfinance.com
Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi
Lalu dijelaskan bahwa “berdasarkan perhitungan kasar jika konsumsi kopi Indonesia sekarang ini 0,5 kg ditingkatkan menjadi 2 kg per tahun, maka akan menyerap 400.000 ton kopi dalam negeri tanpa harus susah-susah mengekspor dengan risiko fluktuasi harga.” Dan pada saat ini, 75% dari kopi yang diproduksi di Indonesia diekspor.
Saat saya baca berita ini, saya jadi ingat berita dari beberapa minggu yang lalu, yang menceritakan tentang nasib buruk produsen kakao (untuk membuat coklat) di Indonesia. Karena ekspor turun, dan minat di dalam negeri juga kecil, maka beberapa perusahaan kakao sudah bangkrut. (Lihat ini: Harap Makan Coklat Sebanyak-Banyaknya!!!)
“Dikatakan Achmad posisi luasan lahan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektar atau menduduki nomor kedua di dunia setelah Brazil yang mencapai 2,3 juta hektar. Namun sayangnya kalau dari sisi produksi (680.000 ton) justru menempati urutan kelima, jauh di bawah Brazil yang mampu memproduksi 2 juta ton per tahun.”
“Dikatakannya luasan lahan perkebunan kopi Indonesia didominasi oleh kopi jenis Robusta atau sebanyak 82% dan kopi Arabika 18% dari total lahan kopi sebesar 1,3 juta hektar. Dari total itu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat sebanyak 96%, perkebunan besar negara 2% dan perkebunan besar swasta 2%.”
Dan oleh karena kebanyakan lahan kopi dikelola oleh perkebunan rakyat dan bukan oleh perusahaan besar, maka ini merupakan kesempatan yang baik untuk seorang presiden baru yang mau membantu petani secara langsung. Siapapun yang menjadi presiden nanti, semoga dia mau membuat program nasional untuk menyuruh warga minum lebih banyak kopi, dan sekaligus makan lebih banyak coklat. (Alasan banget ya!! hehe).
“Achmad menjelaskan perkebunan kopi di Indonesia masih mengalami banyak masalah karena 96% masih diproduksi oleh petani kopi rakyat, produksi tanaman masih rendah yaitu 60% dari potensi produksi, rendahnya mutu produk kopi dan lain-lain.”
Semoga kondisi ini bisa berubah dengan cepat. Daripada harus memberikan sedekah, kita bisa membantu para petani dengan lebih banyak ngopi dan makan coklat. hehehe...
Sumber: detikfinance.com
Orang Indonesia Masih Jarang Minum Kopi
Ratusan Warga Makassar Protes Pernyataan Andi Mallarangeng
Kamis, 02/07/2009 15:17 WIB
Muhammad Nur Abdurrahman - detikPemilu
Makassar - Pernyataan Andi Mallarangeng yang menyebut orang Bugis belum saatnya menjadi presiden tak hanya menuai protes kalangan akademisi dan budayawan Sulawesi Selatan (Sulsel). Pernyataan Andi itu juga memancing protes warga Makassar.
Protes tersebut disampaikan ratusan warga kota Makassar dalam aksi unjuk rasa di depan Monumen Mandala, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Kamis (2/7/2009). Mereka mengaku tersinggung dengan peryataan juru bicara kepresidenan tersebut.
Kemarahan para demonstran tersebut terwakili dalam tulisan berbagai spanduk yang mereka bawa. Spanduk-spanduk itu antara lain bertuliskan 'Mallarangeng Bersaudara Haram Menginjakkan Kakinya di Sulsel', 'Kami Warga Sulsel Tidak Terima Penghinaan Mallarangeng Sekeluarga', dan 'Penghinaan untuk Warga Sulsel, Darah Taruhannya'.
Para pengunjukrasa yang menamakan diri Koalisi Rakyat Sulsel Antirasis ini juga membawa sebuah truk tronton yang dijadikan panggung orasi. Beberapa spanduk JK-Wiranto tampak dibentangkan di sekitar truk tersebut.
Juru bicara aksi, Subhan Djaya Mappaturung, menegaskan pihaknya menuntut 3 hal. Pertama meminta SBY sebagai penanggung jawab tertinggi kampanye meminta maaf kepada seluruh rakyat Sulsel atas pernyataan Andi.
Kedua, meminta Andi Mallarangeng meminta maaf kepaa rakyat Sulsel atas pernyataannya, dan ketiga meminta polisi menindak Andi karena pernyataannya berpotensi memunculkan konflik horizontal.
Aksi demo ini dikawal oleh sekitar 100 orang polisi. Penjagaan ketat juga dilakukan aparat keamanan di sekitar kantor DPD Partai Demokrat Sulsel yang berada tak jauh dari lokasi unjuk rasa. ( mna / djo )
Sumber: pemilu.detiknews.com
Lihat juga:
Dinilai Lecehkan Bugis, Andi Mallarangeng Dituntut Minta Maaf 2x24 Jam
Muhammad Nur Abdurrahman - detikPemilu
Makassar - Pernyataan Andi Mallarangeng yang menyebut orang Bugis belum saatnya menjadi presiden tak hanya menuai protes kalangan akademisi dan budayawan Sulawesi Selatan (Sulsel). Pernyataan Andi itu juga memancing protes warga Makassar.
Protes tersebut disampaikan ratusan warga kota Makassar dalam aksi unjuk rasa di depan Monumen Mandala, Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Kamis (2/7/2009). Mereka mengaku tersinggung dengan peryataan juru bicara kepresidenan tersebut.
Kemarahan para demonstran tersebut terwakili dalam tulisan berbagai spanduk yang mereka bawa. Spanduk-spanduk itu antara lain bertuliskan 'Mallarangeng Bersaudara Haram Menginjakkan Kakinya di Sulsel', 'Kami Warga Sulsel Tidak Terima Penghinaan Mallarangeng Sekeluarga', dan 'Penghinaan untuk Warga Sulsel, Darah Taruhannya'.
Para pengunjukrasa yang menamakan diri Koalisi Rakyat Sulsel Antirasis ini juga membawa sebuah truk tronton yang dijadikan panggung orasi. Beberapa spanduk JK-Wiranto tampak dibentangkan di sekitar truk tersebut.
Juru bicara aksi, Subhan Djaya Mappaturung, menegaskan pihaknya menuntut 3 hal. Pertama meminta SBY sebagai penanggung jawab tertinggi kampanye meminta maaf kepada seluruh rakyat Sulsel atas pernyataan Andi.
Kedua, meminta Andi Mallarangeng meminta maaf kepaa rakyat Sulsel atas pernyataannya, dan ketiga meminta polisi menindak Andi karena pernyataannya berpotensi memunculkan konflik horizontal.
Aksi demo ini dikawal oleh sekitar 100 orang polisi. Penjagaan ketat juga dilakukan aparat keamanan di sekitar kantor DPD Partai Demokrat Sulsel yang berada tak jauh dari lokasi unjuk rasa. ( mna / djo )
Sumber: pemilu.detiknews.com
Lihat juga:
Dinilai Lecehkan Bugis, Andi Mallarangeng Dituntut Minta Maaf 2x24 Jam
01 July, 2009
Tim Mega-Prabowo: Ada Diskriminasi Soal Polling SMS
Rabu, 01/07/2009 09:02 WIB
Debat Cawapres
Laurencius Simanjuntak – detikPemilu
Jakarta - Tim Sukses Mega-Prabowo kembali mengkritik polling SMS yang dilakukan stasiun TV dalam debat capres dan cawapres. Mereka mengaku mendapat diskriminasi soal SMS yang dikirimkan untuk mendukung jagoannya.
"Kalau nomor 1 itu delivered-nya sampai 30 menit, nomor 2 langsung diterima, dan nomor 3, 10 sampai 15 menit. Itu bisa dibuktikan," kata Sekretaris II Tim Sukses Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (1/7/2009).
Dalam putaran terakhir Debat Cawapres yang ditayangkan TV One semalam, polling SMS dimenangkan oleh Boediono (nomor 2), disusul Wiranto (nomor 3) dan Prabowo (nomor 1).
"Kalau saya mengibaratkan dukungan SMS kepada nomor 1 itu harus lewat jalan kampung, nomor 2 jalam tol, dan nomor 3 jalan yang lebih baik (dari nomor 1)," ujar Hasto berumpama.
Hasto menilai, hal tersebut terjadi semata-mata bukan karena hal teknis. "Yang kami dengar 4 dari 5 operator seluler punya keterkaitan dengan incumbent," ungkapnya.
Ia menambahkan, polling SMS yang tidak fair ini bisa merugikan pasangan tertentu. Sebab, polling bisa membentuk pengopinian publik tentang siapa yang 'menang' dalam debat.
"Saya pikir ini persoalan serius," tegas Hasto seraya meminta stasiun TV menghentikan polling. (lrn / nrl).
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Debat Cawapres
Laurencius Simanjuntak – detikPemilu
Jakarta - Tim Sukses Mega-Prabowo kembali mengkritik polling SMS yang dilakukan stasiun TV dalam debat capres dan cawapres. Mereka mengaku mendapat diskriminasi soal SMS yang dikirimkan untuk mendukung jagoannya.
"Kalau nomor 1 itu delivered-nya sampai 30 menit, nomor 2 langsung diterima, dan nomor 3, 10 sampai 15 menit. Itu bisa dibuktikan," kata Sekretaris II Tim Sukses Mega-Prabowo, Hasto Kristiyanto, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (1/7/2009).
Dalam putaran terakhir Debat Cawapres yang ditayangkan TV One semalam, polling SMS dimenangkan oleh Boediono (nomor 2), disusul Wiranto (nomor 3) dan Prabowo (nomor 1).
"Kalau saya mengibaratkan dukungan SMS kepada nomor 1 itu harus lewat jalan kampung, nomor 2 jalam tol, dan nomor 3 jalan yang lebih baik (dari nomor 1)," ujar Hasto berumpama.
Hasto menilai, hal tersebut terjadi semata-mata bukan karena hal teknis. "Yang kami dengar 4 dari 5 operator seluler punya keterkaitan dengan incumbent," ungkapnya.
Ia menambahkan, polling SMS yang tidak fair ini bisa merugikan pasangan tertentu. Sebab, polling bisa membentuk pengopinian publik tentang siapa yang 'menang' dalam debat.
"Saya pikir ini persoalan serius," tegas Hasto seraya meminta stasiun TV menghentikan polling. (lrn / nrl).
Sumber: Pemilu.detiknews.com
29 June, 2009
Partai Islam Dan Spanduk Politik
[Email dari teman di milis sebelah]
Assalamualaikum ww,
Saya barusan pulang dari resepsi pernikahan di sports mall kelapa gading. Saya sempat kecewa melihat keadaan di jalan, padahal ini bukan masa kampanye. Apa maksud partai itu mengibarkan panji2 partainya disepanjang jalan sejak rumah sakit mitra keluarga kelapa gading sampai sports mall. Sebuah partai islam yg memperoleh suara 5 besar. saya gak usah sebutkan nama partai ini karena mungkin banyak simpatisan ataupun kadernya di milist ini. Tahu apa yg saya lihat? DI SETIAP POHON YG SAYA LEWATI, SEJAK DARI R.S MITRA KELAPA GADING S/D SPORTS MALL KELAPA GADING, ditempeli bendera kira2 seukuran handuk, dgn attribut partai islam tersebut. Bendera yg diikatkan dg kayu (mungkin bambu), dan dipaku ke SETIAP POHON SEPANJANG JALAN ITU. saya gak tau akhirnya sampai mana, mungkin sampai di perempatan lampu merah mall kelapa gading III (depan mesjid kelapa gading) dan boulevard, karena saya emang tujuannya cuman sampai sports mall. Yg jelas disepanjang jalan depan sports mall DI SETIAP POHON nya dipaku bendera partai ini. Bukankah Islam mengajarkan kita menjadi 'rahmatan lil 'alamin'? Bukankah Islam mengajarkan kita harmonisasi hidup dg alam sekitar???
mohon maaf kalau ada salah2 kata, kebenaran milik Allah semata.
terima kasih
Wassalam,
Martin
********
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Saya kira hal seperti ini bisa terjadi karena semua partai Islam mengikuti konsep politik yang diimpor dari negara sekuler di barat. Hasil pemilu di barat membuktikan bahwa orang yang menghabiskan uang yang paling banyak untuk iklan, khususnya di tivi, adalah pihak yang rata2 menang dalam pemilu atau pilpres. (Jadi tim sukses di sini yang sudah tahu tentang ini pasti sibuk pasang iklan sebanyak2nya di tivi.)
Kalau semua partai Islam benar2 peduli pada ummat Islam, khususnya orang kurang mampu, dan benar2 yakin pada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, saya kira mereka akan terbuka untuk mencari jalan lain,selain mengikuti pola kampanye politik yang sudah terbentuk di negara barat. Mereka tidak akan mau menghabiskan uang yang banyak untuk iklan, atau poster dan spanduk, yang belum pasti memberikan manfaat dan belum pasti membawa kemenangan.
Satu cara adalah dengan mengumpulkan uang spanduk, lalu uang itu dibagi dua: satu bagian untuk spanduk dan poster, dan bagian lain untuk anak yatim dan orang miskin. Cukup pasang poster dan spanduk di lokasi strategis, dan cukup hanya sekian saja. Bukan ratusan sampai ribuan spanduk, poster dan bendera di lokasi yang sama.
Kalau mereka mau seperti itu, maka tindakan tersebut bisa menjadi ciri khas dari kampanye mereka. Orang akan lihat bahwa spanduk dari partai Islam itu tidak ada di jalan, dan partai bisa menyebarkan info bahwa mereka telah berikan uang spanduk kepada anak yatim yang membutuhkannya, dengan minta anak yatim mendoakan bangsa supaya dapat pemimpin Muslim yang terbaik, menurut perhitungan Allah.
Pembagian yang terbaik, mungkin 50/50 (yaitu, 50% dari uang spanduk/iklan yang terkumpul diberikan kepada anak yatim, 50% untuk spanduk), atau 70/30 (yaitu 70% untuk anak yatim, 30% untuk spanduk) atau pembagian yang lain.
Kalau partai Islam itu kalah dalam pemilu, maka mereka tetap dapat pahala dari menyantuni anak yatim jadi mereka menang 1 kali. Kalau menang dalam pemilu, maka mereka menang dua kali karena tetap ada pahala dari menyantuni anak yatim dan ada kekuasaan terhadap anggaran yang bisa disalurkan kepada anak yatim juga. Jadi ini merupakan win-win solution bagi partai Islam.
Dengan menggunakan gaya kampanye seperti itu, maka bisa dijamin masyarakat akan tertarik pada partai itu dan insya Allah akan mau mendukung saat partai Islam itu ketahuan lebih peduli pada anak yatim daripada iklan politik. Dan kalau seandainya strategi itu berhasil dan partai itu menang dalam pemilihan dan mendapatkan kekuasaan, bisa dijamin bahwa partai politik yang lain, termasuk sekuler, akan berbondong2 menyalurkan uang kepada anak yatim juga pada pemilihan (atau pilkada) berikut. Setelah kelihatan bahwa strategi itu membawa kemenangan, partai yang belum coba strategi itu akan berusaha untuk mengalahkan partai2 lain dengan memberikan lebih banyak uang kepada anak yatim. Siapapun menang dalam pemilihan, anak yatim dijamin “menang” terlebih dahulu.
Ide ini sudah disampaikan kepada pemimpin salah satu partai Islam dari satu tahun yang lalu. Dan disampaikan berulang kali sejak itu. Secara lisan, disetujui, dan dinyatakan sebagai ide yang sangat baik, tetapi sampai saat ini (setahu saya), belum dicoba sama sekali oleh partai Islam itu, dan partai Islam lainnya juga tidak. Sepertinya tidak ada dari mereka yang berani ambil risiko, karena mereka takut kalah terhadap partai sekuler yang habiskan milyaran rupiah untuk spanduk, poster, bendera, stiker, kaos, topi, iklan koran, iklan tivi, dsb.
Begitulah kelemahan partai Islam di indonesia. Secara lisan, mereka menyatakan peduli pada anak yatim. Secara kenyataan, mereka merasa wajib ikut-ikutan main politik dengan gaya sekuler yang diimpor dari barat. Mereka tidak berani membuat gaya kampanye sendiri dan ambil risiko kalah bersaing. Tetapi kalau mereka benar2 yakin kepada Allah SWT, mereka tidak akan takut kalah, dan karena mengerit fiqih prioritas, mereka akan merasa malu untuk menghabiskan milyaran rupiah untuk spanduk, poster, bendera, stiker, kaos, topi, iklan koran, iklan tivi, dsb. pada saat masih ada anak yatim yang lapar dan putus sekolah. Ditambah lagi dengan anak miskin yang juga lapar dan terpaksa menjadi pemulung di sore hari (daripada bermain) biar bisa makan dan bersekolah!
Semua partai Islam itu bisa saja membuat argumentasi bahwa bila mereka menang, mereka dapat kekuasaan terhadap anggaran negara, dan oleh karena itu, lebih baik habiskan uang milyaran rupiah sekarang untuk spanduk dan iklan lainnya, daripada berikan uang itu kepada anak yatim yang lapar. Tetapi hal itu berarti mereka sedang “berjudi”. Mereka keluarkan jumlah uang X (uang iklan), sebagai usaha meraih uang X kali 1000 (anggaran negara). Dan kalau mereka kalah dalam pemilu, anak yatim dan anak miskin tetap lapar dan putus sekolah.
Tetapi partai Islam tidak akan peduli. Yang terpenting di dalam hati mereka hanya niat untuk memperbaiki bangsa ini, dan mereka yakin bahwa hal itu hanya bisa dilakukan lewat tangan mereka, dan untuk itu harus pasang spanduk dan poster sebanyak2nya di mana2 biar bisa menang dalam pemilu. Mereka tidak pikir bisa kalah dan uangnya bisa hangus, tanpa membawa hasil sama sekali. Dan orang yang berjudi benaran di kasino juga tidak berfikir begitu.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
Assalamualaikum ww,
Saya barusan pulang dari resepsi pernikahan di sports mall kelapa gading. Saya sempat kecewa melihat keadaan di jalan, padahal ini bukan masa kampanye. Apa maksud partai itu mengibarkan panji2 partainya disepanjang jalan sejak rumah sakit mitra keluarga kelapa gading sampai sports mall. Sebuah partai islam yg memperoleh suara 5 besar. saya gak usah sebutkan nama partai ini karena mungkin banyak simpatisan ataupun kadernya di milist ini. Tahu apa yg saya lihat? DI SETIAP POHON YG SAYA LEWATI, SEJAK DARI R.S MITRA KELAPA GADING S/D SPORTS MALL KELAPA GADING, ditempeli bendera kira2 seukuran handuk, dgn attribut partai islam tersebut. Bendera yg diikatkan dg kayu (mungkin bambu), dan dipaku ke SETIAP POHON SEPANJANG JALAN ITU. saya gak tau akhirnya sampai mana, mungkin sampai di perempatan lampu merah mall kelapa gading III (depan mesjid kelapa gading) dan boulevard, karena saya emang tujuannya cuman sampai sports mall. Yg jelas disepanjang jalan depan sports mall DI SETIAP POHON nya dipaku bendera partai ini. Bukankah Islam mengajarkan kita menjadi 'rahmatan lil 'alamin'? Bukankah Islam mengajarkan kita harmonisasi hidup dg alam sekitar???
mohon maaf kalau ada salah2 kata, kebenaran milik Allah semata.
terima kasih
Wassalam,
Martin
********
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Saya kira hal seperti ini bisa terjadi karena semua partai Islam mengikuti konsep politik yang diimpor dari negara sekuler di barat. Hasil pemilu di barat membuktikan bahwa orang yang menghabiskan uang yang paling banyak untuk iklan, khususnya di tivi, adalah pihak yang rata2 menang dalam pemilu atau pilpres. (Jadi tim sukses di sini yang sudah tahu tentang ini pasti sibuk pasang iklan sebanyak2nya di tivi.)
Kalau semua partai Islam benar2 peduli pada ummat Islam, khususnya orang kurang mampu, dan benar2 yakin pada Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa, saya kira mereka akan terbuka untuk mencari jalan lain,selain mengikuti pola kampanye politik yang sudah terbentuk di negara barat. Mereka tidak akan mau menghabiskan uang yang banyak untuk iklan, atau poster dan spanduk, yang belum pasti memberikan manfaat dan belum pasti membawa kemenangan.
Satu cara adalah dengan mengumpulkan uang spanduk, lalu uang itu dibagi dua: satu bagian untuk spanduk dan poster, dan bagian lain untuk anak yatim dan orang miskin. Cukup pasang poster dan spanduk di lokasi strategis, dan cukup hanya sekian saja. Bukan ratusan sampai ribuan spanduk, poster dan bendera di lokasi yang sama.
Kalau mereka mau seperti itu, maka tindakan tersebut bisa menjadi ciri khas dari kampanye mereka. Orang akan lihat bahwa spanduk dari partai Islam itu tidak ada di jalan, dan partai bisa menyebarkan info bahwa mereka telah berikan uang spanduk kepada anak yatim yang membutuhkannya, dengan minta anak yatim mendoakan bangsa supaya dapat pemimpin Muslim yang terbaik, menurut perhitungan Allah.
Pembagian yang terbaik, mungkin 50/50 (yaitu, 50% dari uang spanduk/iklan yang terkumpul diberikan kepada anak yatim, 50% untuk spanduk), atau 70/30 (yaitu 70% untuk anak yatim, 30% untuk spanduk) atau pembagian yang lain.
Kalau partai Islam itu kalah dalam pemilu, maka mereka tetap dapat pahala dari menyantuni anak yatim jadi mereka menang 1 kali. Kalau menang dalam pemilu, maka mereka menang dua kali karena tetap ada pahala dari menyantuni anak yatim dan ada kekuasaan terhadap anggaran yang bisa disalurkan kepada anak yatim juga. Jadi ini merupakan win-win solution bagi partai Islam.
Dengan menggunakan gaya kampanye seperti itu, maka bisa dijamin masyarakat akan tertarik pada partai itu dan insya Allah akan mau mendukung saat partai Islam itu ketahuan lebih peduli pada anak yatim daripada iklan politik. Dan kalau seandainya strategi itu berhasil dan partai itu menang dalam pemilihan dan mendapatkan kekuasaan, bisa dijamin bahwa partai politik yang lain, termasuk sekuler, akan berbondong2 menyalurkan uang kepada anak yatim juga pada pemilihan (atau pilkada) berikut. Setelah kelihatan bahwa strategi itu membawa kemenangan, partai yang belum coba strategi itu akan berusaha untuk mengalahkan partai2 lain dengan memberikan lebih banyak uang kepada anak yatim. Siapapun menang dalam pemilihan, anak yatim dijamin “menang” terlebih dahulu.
Ide ini sudah disampaikan kepada pemimpin salah satu partai Islam dari satu tahun yang lalu. Dan disampaikan berulang kali sejak itu. Secara lisan, disetujui, dan dinyatakan sebagai ide yang sangat baik, tetapi sampai saat ini (setahu saya), belum dicoba sama sekali oleh partai Islam itu, dan partai Islam lainnya juga tidak. Sepertinya tidak ada dari mereka yang berani ambil risiko, karena mereka takut kalah terhadap partai sekuler yang habiskan milyaran rupiah untuk spanduk, poster, bendera, stiker, kaos, topi, iklan koran, iklan tivi, dsb.
Begitulah kelemahan partai Islam di indonesia. Secara lisan, mereka menyatakan peduli pada anak yatim. Secara kenyataan, mereka merasa wajib ikut-ikutan main politik dengan gaya sekuler yang diimpor dari barat. Mereka tidak berani membuat gaya kampanye sendiri dan ambil risiko kalah bersaing. Tetapi kalau mereka benar2 yakin kepada Allah SWT, mereka tidak akan takut kalah, dan karena mengerit fiqih prioritas, mereka akan merasa malu untuk menghabiskan milyaran rupiah untuk spanduk, poster, bendera, stiker, kaos, topi, iklan koran, iklan tivi, dsb. pada saat masih ada anak yatim yang lapar dan putus sekolah. Ditambah lagi dengan anak miskin yang juga lapar dan terpaksa menjadi pemulung di sore hari (daripada bermain) biar bisa makan dan bersekolah!
Semua partai Islam itu bisa saja membuat argumentasi bahwa bila mereka menang, mereka dapat kekuasaan terhadap anggaran negara, dan oleh karena itu, lebih baik habiskan uang milyaran rupiah sekarang untuk spanduk dan iklan lainnya, daripada berikan uang itu kepada anak yatim yang lapar. Tetapi hal itu berarti mereka sedang “berjudi”. Mereka keluarkan jumlah uang X (uang iklan), sebagai usaha meraih uang X kali 1000 (anggaran negara). Dan kalau mereka kalah dalam pemilu, anak yatim dan anak miskin tetap lapar dan putus sekolah.
Tetapi partai Islam tidak akan peduli. Yang terpenting di dalam hati mereka hanya niat untuk memperbaiki bangsa ini, dan mereka yakin bahwa hal itu hanya bisa dilakukan lewat tangan mereka, dan untuk itu harus pasang spanduk dan poster sebanyak2nya di mana2 biar bisa menang dalam pemilu. Mereka tidak pikir bisa kalah dan uangnya bisa hangus, tanpa membawa hasil sama sekali. Dan orang yang berjudi benaran di kasino juga tidak berfikir begitu.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
28 June, 2009
Anak Sekolah Diajarkan Tentang Homoseks Di London, Orang Tua Muslim Yang Keberatan Akan Dituntut Oleh Pemda
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Ini surat yang masuk Jakarta Post dari seorang Muslim di London. Katanya di sebuah sekolah di London, dibuat sebuah acara khusus selama satu minggu untuk mengajarkan anak2 tentang orang homoseks dan lesbi. Dongeng2 anak diubah supaya ceritanya menunjukkan laki-laki yang jatuh cinta dengan laki-laki, dan drama Romeo dan Juliet dari Shakespeare diubah menjadi Romeo dan Julian (nama pria). Karena sangat keberatan, 30 orang tua Muslim tarik anaknya dari sekolah selama satu minggu itu. Oleh karena itu, sekarang pemda setempat mengancam akan menuntut 30 orang tua Muslim itu di pengadilan dengan tuntutan “promoting intolerance” (menyebarkan ketidaksetaraan”). Di bawah surat ini ada tanggapan saya yang sudah dikirim ke Jakarta Post.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
Children and sex education
Sat, 06/27/2009 11:13 AM
Muslim parents teach their children to respect their teachers. From a very young age, we are taught that Islam teaches us that after our parents, our teachers are most deserving of respect.
It must be an extremely confusing time for the Muslim parent in Leytonstone, London. For up to 30 parents may face prosecution for withdrawing their children from school, disobeying the teachers in the school, simply to secure a decent moral upbringing for their children. The school had decided to have a week of lessons about lesbian, gay, bisexual and transgender history. Part of this was a special adaptation of Shakespeare's Romeo and Juliet retitled Romeo and Julian as well as fairytales and stories changed to show men falling in love with men.
Rather than filling the heads of impressionable boys and girls with fatuous drivel about gay penguins, schools should be ashamed of the fact that they are sending children out into the world barely able to read, write and add up properly. Muslim children are leaving schools without learning their cultural roots and linguistic skills. The action was being taken against the parents as part of a policy of "promoting tolerance". So why not tolerate parents, who, for sincerely-held reasons, consider their children too young to be taught about gay relationships? This isn't education, its cultural fascism.
A record numbers of pupils persistently played truant in 2006-07, with around 272,950 pupils persistently absent in 2007, missing more than 20 percent of school. We rarely see councils prosecute the parents of these persistent truants. Yet, the parents who removed their children as a one-off to protect their morality may be prosecuted!
If the local council does decide to go through with a prosecution, it would be in line with the government's approach to the Muslim community. Muslims who believe homosexuality is a sin would be labeled as extremists. Liberal totalitarianism is a growing phenomenon in Britain and the west in general but many people will be shocked that the school can override a parent's view of what's appropriate or inappropriate to teach their children.
This latest episode should be a wakeup call for Muslim parents. Muslim parents must explain our moral standards to schools and be prepared to take steps to protect our children's morals and values from a growing agenda to impose liberal values upon them. This is an eye opening for those Muslim parents who keep on sending their children to state schools to be mis-educated and de-educated by non-Muslim monolingual teachers.
The solution of all the problems facing Muslim children is state-funded Muslim schools with bilingual Muslim teachers. Those state schools where Muslim children are in majority may be designated as Muslim community schools. Bilingual Muslim children need state-funded Muslim schools with bilingual Muslim teachers as role models during their developmental periods.
Iftikhar Ahmad
London
Source: The Jakarta Post
[I sent this response to the Jakarta Post]
I find this letter very interesting and feel very sorry for those Muslim parents who are forced to watch their children being taught such concepts in a public school (which their taxes pay for). I think it is unbelievable that the local council would even consider legal action against the parents for not wanting their children to be indoctrinated with such cultural beliefs about homosexuality, which clearly go against the religious beliefs of the parents in question.
I wonder what would happen if those 30 Muslim parents wanted to make another “cultural event” themselves, and sought permission to hold it at the same school. One idea would be to hold a “Truth About Christmas” event, where the Muslim parents could make presentations and read books about how Santa Claus is not real and it is actually the parents who buy all the presents. So, parents who tell their kids about Santa coming down the chimney and leaving presents for good little boys and girls are actually liars. And the letters that the kids write to Santa are all thrown away by the postal service. Also, the Santas at the shopping malls are all big fakes as well, and they have no ability whatsoever to provide the presents that the kids ask for when sitting on Santa’s lap. It’s all a big lie. Isn’t the real truth about Santa more important than gay penguins? The children are being deceived every year and they have the right to know about it!
Then those Muslim parents could also teach the kids that Jesus was not born on the 25th of December and that the whole idea behind Christmas as a festival comes from a pagan celebration that was incorporated into Christianity in approximately the 4th Century AD. Most historians are quite certain that Jesus was not born on the 25th of December, and so the whole reason for having Christmas on that day has nothing to do with Jesus. Yet another big lie by the parents, but this time including the Church as well as.
So, if the Muslim parents wanted to put on that “cultural event”, to help those innocent little children understand what big liars their parents are, and what a big scam Christmas is, would the school show the same amount of support as they did for gay penguins or Romeo and Julian? And if the school refused permission for those Muslim parents to hold their special “Truth About Christmas” event, would those parents also be allowed to sue the school and the local council for bigotry or intolerance?
Or is it only called bigotry and intolerance when you try to follow your own religious beliefs even though they are not the same as the beliefs held by the members of the local council or the school board?
Gene Netto
Jakarta, Indonesia
Ini surat yang masuk Jakarta Post dari seorang Muslim di London. Katanya di sebuah sekolah di London, dibuat sebuah acara khusus selama satu minggu untuk mengajarkan anak2 tentang orang homoseks dan lesbi. Dongeng2 anak diubah supaya ceritanya menunjukkan laki-laki yang jatuh cinta dengan laki-laki, dan drama Romeo dan Juliet dari Shakespeare diubah menjadi Romeo dan Julian (nama pria). Karena sangat keberatan, 30 orang tua Muslim tarik anaknya dari sekolah selama satu minggu itu. Oleh karena itu, sekarang pemda setempat mengancam akan menuntut 30 orang tua Muslim itu di pengadilan dengan tuntutan “promoting intolerance” (menyebarkan ketidaksetaraan”). Di bawah surat ini ada tanggapan saya yang sudah dikirim ke Jakarta Post.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
Children and sex education
Sat, 06/27/2009 11:13 AM
Muslim parents teach their children to respect their teachers. From a very young age, we are taught that Islam teaches us that after our parents, our teachers are most deserving of respect.
It must be an extremely confusing time for the Muslim parent in Leytonstone, London. For up to 30 parents may face prosecution for withdrawing their children from school, disobeying the teachers in the school, simply to secure a decent moral upbringing for their children. The school had decided to have a week of lessons about lesbian, gay, bisexual and transgender history. Part of this was a special adaptation of Shakespeare's Romeo and Juliet retitled Romeo and Julian as well as fairytales and stories changed to show men falling in love with men.
Rather than filling the heads of impressionable boys and girls with fatuous drivel about gay penguins, schools should be ashamed of the fact that they are sending children out into the world barely able to read, write and add up properly. Muslim children are leaving schools without learning their cultural roots and linguistic skills. The action was being taken against the parents as part of a policy of "promoting tolerance". So why not tolerate parents, who, for sincerely-held reasons, consider their children too young to be taught about gay relationships? This isn't education, its cultural fascism.
A record numbers of pupils persistently played truant in 2006-07, with around 272,950 pupils persistently absent in 2007, missing more than 20 percent of school. We rarely see councils prosecute the parents of these persistent truants. Yet, the parents who removed their children as a one-off to protect their morality may be prosecuted!
If the local council does decide to go through with a prosecution, it would be in line with the government's approach to the Muslim community. Muslims who believe homosexuality is a sin would be labeled as extremists. Liberal totalitarianism is a growing phenomenon in Britain and the west in general but many people will be shocked that the school can override a parent's view of what's appropriate or inappropriate to teach their children.
This latest episode should be a wakeup call for Muslim parents. Muslim parents must explain our moral standards to schools and be prepared to take steps to protect our children's morals and values from a growing agenda to impose liberal values upon them. This is an eye opening for those Muslim parents who keep on sending their children to state schools to be mis-educated and de-educated by non-Muslim monolingual teachers.
The solution of all the problems facing Muslim children is state-funded Muslim schools with bilingual Muslim teachers. Those state schools where Muslim children are in majority may be designated as Muslim community schools. Bilingual Muslim children need state-funded Muslim schools with bilingual Muslim teachers as role models during their developmental periods.
Iftikhar Ahmad
London
Source: The Jakarta Post
[I sent this response to the Jakarta Post]
I find this letter very interesting and feel very sorry for those Muslim parents who are forced to watch their children being taught such concepts in a public school (which their taxes pay for). I think it is unbelievable that the local council would even consider legal action against the parents for not wanting their children to be indoctrinated with such cultural beliefs about homosexuality, which clearly go against the religious beliefs of the parents in question.
I wonder what would happen if those 30 Muslim parents wanted to make another “cultural event” themselves, and sought permission to hold it at the same school. One idea would be to hold a “Truth About Christmas” event, where the Muslim parents could make presentations and read books about how Santa Claus is not real and it is actually the parents who buy all the presents. So, parents who tell their kids about Santa coming down the chimney and leaving presents for good little boys and girls are actually liars. And the letters that the kids write to Santa are all thrown away by the postal service. Also, the Santas at the shopping malls are all big fakes as well, and they have no ability whatsoever to provide the presents that the kids ask for when sitting on Santa’s lap. It’s all a big lie. Isn’t the real truth about Santa more important than gay penguins? The children are being deceived every year and they have the right to know about it!
Then those Muslim parents could also teach the kids that Jesus was not born on the 25th of December and that the whole idea behind Christmas as a festival comes from a pagan celebration that was incorporated into Christianity in approximately the 4th Century AD. Most historians are quite certain that Jesus was not born on the 25th of December, and so the whole reason for having Christmas on that day has nothing to do with Jesus. Yet another big lie by the parents, but this time including the Church as well as.
So, if the Muslim parents wanted to put on that “cultural event”, to help those innocent little children understand what big liars their parents are, and what a big scam Christmas is, would the school show the same amount of support as they did for gay penguins or Romeo and Julian? And if the school refused permission for those Muslim parents to hold their special “Truth About Christmas” event, would those parents also be allowed to sue the school and the local council for bigotry or intolerance?
Or is it only called bigotry and intolerance when you try to follow your own religious beliefs even though they are not the same as the beliefs held by the members of the local council or the school board?
Gene Netto
Jakarta, Indonesia
Masjid Tua Dihancurkan Di India
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Saya sangat kaget dan sedih membaca berita ini di BBC. Wartawan ini sedang tinggal di kota Delhi di India. Di dekat rumahnya, di pusat kota, ada tanah liar yang disebut “taman” padahal lebih mirip hutan dengan tempat jalan kaki di tengahnya. Di dalam taman tersebut, ada reruntuhan dan gedung peninggalan dari zaman dulu, dan salah satunya adalah sebuah masjid berumur 700 tahun. Bangunan tua di dalam taman tersebut tidak dipedulikan oleh Pemda setempat, dan tidak dilestarikan.
Si wartawan berusaha untuk membuat orang lain tertarik pada gedung2 itu, tetapi tidak ada yang mau peduli. Akhirnya dia gabung di sebuah situs internet untuk orang yang suka pura-pura mencari harta karung. Dia menaruh sebuah botol kecil dengan paperclip di dalamnya di dalam masjid tua tersebut, sebagai “harta karun” yang bisa ditemukan oleh seorang petualang. Lalu dia membuat petunjuk dan memberikan koordinat supaya orang lain bisa mencarinya bila mereka datang ke Delhi.
Setelah beberapa waktu, ada balasan di situs dari seorang turis Amerika yang mengatakan koordinatnya salah. Si wartawan kembali ke taman dan ngecek apakah koordinatnya benar dan apakah botol kecil itu masih ada di dalam masjid tua itu. Ternyata koordinatnya memang benar. Tetapi botol tidak bisa ditemukan lagi, karena masjid berumur 700 tahun itu sudah tidak ada lagi. Sudah dihancurkan rata dengan tanah, karena sedang dibangun tempat bulu tangkis di situ, untuk pertandingan antara negara sekutu Inggris (Commonwealth Games) pada tahun 2010.
Saya carikan info di Wikipedia. Ternyata, jumlah penduduk Muslim di Delhi adalah 1.6 juta orang Muslim, atau sekitar 11% dari jumlah penduduk total (sekitar 10 juta). Sangat disayangkan kalau 1.6 juta orang Muslim itu tidak sanggup melindungi dan melestarikan sebuah masjid tua di pusat kota. Sangat menyedihkan bahwa semua penduduk yang diajak bicara oleh si wartawan malah tidak tahu ada masjid tua di dalam taman tersebut.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Secret parks and forgotten ruins
As Delhi prepares for the Commonwealth Games in 2010, former BBC South Asia correspondent Sam Miller finds how the ancient city is changing at breathtaking speed.
It is now - depending on how you calculate such things - one of the five most populous cities in the world, with a cultural life that equals or surpasses that of its Indian rivals.
Unsurprisingly, then, there are construction sites all over the city. But despite this extraordinary speed of development, Delhi remains both the leafiest and most archaeologically impressive of the world's megacities.
Magnificent ruins
Most evenings, just before sunset, I walk or run in a huge secret park in the heart of modern Delhi. It is really a jungle with footpaths, known only to those who live close by. And peeking out of the jungle are the ruins of one of Delhi's earlier incarnations, known as Siri Fort, the capital of the Khilji dynasty built in the early 14th Century.
These ruins include one magnificent cathedral-like building - three stories high - that always seems destined to topple over in the next storm. It is popular with peacocks, but I have never seen another human there. Delhi is littered with such ancient ruins, so many indeed that the ones in my park are not even included by the Archaeological Survey of India in a list of more than 1,000 heritage buildings in the city.
Anywhere else in the world these ruins would be a major tourist attraction. Parts of the walls of Siri were recently excavated and restored and the workmen told me why they were doing it.
"It's for the Commonwealth Games," they said. Except of course it is not. These ancient walls have absolutely nothing to do with the Games, which have become kind of Delhi shorthand for any piece of urban development that the authorities want to be completed by 2010.
Hidden heritage
Two summers ago, back in my local jungle park, I found another ruin, in an area of wilderness so thick with undergrowth that I had to beat my way through it with a stick. There, long-forgotten, was half a mosque, a tree growing out of one of its walls, but the perfect rosettes and squinches created by artisans 700 years ago still intact. I tried to interest my friends and fellow journalists in my discovery of an unlisted ancient mosque in the heart of modern Delhi.
I told people about it at Delhi parties and they yawned. I telephoned a leading historian of the medieval Sultanate period, who promised he would get back to me. A guide book writer did come to see and she told me it will be mentioned in the next edition. But I failed to get anyone else half as excited as me.
'Treasure hunt'
I tried the internet, joining a "treasure hunt" website called geocaching.com. I hid my treasure - a few coloured paper clips in a plastic jar - inside the mosque, and posted the map co-ordinates on the website. I waited for eager treasure hunters to track down the mosque.
I went away on holiday and an irate American traveller posted a note on the website to say the co-ordinates were wrong and that he had been chased away by an angry pig.
On my return I went back to the mosque and discovered that my co-ordinates were correct. The American had not gone to the wrong place. The mosque had gone. It had been bulldozed and there was no sign it had ever existed. The wilderness had become a building site and squash and badminton courts were being built for - yes - the Commonwealth Games. No-one made a fuss and I have found it hard to make the case that this archaeologically super-rich city is much poorer without one old tumbledown mosque.
And though I have been able to immortalise it in photos and text in a book I wrote about my adoptive city, I am also aware that it is just one of dozens of minor ruins that have disappeared in recent years. And more will almost certainly go as the pace of development continues to accelerate. Delhi is a city that is more proud of its future than its past.
Story from BBC NEWS:
Secret parks and forgotten ruins
Saya sangat kaget dan sedih membaca berita ini di BBC. Wartawan ini sedang tinggal di kota Delhi di India. Di dekat rumahnya, di pusat kota, ada tanah liar yang disebut “taman” padahal lebih mirip hutan dengan tempat jalan kaki di tengahnya. Di dalam taman tersebut, ada reruntuhan dan gedung peninggalan dari zaman dulu, dan salah satunya adalah sebuah masjid berumur 700 tahun. Bangunan tua di dalam taman tersebut tidak dipedulikan oleh Pemda setempat, dan tidak dilestarikan.
Si wartawan berusaha untuk membuat orang lain tertarik pada gedung2 itu, tetapi tidak ada yang mau peduli. Akhirnya dia gabung di sebuah situs internet untuk orang yang suka pura-pura mencari harta karung. Dia menaruh sebuah botol kecil dengan paperclip di dalamnya di dalam masjid tua tersebut, sebagai “harta karun” yang bisa ditemukan oleh seorang petualang. Lalu dia membuat petunjuk dan memberikan koordinat supaya orang lain bisa mencarinya bila mereka datang ke Delhi.
Setelah beberapa waktu, ada balasan di situs dari seorang turis Amerika yang mengatakan koordinatnya salah. Si wartawan kembali ke taman dan ngecek apakah koordinatnya benar dan apakah botol kecil itu masih ada di dalam masjid tua itu. Ternyata koordinatnya memang benar. Tetapi botol tidak bisa ditemukan lagi, karena masjid berumur 700 tahun itu sudah tidak ada lagi. Sudah dihancurkan rata dengan tanah, karena sedang dibangun tempat bulu tangkis di situ, untuk pertandingan antara negara sekutu Inggris (Commonwealth Games) pada tahun 2010.
Saya carikan info di Wikipedia. Ternyata, jumlah penduduk Muslim di Delhi adalah 1.6 juta orang Muslim, atau sekitar 11% dari jumlah penduduk total (sekitar 10 juta). Sangat disayangkan kalau 1.6 juta orang Muslim itu tidak sanggup melindungi dan melestarikan sebuah masjid tua di pusat kota. Sangat menyedihkan bahwa semua penduduk yang diajak bicara oleh si wartawan malah tidak tahu ada masjid tua di dalam taman tersebut.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Secret parks and forgotten ruins
As Delhi prepares for the Commonwealth Games in 2010, former BBC South Asia correspondent Sam Miller finds how the ancient city is changing at breathtaking speed.
It is now - depending on how you calculate such things - one of the five most populous cities in the world, with a cultural life that equals or surpasses that of its Indian rivals.
Unsurprisingly, then, there are construction sites all over the city. But despite this extraordinary speed of development, Delhi remains both the leafiest and most archaeologically impressive of the world's megacities.
Magnificent ruins
Most evenings, just before sunset, I walk or run in a huge secret park in the heart of modern Delhi. It is really a jungle with footpaths, known only to those who live close by. And peeking out of the jungle are the ruins of one of Delhi's earlier incarnations, known as Siri Fort, the capital of the Khilji dynasty built in the early 14th Century.
These ruins include one magnificent cathedral-like building - three stories high - that always seems destined to topple over in the next storm. It is popular with peacocks, but I have never seen another human there. Delhi is littered with such ancient ruins, so many indeed that the ones in my park are not even included by the Archaeological Survey of India in a list of more than 1,000 heritage buildings in the city.
Anywhere else in the world these ruins would be a major tourist attraction. Parts of the walls of Siri were recently excavated and restored and the workmen told me why they were doing it.
"It's for the Commonwealth Games," they said. Except of course it is not. These ancient walls have absolutely nothing to do with the Games, which have become kind of Delhi shorthand for any piece of urban development that the authorities want to be completed by 2010.
Hidden heritage
Two summers ago, back in my local jungle park, I found another ruin, in an area of wilderness so thick with undergrowth that I had to beat my way through it with a stick. There, long-forgotten, was half a mosque, a tree growing out of one of its walls, but the perfect rosettes and squinches created by artisans 700 years ago still intact. I tried to interest my friends and fellow journalists in my discovery of an unlisted ancient mosque in the heart of modern Delhi.
I told people about it at Delhi parties and they yawned. I telephoned a leading historian of the medieval Sultanate period, who promised he would get back to me. A guide book writer did come to see and she told me it will be mentioned in the next edition. But I failed to get anyone else half as excited as me.
'Treasure hunt'
I tried the internet, joining a "treasure hunt" website called geocaching.com. I hid my treasure - a few coloured paper clips in a plastic jar - inside the mosque, and posted the map co-ordinates on the website. I waited for eager treasure hunters to track down the mosque.
I went away on holiday and an irate American traveller posted a note on the website to say the co-ordinates were wrong and that he had been chased away by an angry pig.
On my return I went back to the mosque and discovered that my co-ordinates were correct. The American had not gone to the wrong place. The mosque had gone. It had been bulldozed and there was no sign it had ever existed. The wilderness had become a building site and squash and badminton courts were being built for - yes - the Commonwealth Games. No-one made a fuss and I have found it hard to make the case that this archaeologically super-rich city is much poorer without one old tumbledown mosque.
And though I have been able to immortalise it in photos and text in a book I wrote about my adoptive city, I am also aware that it is just one of dozens of minor ruins that have disappeared in recent years. And more will almost certainly go as the pace of development continues to accelerate. Delhi is a city that is more proud of its future than its past.
Story from BBC NEWS:
Secret parks and forgotten ruins
27 June, 2009
Menjadikan Ceramah Sebagai Profesi
Assalamualaikum wr, . Wb
Salam sejahtera pa ust saya mau tanya bagaimana apabila seorang penceramah menjadikan dakwahnya sebagai profesi, sehingga ditakutkan niat mereka tidak ikhlas., dan banyak dari mereka yang mengtargetkan materi apabila ingiin memengil mereka untuk berceramah
Fahry ramadhan
jawaban
Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pekerjaan berceramah memang sering dipandang orang dari dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sehingga apakah layak seorang menjadikan ceramah sebagai profesi, tentu saja pandangannya menjadi sangat beragam.
Ada kalangan yang membolehkan hal itu namun ada juga yang justru beranggapan hal itu tidak layak. Apalagi bila sampai menjadi sebuah kegiatan profit dan dikemas dengan managemen bisnis ala perusahan komersial.
Ceramah = Mengajar
Ada orang yang memandang bahwa ceramah tidak lain dari kegiatan sebagaimana layaknya seorang guru atau dosen yang mengajar.
Kalau kita mensejajarkan tindakan berceramah dengan tindakan mengajar, rasanya berceramah tidak mengharamkan imbalan atau honor. Masak sih kita melarang pak guru dan pak dosen menerima gaji?
Nantibeliau-beliau itu mau makan apa? Bagaimana pula dengan anak dan isteri mereka? Siapa yang harus menafkahi?
Mereka yang mensejajarkan kegiatan berceramah dengan mengajar, mengatakan bahwa amat layak seorang yang berceramah mendapatkan honor atau gaji dari usahanya. Selain sangat berjasa, para pengajar secara umum dalam pandangan kita memang berhak dan layak menerima honor.
Bahkan di masa nabi, seorang yang bisa mengajarkan 10 orang lain untuk bisa sekedar membaca dan menulis, mendapat imbalan yang sangat besar. Bahkan para tawanan perang Badar yang non muslim itu, akan dibebaskan dengan syarat bisa selesai mengajar baca tulis.
Padahal kita tahu bahwa harga tebusan untuk tawanan perang sangat tinggi. Dan itu terbayarkan hanya dengan mengajar baca tulis untuk 10 orang saja.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang yang mengajarkan ilmunya berhak mendapat honor atau imbalan materi, bahkan dengan nilai yang lumayan menggiurkan.
Ceramah = Perjuangan
Namun ada juga kalangan yang memandang bahwa ceramah seharusnya tidak sesederhana mengajar seperti pak guru dan dosen, melainkan ceramah adalah sarana penyebaran ide, fikrah, aqidah, nilai-nilai agama sekaligus nilai-nilai perjuangan.
Kalangan ini lebih cenderung menganggap bahwa berceramah dianggap bukan pekerjaan profit eriented, namun lebih sebagai aktifitas seorang nabi kepada kaumnya. Bagi mereka yang berpandangan demikian, maka seorang penceramah tidak layak menerima imbalan berupa materi, sebagaimana seorang nabi tidak berharap sisi finansial dari aktifitasnya itu. Dan para nabi memang tidak pernah meminta upah, honor, gaji, atau amplop.
Mereka pun berpedoman kepada ayat-ayat Al-Quran yang menyebukan ketidak-layakan menerima honor.
Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan?" (QS. Huud: 51)
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya.(QS. Al-Furqan: 57)
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku. Dan aku bukan termasuk orang yang mengada-adakan. (QS. Shaad: 86)
Para murobbi dan pembina halaqah tarbiyahbisa kita jadikan sebagai contoh sederhana, mereka umumnya tidak pernah menerima imbalan uang atau honor. Meski mereka bersibuk-sibuk dengan beragam jenis pembinaannya.
Semua dilakukan dengan ikhlas karena tuntutan perjuangan. Padahal jumlah halaqah pengkaderan mungkinribuan jumlahnya. Namun tidak ada anggaran yang turun dari pusat, tidak ada slip gaji dan tidak ada tunjangan pensiun. Namun semua berjalan serta bisa melahirkan lapis demi lapis generasi rabbani.
Ceramah= Showbiss
Di negeri kita yang ummatnya hobi dengan tontonan, entah sudah bosan dengan beragam aliran musik atau sebab lain, ternyata selipan acara ceramah lumayan menarik minat. Berikutnya, seringkali kegiatan ceramah dielaborasi dengan seni pentas dan pertunjukan. Kegiatan berceramah disejajarkan dengan pentas seni.
Dan bicara pementasan, tentu tidak bisa dilepaskan dari urusan dana dan finansial. Dan tidak aneh kalau kita sering mendengar bahwa seorang ustadz menerima honor sekian puluh juta rupiah untuk sekali mentas yang durasinya hanya beberapa menit saja. Maka terkenal istilah da''i sejuta umat dan da''i sejuta rupiah.
Da''i Sejuta Rupiah
Logikanya, seorang artis yang kerjanya menebar maksiat dan cuma menghadirkan kebahagiaan sesaat, bisa menerima honor puluhan juga rupiah. Masak seorang ustadz yang sebenarnya juga diminati oleh khalayak, kok cuma disampaikan ucapan terima kasih alias syukron?
Bagi mereka, amat layak bila pak ustadz yang menebar kedamaian, kebenaran dan kesejukan iman, juga menerima honor sepadan dengan para artis.
Bahkan ada yang bilang, seharusnya honor pak ustadz lebih tinggi dari honor para artis. Sebab yang diberikan pak ustadz itu adalah kebenaran hakiki, sedangkan para artis hanya bisa memberikan hiburan sesaat.
Layak atau Tidak?
Yang jadi pertanyaan barangkali, bolehkah ceramah dan dakwah dikemas sedemikian rupa dengan kegiatan pementasan atau pertunjukan? Adakah analisa dan contoh keberhasilan dakwah dengan cara seperti itu?
Jawabannya tergantung dari target dakwah yang diinginkan. Kalau ceramah di atas pentas seni ditujukan agar lahir pada kader yang militan, rasanya memang terlalu jauh. Tetapi kalau sekedar menjadi alternatif pentas dunia hiburan yang sebelumnya sangat sekuler berganti menjadi pertujukan yang bernuansa religi, mungkin tidak terlalu sulit.
Jadi tergantung target dan tujuannya, bukan masalah layak atau tidak layak. Sebab tidak kegiatan pasti punya tingkat efektifitas dan kemampuannya. Setiap senjata punya keampuhannya masing-masing.
Dakwah ala Sunan Kalijaga
Sejarah dakwah dibaurkan dengan seni pementasan di negeri kita, sebenarnya bukan hal yang aneh. Bahkan sejak zaman para wali songo dulu, sudah ada Sunan Kalijaga yang mentas berdakwah dengan pertunjukan wayang kulitnya, serta berhasil mempermak tokoh jagad pewayangan menjadi media dakwah.
Entah bagaimana logika yang dikembangkan oleh sunan Kalijaga itu, yang jelas tindakan beliau memang tidak lantas disetujui oleh wali penyebar agama Islam yang lain. Sejarah mencatat bahwa perdebatan antar dua pendekatan pernah terjadi. Ada kubu yang lebih cenderung ingin berdakwah apa adanya, tapi ada yang ingin berdakwah lewat seni pertunjukan.
Juga tidak jelas apakah Sunan Kalijaga memungut karcis pertunjukan wayang atau pementasan itu digelar secara gratis. Namun yang pasti, masyarakat Jawa amat menggandrungi wayang sekaligus terIslamisasi dengan cukup merata, meski dengan berbagai tingkat penerimaannya masing-masing.
Bahwa masih tersebar bid''ah, khurafat, tahayyul, atau aqidah yang menyimpang, barangkali memang masih menadi pe-er besar. Tapi setidaknya, metode Sunan Kalijaga itu sudah berhasil membuat bangsa Jawa yang beragama Hindu atau Budha menjadi berstatus muslim secara sah.
Barangkali di masa itu, problem dakwah terbesar adalah masalah pengakuan keberadaan agama Islam. Belum masuk ke urusan bid''ah dan khurafat. Sehingga target yang terpenting adalah bagaimana agar orang-orang berstatus muslim saja dulu. Urusan pembinaan lebih dalam, nanti ada program khususnya. Barangkali...
Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber: UstSarwat.com
Salam sejahtera pa ust saya mau tanya bagaimana apabila seorang penceramah menjadikan dakwahnya sebagai profesi, sehingga ditakutkan niat mereka tidak ikhlas., dan banyak dari mereka yang mengtargetkan materi apabila ingiin memengil mereka untuk berceramah
Fahry ramadhan
jawaban
Assalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pekerjaan berceramah memang sering dipandang orang dari dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Sehingga apakah layak seorang menjadikan ceramah sebagai profesi, tentu saja pandangannya menjadi sangat beragam.
Ada kalangan yang membolehkan hal itu namun ada juga yang justru beranggapan hal itu tidak layak. Apalagi bila sampai menjadi sebuah kegiatan profit dan dikemas dengan managemen bisnis ala perusahan komersial.
Ceramah = Mengajar
Ada orang yang memandang bahwa ceramah tidak lain dari kegiatan sebagaimana layaknya seorang guru atau dosen yang mengajar.
Kalau kita mensejajarkan tindakan berceramah dengan tindakan mengajar, rasanya berceramah tidak mengharamkan imbalan atau honor. Masak sih kita melarang pak guru dan pak dosen menerima gaji?
Nantibeliau-beliau itu mau makan apa? Bagaimana pula dengan anak dan isteri mereka? Siapa yang harus menafkahi?
Mereka yang mensejajarkan kegiatan berceramah dengan mengajar, mengatakan bahwa amat layak seorang yang berceramah mendapatkan honor atau gaji dari usahanya. Selain sangat berjasa, para pengajar secara umum dalam pandangan kita memang berhak dan layak menerima honor.
Bahkan di masa nabi, seorang yang bisa mengajarkan 10 orang lain untuk bisa sekedar membaca dan menulis, mendapat imbalan yang sangat besar. Bahkan para tawanan perang Badar yang non muslim itu, akan dibebaskan dengan syarat bisa selesai mengajar baca tulis.
Padahal kita tahu bahwa harga tebusan untuk tawanan perang sangat tinggi. Dan itu terbayarkan hanya dengan mengajar baca tulis untuk 10 orang saja.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang yang mengajarkan ilmunya berhak mendapat honor atau imbalan materi, bahkan dengan nilai yang lumayan menggiurkan.
Ceramah = Perjuangan
Namun ada juga kalangan yang memandang bahwa ceramah seharusnya tidak sesederhana mengajar seperti pak guru dan dosen, melainkan ceramah adalah sarana penyebaran ide, fikrah, aqidah, nilai-nilai agama sekaligus nilai-nilai perjuangan.
Kalangan ini lebih cenderung menganggap bahwa berceramah dianggap bukan pekerjaan profit eriented, namun lebih sebagai aktifitas seorang nabi kepada kaumnya. Bagi mereka yang berpandangan demikian, maka seorang penceramah tidak layak menerima imbalan berupa materi, sebagaimana seorang nabi tidak berharap sisi finansial dari aktifitasnya itu. Dan para nabi memang tidak pernah meminta upah, honor, gaji, atau amplop.
Mereka pun berpedoman kepada ayat-ayat Al-Quran yang menyebukan ketidak-layakan menerima honor.
Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan?" (QS. Huud: 51)
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun kepada kamu dalam menyampaikan risalah itu, melainkan orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Tuhan nya.(QS. Al-Furqan: 57)
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikitpun padamu atas dakwahku. Dan aku bukan termasuk orang yang mengada-adakan. (QS. Shaad: 86)
Para murobbi dan pembina halaqah tarbiyahbisa kita jadikan sebagai contoh sederhana, mereka umumnya tidak pernah menerima imbalan uang atau honor. Meski mereka bersibuk-sibuk dengan beragam jenis pembinaannya.
Semua dilakukan dengan ikhlas karena tuntutan perjuangan. Padahal jumlah halaqah pengkaderan mungkinribuan jumlahnya. Namun tidak ada anggaran yang turun dari pusat, tidak ada slip gaji dan tidak ada tunjangan pensiun. Namun semua berjalan serta bisa melahirkan lapis demi lapis generasi rabbani.
Ceramah= Showbiss
Di negeri kita yang ummatnya hobi dengan tontonan, entah sudah bosan dengan beragam aliran musik atau sebab lain, ternyata selipan acara ceramah lumayan menarik minat. Berikutnya, seringkali kegiatan ceramah dielaborasi dengan seni pentas dan pertunjukan. Kegiatan berceramah disejajarkan dengan pentas seni.
Dan bicara pementasan, tentu tidak bisa dilepaskan dari urusan dana dan finansial. Dan tidak aneh kalau kita sering mendengar bahwa seorang ustadz menerima honor sekian puluh juta rupiah untuk sekali mentas yang durasinya hanya beberapa menit saja. Maka terkenal istilah da''i sejuta umat dan da''i sejuta rupiah.
Da''i Sejuta Rupiah
Logikanya, seorang artis yang kerjanya menebar maksiat dan cuma menghadirkan kebahagiaan sesaat, bisa menerima honor puluhan juga rupiah. Masak seorang ustadz yang sebenarnya juga diminati oleh khalayak, kok cuma disampaikan ucapan terima kasih alias syukron?
Bagi mereka, amat layak bila pak ustadz yang menebar kedamaian, kebenaran dan kesejukan iman, juga menerima honor sepadan dengan para artis.
Bahkan ada yang bilang, seharusnya honor pak ustadz lebih tinggi dari honor para artis. Sebab yang diberikan pak ustadz itu adalah kebenaran hakiki, sedangkan para artis hanya bisa memberikan hiburan sesaat.
Layak atau Tidak?
Yang jadi pertanyaan barangkali, bolehkah ceramah dan dakwah dikemas sedemikian rupa dengan kegiatan pementasan atau pertunjukan? Adakah analisa dan contoh keberhasilan dakwah dengan cara seperti itu?
Jawabannya tergantung dari target dakwah yang diinginkan. Kalau ceramah di atas pentas seni ditujukan agar lahir pada kader yang militan, rasanya memang terlalu jauh. Tetapi kalau sekedar menjadi alternatif pentas dunia hiburan yang sebelumnya sangat sekuler berganti menjadi pertujukan yang bernuansa religi, mungkin tidak terlalu sulit.
Jadi tergantung target dan tujuannya, bukan masalah layak atau tidak layak. Sebab tidak kegiatan pasti punya tingkat efektifitas dan kemampuannya. Setiap senjata punya keampuhannya masing-masing.
Dakwah ala Sunan Kalijaga
Sejarah dakwah dibaurkan dengan seni pementasan di negeri kita, sebenarnya bukan hal yang aneh. Bahkan sejak zaman para wali songo dulu, sudah ada Sunan Kalijaga yang mentas berdakwah dengan pertunjukan wayang kulitnya, serta berhasil mempermak tokoh jagad pewayangan menjadi media dakwah.
Entah bagaimana logika yang dikembangkan oleh sunan Kalijaga itu, yang jelas tindakan beliau memang tidak lantas disetujui oleh wali penyebar agama Islam yang lain. Sejarah mencatat bahwa perdebatan antar dua pendekatan pernah terjadi. Ada kubu yang lebih cenderung ingin berdakwah apa adanya, tapi ada yang ingin berdakwah lewat seni pertunjukan.
Juga tidak jelas apakah Sunan Kalijaga memungut karcis pertunjukan wayang atau pementasan itu digelar secara gratis. Namun yang pasti, masyarakat Jawa amat menggandrungi wayang sekaligus terIslamisasi dengan cukup merata, meski dengan berbagai tingkat penerimaannya masing-masing.
Bahwa masih tersebar bid''ah, khurafat, tahayyul, atau aqidah yang menyimpang, barangkali memang masih menadi pe-er besar. Tapi setidaknya, metode Sunan Kalijaga itu sudah berhasil membuat bangsa Jawa yang beragama Hindu atau Budha menjadi berstatus muslim secara sah.
Barangkali di masa itu, problem dakwah terbesar adalah masalah pengakuan keberadaan agama Islam. Belum masuk ke urusan bid''ah dan khurafat. Sehingga target yang terpenting adalah bagaimana agar orang-orang berstatus muslim saja dulu. Urusan pembinaan lebih dalam, nanti ada program khususnya. Barangkali...
Wallahu a''lam bishshawab, wassalamu ''alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber: UstSarwat.com
Tertangkap Berjudi, 10 Anak Disidang di PN Tangerang
26/06/2009 13:45 wib - Nasional Aktual
Tangerang, CyberNews. Sebanyak 10 bocah warga satu kampung ditangkap polisi Bandara Soekarno Hatta (BSH) Tangerang, Banten, mereka menangis di balik jeruji besi Pengadilan Negeri (PN) ketika akan disidang.
Ke-10 anak dibawah usia 14 tahun itu yakni, Abdul Rohim, Abdul Rahman, Abdul Gofur, Musa, Hakim, Bahruddin, Sarifuddin, Dalih, Ifran dan Rosidik.
Ke-10 bocah tersebut merupakan warga Rawarenga, Rawajati, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
"Saya bersama sembilan teman saya ketika itu sedang main judi koin Rp 500 di parkiran terminal I Bandara, lagi main judi datang polisi Bandara dan kita semua langsung ditangkap," ungkap Irfan (14) kepada ANTARA News, Jum`at.
Menurut Irfan, dia bersama teman-temannya ditangkap pada 29 Mei 2009, pukul 13.00 WIB, dan kini akan memasuki sidang pertama di PN Tangerang.
"Saya masih pakai baju sekolah ketika itu dan langsung dimasukan ke dalam penjara Anak, padahal saya cuman main-main saja tidak ingin berjudi," aku Hakim (12) teman Irfan.
Sementara itu Basar ayah Bahruddin (10) dan Sarifuddin (12), mengaku apa yang diperlakukan polisi Bandara tidak memiliki hati hingga berakibat kedua anaknya disidang.
"Mereka kan masih anak kecil belum mengerti dengan apa yang dilakukan,dan tidak ada unsur judi mereka hanya bermain untuk senang-senang saja kok,"ungkap Basar.
Sumber: Suaramerdeka.com
********
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Kalau tidak salah, di manca negara (negara maju) ada pengadilan khusus untuk anak. Apakah di Indonesia belum ada? Dengan lebih dari 80 juta anak, bukannya sudah saat bagi pemerintah untuk mulai memperhatikan anak bangsa dan lebih peduli pada nasib mereka?
Indonesia sangat membutuhkan seorang Menteri Anak yang bisa bertindak atas nama 80 juta anak bangsa yang tidak punya perwakilan dalam pemerintah, dan tidak punya orang yang kuat (seorang menteri) yang akan berjuang untuk hak2 mereka. Semoga pemenang dari Pilpres 2009 akan bersedia membentuk posisi Menteri Anak dalam kabinet barunya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
Tangerang, CyberNews. Sebanyak 10 bocah warga satu kampung ditangkap polisi Bandara Soekarno Hatta (BSH) Tangerang, Banten, mereka menangis di balik jeruji besi Pengadilan Negeri (PN) ketika akan disidang.
Ke-10 anak dibawah usia 14 tahun itu yakni, Abdul Rohim, Abdul Rahman, Abdul Gofur, Musa, Hakim, Bahruddin, Sarifuddin, Dalih, Ifran dan Rosidik.
Ke-10 bocah tersebut merupakan warga Rawarenga, Rawajati, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten.
"Saya bersama sembilan teman saya ketika itu sedang main judi koin Rp 500 di parkiran terminal I Bandara, lagi main judi datang polisi Bandara dan kita semua langsung ditangkap," ungkap Irfan (14) kepada ANTARA News, Jum`at.
Menurut Irfan, dia bersama teman-temannya ditangkap pada 29 Mei 2009, pukul 13.00 WIB, dan kini akan memasuki sidang pertama di PN Tangerang.
"Saya masih pakai baju sekolah ketika itu dan langsung dimasukan ke dalam penjara Anak, padahal saya cuman main-main saja tidak ingin berjudi," aku Hakim (12) teman Irfan.
Sementara itu Basar ayah Bahruddin (10) dan Sarifuddin (12), mengaku apa yang diperlakukan polisi Bandara tidak memiliki hati hingga berakibat kedua anaknya disidang.
"Mereka kan masih anak kecil belum mengerti dengan apa yang dilakukan,dan tidak ada unsur judi mereka hanya bermain untuk senang-senang saja kok,"ungkap Basar.
Sumber: Suaramerdeka.com
********
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Kalau tidak salah, di manca negara (negara maju) ada pengadilan khusus untuk anak. Apakah di Indonesia belum ada? Dengan lebih dari 80 juta anak, bukannya sudah saat bagi pemerintah untuk mulai memperhatikan anak bangsa dan lebih peduli pada nasib mereka?
Indonesia sangat membutuhkan seorang Menteri Anak yang bisa bertindak atas nama 80 juta anak bangsa yang tidak punya perwakilan dalam pemerintah, dan tidak punya orang yang kuat (seorang menteri) yang akan berjuang untuk hak2 mereka. Semoga pemenang dari Pilpres 2009 akan bersedia membentuk posisi Menteri Anak dalam kabinet barunya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
25 June, 2009
Anak Tidur Dengan Lampu Menyala Tidak Baik Untuk Kesehatan
[Kiriman dari teman. Info di bawah ini ada di beberapa blog, tetapi tidak ada sumber aslinya. Jadi nggak tahu kalau benar atau tidak. –Gene]
Tidur Dengan Lampu Menyala Dapat Menyebabkan Kanker
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia.
Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.
Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.
Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.
Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.
Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.
Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan. -
Source: Mastersuhu.wordpress.com
########
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Saya cuma mau tambahkan komentar sedikit. Kalau tidur dengan lampu menyala, memang mengganggu produksi melatonin di dalam badan kita (dewasa dan anak). Badan kita memang membutuhkan melatonin tetapi saya belum baca hubungan antara melatonin dan kanker seperti yang dijelaskan di atas. Mungkin saja benar.
Benar atau tidak, anak akan tumbuh lebih sehat dan tidurnya lebih tenang dan menyegarkan kalau produksi melatonin sesuai dengan semestinya. Jadi, kalau lampu nyala dan oleh karena itu, produksi melatonin turun, bisa dijamin ada efek halus di dalam tubuh anak. Mungkin tidak terdeteksi oleh orang tua secara cepat, tetapi dalam jangka panjang, mungkin saja efek kelihatan tanpa ada yang tahu sebabnya.
Misalnya, anak terlalu gemuk atau terlalu kurus karena ada gangguan halus pada metabolisme tubuh. Atau anak cepat marah, atau tidak bisa tenang karena otaknya tidak mendapatkan penyegaran penuh dari tidur, dll. (Ibaratnya mengisi bateri, dia hanya dapat 90% dan bukan 100%). Mungkin antara sekian banyak penyebab dari gangguan kecil tersebut adalah anak tidak pernah dapat tidur yang sempurna, disebabkan lampu nyala, dan oleh karena itu produksi melatonin terlalu kurang.
Jadi, sebaiknya membiasakan anak untuk tidur dalam kegelapan. Kalau ada lampu di luar rumah/kamar yang memberikan sedikit sinar ke dalam kamar seharusnya sudah cukup. Yang penting anak tidak dikasih yang 100% gelap, sehingga dia akan ketakutan kalau bangun di tengah malam.
Satu solusi lagi adalah lampu tidur, tetapi mungkin itu masih terlalu terang (tergantung lampunya). Tetapi walaupun masih terlalu terang (5-10 watt), lebih baik demikian daripada lampu kamar yang besar.
Solusi lain adalah menyediakan senter buat anak. Ada beberapa senter yang dijual lengkap dengan pegangannya, yang bisa ditempel di tembok. Jadi, anak diajarkan untuk tidur dalam kegelapan, dan sudah tahu ada senter di mana kalau dia bangun dengan rasa takut.
Anak biasanya cepat sekali beradaptasi dengan perubahan kondisi di dalam kehidupannya. Jadi, seandainya anak berprotes pada awalnya bahwa dia tidak suka tidur dalam kegelapan, setelah beberapa minggu kemungkinan besar dia akan lupa dan anggap kegelapan itu yang normal.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
{dari wikipedia}
Antioxidant
Besides its primary function as synchronizer of the biological clock, melatonin also exerts a powerful antioxidant activity.
Immune system
Some studies also suggest that melatonin might be useful fighting infectious disease including viral, such as HIV, and bacterial infections, and potentially in the treatment of cancer.
Tidur Dengan Lampu Menyala Dapat Menyebabkan Kanker
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia.
Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.
Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.
Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.
Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.
Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.
Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan. -
Source: Mastersuhu.wordpress.com
########
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Saya cuma mau tambahkan komentar sedikit. Kalau tidur dengan lampu menyala, memang mengganggu produksi melatonin di dalam badan kita (dewasa dan anak). Badan kita memang membutuhkan melatonin tetapi saya belum baca hubungan antara melatonin dan kanker seperti yang dijelaskan di atas. Mungkin saja benar.
Benar atau tidak, anak akan tumbuh lebih sehat dan tidurnya lebih tenang dan menyegarkan kalau produksi melatonin sesuai dengan semestinya. Jadi, kalau lampu nyala dan oleh karena itu, produksi melatonin turun, bisa dijamin ada efek halus di dalam tubuh anak. Mungkin tidak terdeteksi oleh orang tua secara cepat, tetapi dalam jangka panjang, mungkin saja efek kelihatan tanpa ada yang tahu sebabnya.
Misalnya, anak terlalu gemuk atau terlalu kurus karena ada gangguan halus pada metabolisme tubuh. Atau anak cepat marah, atau tidak bisa tenang karena otaknya tidak mendapatkan penyegaran penuh dari tidur, dll. (Ibaratnya mengisi bateri, dia hanya dapat 90% dan bukan 100%). Mungkin antara sekian banyak penyebab dari gangguan kecil tersebut adalah anak tidak pernah dapat tidur yang sempurna, disebabkan lampu nyala, dan oleh karena itu produksi melatonin terlalu kurang.
Jadi, sebaiknya membiasakan anak untuk tidur dalam kegelapan. Kalau ada lampu di luar rumah/kamar yang memberikan sedikit sinar ke dalam kamar seharusnya sudah cukup. Yang penting anak tidak dikasih yang 100% gelap, sehingga dia akan ketakutan kalau bangun di tengah malam.
Satu solusi lagi adalah lampu tidur, tetapi mungkin itu masih terlalu terang (tergantung lampunya). Tetapi walaupun masih terlalu terang (5-10 watt), lebih baik demikian daripada lampu kamar yang besar.
Solusi lain adalah menyediakan senter buat anak. Ada beberapa senter yang dijual lengkap dengan pegangannya, yang bisa ditempel di tembok. Jadi, anak diajarkan untuk tidur dalam kegelapan, dan sudah tahu ada senter di mana kalau dia bangun dengan rasa takut.
Anak biasanya cepat sekali beradaptasi dengan perubahan kondisi di dalam kehidupannya. Jadi, seandainya anak berprotes pada awalnya bahwa dia tidak suka tidur dalam kegelapan, setelah beberapa minggu kemungkinan besar dia akan lupa dan anggap kegelapan itu yang normal.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
{dari wikipedia}
Antioxidant
Besides its primary function as synchronizer of the biological clock, melatonin also exerts a powerful antioxidant activity.
Immune system
Some studies also suggest that melatonin might be useful fighting infectious disease including viral, such as HIV, and bacterial infections, and potentially in the treatment of cancer.
23 June, 2009
Din Syamsudin: Pasangan Capres-cawapres Masih Pakai 'Topeng'
Selasa, 23/06/2009 16:12 WIB
Ari Saputra - detikPemilu
Jakarta - Kampanye pasangan capres-cawapres dinilai masih semu. Masing-masing pasangan belum membuka diri dan bersembunyi di balik 'topeng' politik pencitraan.
"Masih semu, penuh 'topeng' dan belum terbuka. Kampanye pilpres masih
terbungkus kesemuan, berorientasi pencitraan, mempesona di hadapan pemilih," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin saat diskusi "Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa" di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (23/6/2009).
Ia menilai, kampanye masih sebatas perdebatan normatif belum menyentuh
persoalan sehari-hari kehidupan masyarakat. Adapun capres-cawapres yang
berani menulis maupun melakukan kontrak sosial politik belum dapat diyakini
pembuktiannya.
"Kami berharap, para capres sungguh-sunguh melakukan kontrak sosial politik. Tidak hanya formalitas saja. Saat saya bertemu petani tomat di pengalengan mereka cerita harga jatuh dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 400/kg dan tidak ada proteksi dari pemerintah," imbuh Din.
Untuk itu, ia meminta para pasangan untuk lebih lugas. Tidak memberi retorika politik saja melainkan pembuktian ke masyarakat.
"Retorika itu enak didengar. Tapi membosankan. Perlu pembuktian, pendekatan
kemandirian dan negara harus berperan. Kita berharap betul ada perubahan.
Pemimpin yang berwatak dan berbuat nyata untuk kesejahteraan," pungkasnya. (Ari /anw)
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Ari Saputra - detikPemilu
Jakarta - Kampanye pasangan capres-cawapres dinilai masih semu. Masing-masing pasangan belum membuka diri dan bersembunyi di balik 'topeng' politik pencitraan.
"Masih semu, penuh 'topeng' dan belum terbuka. Kampanye pilpres masih
terbungkus kesemuan, berorientasi pencitraan, mempesona di hadapan pemilih," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin saat diskusi "Revitalisasi Visi dan Karakter Bangsa" di Kantor PP Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta, Selasa (23/6/2009).
Ia menilai, kampanye masih sebatas perdebatan normatif belum menyentuh
persoalan sehari-hari kehidupan masyarakat. Adapun capres-cawapres yang
berani menulis maupun melakukan kontrak sosial politik belum dapat diyakini
pembuktiannya.
"Kami berharap, para capres sungguh-sunguh melakukan kontrak sosial politik. Tidak hanya formalitas saja. Saat saya bertemu petani tomat di pengalengan mereka cerita harga jatuh dari Rp 3.000/kg menjadi Rp 400/kg dan tidak ada proteksi dari pemerintah," imbuh Din.
Untuk itu, ia meminta para pasangan untuk lebih lugas. Tidak memberi retorika politik saja melainkan pembuktian ke masyarakat.
"Retorika itu enak didengar. Tapi membosankan. Perlu pembuktian, pendekatan
kemandirian dan negara harus berperan. Kita berharap betul ada perubahan.
Pemimpin yang berwatak dan berbuat nyata untuk kesejahteraan," pungkasnya. (Ari /anw)
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Protes di Iran Setelah Pemilu 2009
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Sejak pemilu Iran berakhir 1 minggu yang lalu, pihak oposisi menolak hasilnya dan mengatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad direkayasa, dan mereka menuntut pemilihan ulang.
Setelah protes membesar pada minggu kemarin, yang diperkirakan mencapai ratusan ribu sampai 1 juta orang, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang semua warga berprotes.
Yang saya baca di berita dari berbagai sumber selama 1 minggu terakhir ini sebagai berikut:
Yang membuat pihak oposisi tidak percaya pada hasil pemilu adalah banyak sekali indikasi kecurangan. Mereka tidak punya bukti konkret, karena semua pemantau dari oposisi dilarang memantau proses pemilu, walaupun mereka berhak secara hukum.
Antara lain ada kejadian sebagai berikut:
Di antara tindakan lain yang diambil dari pemerintah adalah:
Apakah ini yang dianggap “demokrasi” oleh Ahmadinejad? Kalau sekiranya dia menang secara mutlak, tanpa kecurangan, buat apa perlu memblokir HP, SMS, internet, dan televisi? Buat apa penjarakan wartawan dan blogger? Buat apa penjarakan tohok oposisi? Buat apa suruh polisi dan militer menyerang warga sipil yang sebatas jalan kaki dan teriak2, tanpa membawa senjata? Hal-Hal seperti itu tidak wajar dalam sebuah negara demokrasi, tetapi sering terlihat di negara diktator di mana sang diktator tidak mau dilawan oleh siapapun.
Sayang sekali Ayatollah Ali Khamenei langsung mendukung Ahmadinejad, dan setelah protes membesar, tetap mendukung pemerintah dan mengatakan semua bentuk protes dilarang dan semua orang harus tetap setia pada Ahmadinejad dan pemerintah. Kalau dia benar2 dekat sama Allah, seharusnya dia lebih peduli pada keadilan daripada membela pihak yang berkuasa.
Kata orang di Tehran, setiap malam para pemuda naik ke atap rumah dan apartemen dan teriak2 untuk beberapa jam. Yang diteriakkan antara lain adalah “Allahu Akbar”, “Matilah Diktator”, “Mousavi”, dan lain-lain. Ada juga laporan bahwa ada teriakan “Matilah Khamenei”.
Yang membuat saya sedih atas perkembangan ini adalah inilah yang dilihat oleh semua orang non-Muslim dan negara barat sebagai apa yang terjadi kalau agama masuk ke dalam politik. Mereka akan menilai Islam dari tindakan represif pemerintah Iran. Kalau kita mau menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar, yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, mereka cukup menujuk Iran sebagai contoh dari apa yang dilakukan oleh pemerintahan Iran (yang menyatakan diri pemerintahan Islam) untuk berpegang pada kekuasaan.
Untungnya Indonesia telah memberikan contoh demokrasi yang lebih baik. Saat juga terjadi kecurangan dalam Pilpres 2009 di Indonesia, dengan 40-50 juta nama menjadi hilang dari DPT, dan banyak sekali bentuk kecurangan yang lain, ternyata tidak ada protes dari siapapun. Semua warga diam, semua partai Islam diam, dan tidak ada yang mau berprotes atas hasilnya Pemilu, sekalipun beberapa pemimpin partai politik merasa dicurangi. Itulah demokrasi versi Indonesia. Kecurangan tidak perlu dipersoalkan. Cukup nonton sinetron dan lupakan semua. Kenapa warga Iran tidak ikhlas dicurangi seperti warga Indonesia?
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
Protest against fake elections TEHRAN IRAN 13 June 2009 17:45 PM
iran riot control officers completely surrounded by protesters June 13 2009
Riot Control Officers Beaten By Protesters
Sejak pemilu Iran berakhir 1 minggu yang lalu, pihak oposisi menolak hasilnya dan mengatakan bahwa kemenangan Ahmadinejad direkayasa, dan mereka menuntut pemilihan ulang.
Setelah protes membesar pada minggu kemarin, yang diperkirakan mencapai ratusan ribu sampai 1 juta orang, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang semua warga berprotes.
Yang saya baca di berita dari berbagai sumber selama 1 minggu terakhir ini sebagai berikut:
- Presiden Ahmadinejad menang dengan 63% dari suara, sedangkan Mir Hossein Mousavi dapat 34%.
- Sebeum Pemilu, prediksi adalah Mousavi akan menang karena banyak warga sudah jenuh dengan Ahmadinejad.
- Setelah dinyatakan Ahmadinejad menang, warga mulai berprotes. Kata seorang professor dari Universitas Tehran waktu diwawancarai Al Jazeera, diperkirakan 1 juta orang, karena warga sudah penuhi semua jalan besar ibu kota.
- Setelah protes besar itu terjadi minggu kemarin, pemerintah mulai bertindak secara represif pada hari Sabtu dengan menyerang para pendemo, dan menembak juga dengan peluru tajam.
- Sekarang dikatakan lebih dari 20 orang telah dibunuh. Ratusan orang luka-luka dan sekitar 500 orang lain juga ditangkap.
- Di antara yang ditangkap adalah 100 tokoh oposisi dan juga sebagian dari keluarganya.
- Yang belum ditangkap hanya Mousavi saja. Dia sudah mengeluarkan petunjuk pada pendukungnya untuk terus berdemo kalau dia ditangkap atau dibunuh oleh pemerintah.
Yang membuat pihak oposisi tidak percaya pada hasil pemilu adalah banyak sekali indikasi kecurangan. Mereka tidak punya bukti konkret, karena semua pemantau dari oposisi dilarang memantau proses pemilu, walaupun mereka berhak secara hukum.
Antara lain ada kejadian sebagai berikut:
- Sebelum pemilu, para pemantau dari semua partai oposisi diberikan kartu identitas yang tidak sah (supaya tidak bisa masuk TPS), atau mereka ditolak begitu saja waktu hadir di TPS.
- 30% dari semua TPS adalah TPS Berjalan, yang berada di belakang truk yang berpindah2 pada hari pemilu. Yang membawa TPS Berjalan itu adalah petugas dari Departemen Dalam Negeri, dan pihak oposisi tidak boleh ikut. Tidak ada yang tahu TPS Berjalan itu dibawa ke mana, dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada surat suara yang dikumpulkan (kalau memang ada yang dikumpulkan).
- Semua komentator setuju bahwa jumlah orang yang hadir di TPS sangat luar biasa, dan jauh lebih besar dari yang normal. Banyak orang mengatakan mereka ikuti pemilu untuk pertama kali karena sudah jenuh dengan Ahmadinejad dan hadir di TPS secara khusus untuk mendukung Mousavi. (Sebelumnya, banyak orang golput karena merasa tidak akan ada yang bisa menggantikan pemerintah. Setelah Mousavi muncul sebagi tokoh oposisi dan calon presiden, baru ada harapan.)
- Pada hari pemilu, jaringan sms ditutup oleh pemerintah.
- Depdagri mengurangi stafnya, dan suruh semua petugas yang seharusnya menjaga untuk keluar dari gedung, sehingga tinggal jumlah staf yang paling minim.
- Hasil pemilu mulai disediakan dalam waktu 4 jam saja, padahal dalam semua pemilu sebelumnya tidak ada hasil awal selama 24 jam.
- Mousavi dapat hasil yang sangat kecil di daerah Azerbaijan, padahal dia berasal dari sana, dan orang di sana sudah ketahuan selalu mendukung kandidat dari wilayah mereka (seperti sering terjadi di Indonesia juga).
- Setara dengan itu, kandidat lain bernama Mehdi Karroubi dapat hanya 5% suara di wilayah Lorestan, padahal dia mendapat 55% di situ dalam pilkada tahun 2005.
- Dalam beberapa wilayah, jumlah orang yang ikut dalam pilpres melebihi jumlah orang yang tinggal di wilayah tersebut.
Di antara tindakan lain yang diambil dari pemerintah adalah:
- Memblokir jaringan telfon supaya pendukung Mousavi tidak bisa menggunakan sms untuk berkomunikasi dan mengatur aski demo. (Para pendukung Mousavi adalah anak muda, yang sudah terbiasa dengan teknologi).
- Siaran televisi juga diganggu suapaya orang tidak bisa dapat berita dari luar negeri, dan hanya bisa dapat info dari tivi milik negara.
- Internet diblokir, karena digunakan untuk menyebarkan pesan antara anak muda secara cepat. Koneksi internet juga dibuat lebih lambat supaya pemerintah lebih mudah kontrol penggunaannya.
- Ada anak muda yang mengatakan bahwa beberapa orang sedang dilacak keberadaannya lewat HPnya. Dan kalau mereka menggunakan HP dan sebutkan salah satu dari kata kunci tertentu (seperti kata “demo”), maka HPnya mati mendadak (telfonnya dimatikan dari provider).
- Wartawan dari BBC disuruh keluar dari Iran dan siaran televisi Al-Arabiya TV dari Dubai disuruh tutup kantornya di Tehran.
- Maziar Bahari, seorang wartawan dengan paspor Kanada yang kerja untuk Newsweek di Tehran, juga ditahan sejak minggu kemarin, dan tidak ada kabar lagi tentang dirinya (telah hilang).
- Lebih dari 30 wartawan dan juga Blogger telah ditahan oleh pemerintah sejak awalnya protes pada minggu kemarin.
- Pemerintah telah keluarkan kebijakan bahwa semua bentuk protes melanggar hukum.
- Pemerintah sudah menyatakan bawah semua pendemo adalah “teroris” dan mereka akan dilawan dengan penuh kekuatan. Pernyataan tersebut ditafsirkan sebagai izin untuk menggunakan peluru tajam untuk melawan mereka.
- Pada hari Senin 22 Juni, setiap lampu merah di Tehran dijaga oleh polisi dan militer dengan senjata lengkap. Belum ada demo lagi.
Apakah ini yang dianggap “demokrasi” oleh Ahmadinejad? Kalau sekiranya dia menang secara mutlak, tanpa kecurangan, buat apa perlu memblokir HP, SMS, internet, dan televisi? Buat apa penjarakan wartawan dan blogger? Buat apa penjarakan tohok oposisi? Buat apa suruh polisi dan militer menyerang warga sipil yang sebatas jalan kaki dan teriak2, tanpa membawa senjata? Hal-Hal seperti itu tidak wajar dalam sebuah negara demokrasi, tetapi sering terlihat di negara diktator di mana sang diktator tidak mau dilawan oleh siapapun.
Sayang sekali Ayatollah Ali Khamenei langsung mendukung Ahmadinejad, dan setelah protes membesar, tetap mendukung pemerintah dan mengatakan semua bentuk protes dilarang dan semua orang harus tetap setia pada Ahmadinejad dan pemerintah. Kalau dia benar2 dekat sama Allah, seharusnya dia lebih peduli pada keadilan daripada membela pihak yang berkuasa.
Kata orang di Tehran, setiap malam para pemuda naik ke atap rumah dan apartemen dan teriak2 untuk beberapa jam. Yang diteriakkan antara lain adalah “Allahu Akbar”, “Matilah Diktator”, “Mousavi”, dan lain-lain. Ada juga laporan bahwa ada teriakan “Matilah Khamenei”.
Yang membuat saya sedih atas perkembangan ini adalah inilah yang dilihat oleh semua orang non-Muslim dan negara barat sebagai apa yang terjadi kalau agama masuk ke dalam politik. Mereka akan menilai Islam dari tindakan represif pemerintah Iran. Kalau kita mau menyatakan bahwa Islam adalah agama yang benar, yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta, mereka cukup menujuk Iran sebagai contoh dari apa yang dilakukan oleh pemerintahan Iran (yang menyatakan diri pemerintahan Islam) untuk berpegang pada kekuasaan.
Untungnya Indonesia telah memberikan contoh demokrasi yang lebih baik. Saat juga terjadi kecurangan dalam Pilpres 2009 di Indonesia, dengan 40-50 juta nama menjadi hilang dari DPT, dan banyak sekali bentuk kecurangan yang lain, ternyata tidak ada protes dari siapapun. Semua warga diam, semua partai Islam diam, dan tidak ada yang mau berprotes atas hasilnya Pemilu, sekalipun beberapa pemimpin partai politik merasa dicurangi. Itulah demokrasi versi Indonesia. Kecurangan tidak perlu dipersoalkan. Cukup nonton sinetron dan lupakan semua. Kenapa warga Iran tidak ikhlas dicurangi seperti warga Indonesia?
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
Protest against fake elections TEHRAN IRAN 13 June 2009 17:45 PM
iran riot control officers completely surrounded by protesters June 13 2009
Riot Control Officers Beaten By Protesters
22 June, 2009
Hashim: Alasan Boediono Soal Penjualan Aset Negara Tak Masuk Akal
Senin, 22/06/2009 09:39 WIB
Warta No. 1
Adv - detikNews
Pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo mengkritik pernyataan Cawapres Boediono yang tetap akan meneruskan kebijakan penjualan aset negara ke pihak asing, lantaran pengelolaannya selama ini tidak efisien dan tidak transparan. Alasan yang disampaikan pendamping Capres SBY itu dinilai tidak masuk akal.
"Kalau tidak mampu mengelola, kenapa tidak diserahkan ke yang mampu?" tandas Hashim dalam dua kesempatan berbeda, yakni saat deklarasi dukungan untuk Mega-Prabowo oleh Relawan Pembela Ibu Pertiwi di Hotel Sahid dan deklarasi dukungan untuk Mega-Prabowo dari Pemuda Demokrat di sekretariat Mega-Prabowo Media Centre, Jakarta, Sabtu (20/6).
Hashim mengungkapkan, jika pengelolaan aset negara selama ini tidak baik, tidak efisian, dan tidak transparan, maka semestinya yang harus dilakukan adalah mengganti pengelolanya - dalam hal ini adalah mengganti pemerintah. Bukan menjual aset-aset negara ke pihak asing.
"Apakah karena tidak mampu mengelola dengan baik, efisien dan transparan terus dijual? Yang diganti itu (mestinya) pemerintahannya. Bukan aset-aset BUMN lantas dijual. Ini tidak masuk akal sehat," tandas putera begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo tersebut.
Sebagaimana diketahui, di depan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (19/6), Boediono menegaskan bahwa dirinya akan meneruskan kebijakan privatisasi aset-aset negara ke pihak asing. Alasannya, karena birokrasi kita tidak mampu mengelola aset negara secara efisien dan transparan.
Agar lebih efisien, kata Budiono yang oleh banyak kalangan dinilai penganut paham ekonomi neo-liberal, maka diperlukan pihak luar yang dapat mengelola secara efisien melalui strategi kemitraan atau privatisasi. Pihak luar dinilai akan lebih transparan dan akuntabel.
Asing Kuasai 31%
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis belum lama ini, dari 14 BUMN yang tercatat di BEI, pihak asing telah menguasai saham 31%, setara dengan Rp 137 triliun. Asing menguasai sektor-sektor strategis seperti telekomunikasi, perbankkan, pertambangan dan migas, semen, serta farmasi.
Pada beberapa BUMN kategori blue chips, kepemilikan asing bahkan menyundul angka 40%. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, misalnya, 39,5% sahamnya kini dalam genggaman pihak asing. Demikian pula PT Semen Gresik Tbk sebanyak 39,21% dikuasai asing. Pun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) - yang selama ini menjadi andalan para petani dan rakyat kecil - sahamnya telah dikuasi asing sebesar 35,39%.
Jika kebijakan privatisasi tetap diteruskan - sebagaimana sikap yang diambil Boediono - prosentase penguasaan asing terhadap aset-aset negara jelas akan semakin membengkak. Hal ini tentu amat merisaukan, karena berdasarkan analisis Lembaga Keuangan Morgan Stanley, 10 tahun mendatang BUMN-lah yang akan memegang kendali perekonomian suatu negara. Nah, bagaimana nasib Indonesia ke depan bila BUMN kian dicengkeram asing? (adv/adv)
Sumber: Detiknews.com
Warta No. 1
Adv - detikNews
Pengusaha nasional Hashim Djojohadikusumo mengkritik pernyataan Cawapres Boediono yang tetap akan meneruskan kebijakan penjualan aset negara ke pihak asing, lantaran pengelolaannya selama ini tidak efisien dan tidak transparan. Alasan yang disampaikan pendamping Capres SBY itu dinilai tidak masuk akal.
"Kalau tidak mampu mengelola, kenapa tidak diserahkan ke yang mampu?" tandas Hashim dalam dua kesempatan berbeda, yakni saat deklarasi dukungan untuk Mega-Prabowo oleh Relawan Pembela Ibu Pertiwi di Hotel Sahid dan deklarasi dukungan untuk Mega-Prabowo dari Pemuda Demokrat di sekretariat Mega-Prabowo Media Centre, Jakarta, Sabtu (20/6).
Hashim mengungkapkan, jika pengelolaan aset negara selama ini tidak baik, tidak efisian, dan tidak transparan, maka semestinya yang harus dilakukan adalah mengganti pengelolanya - dalam hal ini adalah mengganti pemerintah. Bukan menjual aset-aset negara ke pihak asing.
"Apakah karena tidak mampu mengelola dengan baik, efisien dan transparan terus dijual? Yang diganti itu (mestinya) pemerintahannya. Bukan aset-aset BUMN lantas dijual. Ini tidak masuk akal sehat," tandas putera begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo tersebut.
Sebagaimana diketahui, di depan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Jumat (19/6), Boediono menegaskan bahwa dirinya akan meneruskan kebijakan privatisasi aset-aset negara ke pihak asing. Alasannya, karena birokrasi kita tidak mampu mengelola aset negara secara efisien dan transparan.
Agar lebih efisien, kata Budiono yang oleh banyak kalangan dinilai penganut paham ekonomi neo-liberal, maka diperlukan pihak luar yang dapat mengelola secara efisien melalui strategi kemitraan atau privatisasi. Pihak luar dinilai akan lebih transparan dan akuntabel.
Asing Kuasai 31%
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dirilis belum lama ini, dari 14 BUMN yang tercatat di BEI, pihak asing telah menguasai saham 31%, setara dengan Rp 137 triliun. Asing menguasai sektor-sektor strategis seperti telekomunikasi, perbankkan, pertambangan dan migas, semen, serta farmasi.
Pada beberapa BUMN kategori blue chips, kepemilikan asing bahkan menyundul angka 40%. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, misalnya, 39,5% sahamnya kini dalam genggaman pihak asing. Demikian pula PT Semen Gresik Tbk sebanyak 39,21% dikuasai asing. Pun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) - yang selama ini menjadi andalan para petani dan rakyat kecil - sahamnya telah dikuasi asing sebesar 35,39%.
Jika kebijakan privatisasi tetap diteruskan - sebagaimana sikap yang diambil Boediono - prosentase penguasaan asing terhadap aset-aset negara jelas akan semakin membengkak. Hal ini tentu amat merisaukan, karena berdasarkan analisis Lembaga Keuangan Morgan Stanley, 10 tahun mendatang BUMN-lah yang akan memegang kendali perekonomian suatu negara. Nah, bagaimana nasib Indonesia ke depan bila BUMN kian dicengkeram asing? (adv/adv)
Sumber: Detiknews.com
20 June, 2009
Pilpres Iran: Foto-foto dari The Big Picture
Foto-foto dari "The Big Picture"
Iran's Disputed Election
Iran's Disputed Election
18 June, 2009
Debat Capres Pertama Digelar Malam Ini
Kamis, 18/06/2009 08:56 WIB
Shohib Masykur - detikPemilu
Jakarta - Debat capres pertama akan digelar sebagai bagian dari rangkaian 5 kali debat. Tema untuk debat kali ini adalah 'Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM.'
Debat digelar Kamis (18/6/2009) pukul 19.00-21.00 WIB di Studio TransCorp, Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Tampil sebagai moderator adalah Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.
Alokasi waktu untuk tiap debat adalah 2x60 menit dengan konten debat 90 menit. Rinciannya, pemaparan visi, misi, dan program kandidat selama 7-10 menit, pertanyaan pendalaman oleh moderator dan jawaban kandidat selama 30 menit, dan pertanyaan dan jawaban antarkandidat 30 menit.
Dari 5 kali debat capres-cawapres, 3 kali untuk debat capres dan 2 kali untuk cawapres. Berikut jadwal keempat debat lainnya.
- Selasa 23 Juni, debat cawapres dengan tema "Pembangunan Jati Diri Bangsa." Moderator: Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Komarudin Hidayat. Tuan rumah: SCTV.
- Kamis 25 Juni, debat capres dengan tema "Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran." Moderator: Ekonom INDEF Aviliani, M. Sc. Tuan rumah: Metro TV.
- Selasa 30 Juni, debat cawapres dengan tema "Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia." Moderator: Ketua IDI Dr dr Fachmi Idris. Tuan rumah: TV One.
- Kamis 2 Juli, debat capres dengan tema "NKRI, Demokrasi, dan Otonomi Daerah." Moderator: Dekan Fisipol UGM Dr Pratikno. ( sho / ndr )
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Shohib Masykur - detikPemilu
Jakarta - Debat capres pertama akan digelar sebagai bagian dari rangkaian 5 kali debat. Tema untuk debat kali ini adalah 'Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Menegakkan Supremasi Hukum dan HAM.'
Debat digelar Kamis (18/6/2009) pukul 19.00-21.00 WIB di Studio TransCorp, Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan. Tampil sebagai moderator adalah Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan.
Alokasi waktu untuk tiap debat adalah 2x60 menit dengan konten debat 90 menit. Rinciannya, pemaparan visi, misi, dan program kandidat selama 7-10 menit, pertanyaan pendalaman oleh moderator dan jawaban kandidat selama 30 menit, dan pertanyaan dan jawaban antarkandidat 30 menit.
Dari 5 kali debat capres-cawapres, 3 kali untuk debat capres dan 2 kali untuk cawapres. Berikut jadwal keempat debat lainnya.
- Selasa 23 Juni, debat cawapres dengan tema "Pembangunan Jati Diri Bangsa." Moderator: Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Komarudin Hidayat. Tuan rumah: SCTV.
- Kamis 25 Juni, debat capres dengan tema "Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran." Moderator: Ekonom INDEF Aviliani, M. Sc. Tuan rumah: Metro TV.
- Selasa 30 Juni, debat cawapres dengan tema "Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia." Moderator: Ketua IDI Dr dr Fachmi Idris. Tuan rumah: TV One.
- Kamis 2 Juli, debat capres dengan tema "NKRI, Demokrasi, dan Otonomi Daerah." Moderator: Dekan Fisipol UGM Dr Pratikno. ( sho / ndr )
Sumber: Pemilu.detiknews.com
16 June, 2009
Bawaslu Tetap Yakin SBY-Boediono Curi Start Kampanye
Selasa, 16/06/2009 19:50 WIB
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - Sikap kepolisian yang menghentikan penyidikan kasus pelanggaran kampanye oleh pasangan SBY-Boediono disesalkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), selaku pelapor. Bawaslu tetap yakin pasangan nomor urut 2 itu mencuri start kampanye saat acara silaturahmi parpol pendukung SBY-Boediono di PRJ Kemayoran 30 Mei lalu.
"Sekalipun kepolisian menolak, tetapi kami tetap yakin bahwa yang dilakukan SBY-Boediono di PRJ adalah pelanggaran pemilu," kata anggota Bawaslu Bambang Eka Cahya saat dihubungi detikcom, Selasa (16/6/2009).
Menurut Bambang, tugas kepolisian seharusnya mengumpulkan bukti-bukti untuk melengkapi bukti permulaan yang dilaporkan Bawaslu, bukan malah menolaknya. Pihak kepolisian melalui Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji mengatakan kasus ini dihentikan karena tidak cukup bukti.
"Semestinya kepolisian jeli dan melengkapi apa yang kurang," katanya.
Bambang menjelaskan, yang kerap menjadi masalah sehingga banyak dugaan pidana pemilu terhenti di tangan kepolisian adalah adanya perbedaan persepsi antara Bawaslu dan Kepolisian tentang kategori yang masuk pelanggaran dan mana yang tidak.
"Kepolisian bekerja dengan hukum positif, sedangkan pemilu banyak sekali hal-hal yang masuk ranah nggak pernah jelas. Banyak sekali zona abu-abu yang tidak bisa dilihat dengan hukum positif," jelasnya.
"Sekalipun kami belum laporan penolakan dari kepolisian, kami tetap meminta kejalasan mengenai bukti apa yang kurang," tandasnya. ( lrn / ndr )
Sumber: Pemilu.detiknews
Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - Sikap kepolisian yang menghentikan penyidikan kasus pelanggaran kampanye oleh pasangan SBY-Boediono disesalkan oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), selaku pelapor. Bawaslu tetap yakin pasangan nomor urut 2 itu mencuri start kampanye saat acara silaturahmi parpol pendukung SBY-Boediono di PRJ Kemayoran 30 Mei lalu.
"Sekalipun kepolisian menolak, tetapi kami tetap yakin bahwa yang dilakukan SBY-Boediono di PRJ adalah pelanggaran pemilu," kata anggota Bawaslu Bambang Eka Cahya saat dihubungi detikcom, Selasa (16/6/2009).
Menurut Bambang, tugas kepolisian seharusnya mengumpulkan bukti-bukti untuk melengkapi bukti permulaan yang dilaporkan Bawaslu, bukan malah menolaknya. Pihak kepolisian melalui Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji mengatakan kasus ini dihentikan karena tidak cukup bukti.
"Semestinya kepolisian jeli dan melengkapi apa yang kurang," katanya.
Bambang menjelaskan, yang kerap menjadi masalah sehingga banyak dugaan pidana pemilu terhenti di tangan kepolisian adalah adanya perbedaan persepsi antara Bawaslu dan Kepolisian tentang kategori yang masuk pelanggaran dan mana yang tidak.
"Kepolisian bekerja dengan hukum positif, sedangkan pemilu banyak sekali hal-hal yang masuk ranah nggak pernah jelas. Banyak sekali zona abu-abu yang tidak bisa dilihat dengan hukum positif," jelasnya.
"Sekalipun kami belum laporan penolakan dari kepolisian, kami tetap meminta kejalasan mengenai bukti apa yang kurang," tandasnya. ( lrn / ndr )
Sumber: Pemilu.detiknews
Dukungan terhadap SBY makin merosot
60 DPD II PAN Dukung JK-Wiranto
Selasa, 16/06/2009 18:45 WIB
Gunawan Mashar - detikPemilu
Jakarta - Dukungan terus mengalir untuk para capres-cawapres yang akan berlaga di Pilpres 2009. Sore ini, Selasa (16/6/2009) ratusan kader Partai Amanat Nasional (PAN) dari 60 DPD II menyatakan dukungannya pada pasangan JK-Wiranto.
Ratusan kader yang berasal dari 15 provinsi dan menamakan diri Garda Amanat Nasional ini mendatangi Posko Slipi II, Jl Ki Mangunsarkoro, Jakpus sekitar pukul 17.30 WIB. Mereka mengenakan rompi dan topi seragam berwarna biru bertulis 'Garda Amanat Nasional'. Hadir juga kader PAN yang menjadi tim sukses JK-Wiranto, Dradjad Wibowo.
Riak Kekecewaan Parpol Pendukung SBY-Boediono Mulai Muncul
Menurut sumber yang saat ini menjabat sebagai pengurus pusat di parpolnya itu, penyebab kekecewaan sejumlah parpol koalisi yang mendukung SBY-Boediono, karena peran untuk menyukseskan pasangan ini lebih didominasi para konsultan politik pemenangan SBY-Boediono yang saat ini dikendalikan oleh Fox Indonesia.
Benarkah adanya kekecewaan sejumlah parpol koalisi, seperti PKS, PPP, PAN dan PKB itu? Sekjen DPP PPP Irgan Chaerul Mahfiz menilai, kekecewaan itu bisa saja terjadi dan menjadi pengingat kepada SBY untuk lebih serius memperhatikan parpol koalisinya itu.
Selasa, 16/06/2009 18:45 WIB
Gunawan Mashar - detikPemilu
Jakarta - Dukungan terus mengalir untuk para capres-cawapres yang akan berlaga di Pilpres 2009. Sore ini, Selasa (16/6/2009) ratusan kader Partai Amanat Nasional (PAN) dari 60 DPD II menyatakan dukungannya pada pasangan JK-Wiranto.
Ratusan kader yang berasal dari 15 provinsi dan menamakan diri Garda Amanat Nasional ini mendatangi Posko Slipi II, Jl Ki Mangunsarkoro, Jakpus sekitar pukul 17.30 WIB. Mereka mengenakan rompi dan topi seragam berwarna biru bertulis 'Garda Amanat Nasional'. Hadir juga kader PAN yang menjadi tim sukses JK-Wiranto, Dradjad Wibowo.
Riak Kekecewaan Parpol Pendukung SBY-Boediono Mulai Muncul
Menurut sumber yang saat ini menjabat sebagai pengurus pusat di parpolnya itu, penyebab kekecewaan sejumlah parpol koalisi yang mendukung SBY-Boediono, karena peran untuk menyukseskan pasangan ini lebih didominasi para konsultan politik pemenangan SBY-Boediono yang saat ini dikendalikan oleh Fox Indonesia.
Benarkah adanya kekecewaan sejumlah parpol koalisi, seperti PKS, PPP, PAN dan PKB itu? Sekjen DPP PPP Irgan Chaerul Mahfiz menilai, kekecewaan itu bisa saja terjadi dan menjadi pengingat kepada SBY untuk lebih serius memperhatikan parpol koalisinya itu.
JK Visioner, SBY Intelek
Ini menarik. Tidak merupakan jaminan apa-apa, cuma sebatas info menarik saja.
-Gene
JK Visioner, SBY Intelek
JAKARTA (Lampost): Profil calon presiden (capres) M. Jusuf Kalla (JK) dinilai paling visioner sementara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki intelektual tinggi.
Peneliti utama Laboratorium Psikologi Politik, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (UI) Muhammad Faisal mengatakan JK paling visioner yang diartikan sebagai kemampuan calon pemimpin melihat jauh ke depan melebihi masa jabatannya.
"Itu hasil riset menggunakan metode penilaian profil (profiling) yang dikenalkan Margaret Herman dan Jerrold M. Post," kata Faisal kepada Lampung Post, Minggu (14-6).
Dia mengatakan metode penilaian profil adalah model baku yang kerap digunakan mengamati penilaian profil pemimpin di Amerika Serikat. Mereka melibatkan 22 orang sebagai pemeringkat (rater) dari berbagai profesi mulai pengamat politik hingga wartawan.
Ada lima variabel penilaian yang dikaitkan dengan tingkat visioner, yaitu kompleksitas intelektual, impulsivitas emosional, serta motif sosial meliputi motif berkuasa, berprestasi, dan berafiliasi. Adapun variabel lain ialah gaya diplomasi para pemimpin.
Kemampuan Memimpin
Kompleksitas intelektual menggambarkan kemampuan seseorang memetakan masalah dan menghubungkan satu ide dengan ide lain. "Ini bukan menunjukkan kecerdasan intelektual seperti IQ. Namun, menunjukkan kemampuan pemimpin melihat permasalahan dari sejumlah aspek, bukan hanya satu aspek," jelas Faisal.
Susilo Bambang Yudhoyono dinilai memiliki kompleksitas intelektual tinggi, tapi kurang visioner. "SBY dinilai sangat mampu melihat masalah dari berbagai aspek. Namun, cara SBY ketika menjelaskan hal itu terkait dengan masa depan Indonesia, normatif saja. JK dinilai lebih bisa menjelaskannya secara konkret," jelas peneliti UI itu.
Motif berprestasi paling tinggi ada pada cawapres Prabowo Subianto. Motivasi berkuasa Prabowo juga dinilai paling besar. "Ini hanya menunjukkan seserius apa mereka ingin berkuasa, bukan penilaian baik atau tidak. Jika faktor ini didukung sifat otoriter tinggi, baru berbahaya untuk kepemimpinan."
Sementara itu, dalam grafik impulsivitas emosional, cawapres Budiono dinilai tidak impulsif karena memiliki kemampuan mengatur emosi paling baik, disusul cawapres Wiranto. "Ini penilaian kini. Mungkin saja itu berubah sesuai dengan kondisi mendatang," tambah Faisal.
Klaim Sukses
Hingga kemarin, kampanye capres-cawapres terus diwarnai klaim sukses, janji politik, dan kontrak politik. Dalam pidato kampanyenya di Stadion Kahuripan, Turen, Malang, capres Megawati mengingatkan tiang pancang jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dibuat saat ia menjadi presiden. "Jangan lupa, barang jadi itu harus dilihat permulaannya sebab mengawali itu sangat sulit," tuturnya.
Sementara itu, capres Jusuf Kalla berjanji meningkatkan kontribusi ekonomi syariah hingga 25% dalam sistem perekonomian nasional. "Sistem syariah lebih bisa bertahan jika dibanding dengan perekonomian kapitalis saat menghadapi krisis ekonomi," kata dia di Jakarta, kemarin.
Saat berkampanye di Lapangan Imam Bonjol, Padang, Kalla berjanji mengundang seorang buruh angkut Joni Sanir untuk menghadiri pelantikan presiden jika ia menang.
Capres Yudhoyono mengklaim dialah yang sejak lama mengingatkan pentingnya kemandirian bangsa. "Pada 2006 saya sudah ingatkan tentang kemandirian. Tahun lalu, pada peringatan satu abad Kebangkitan Nasional, saya juga mengingatkan agar Indonesia menjadi negara maju, kemandirian dan daya saing bangsa harus ditingkatkan," kata SBY di Gedung Olahraga Flobamora Kupang, NTT, kemarin. Tema kemandirian bangsa sering dilekatkan kepada pasangan JK-Wiranto. n MI/R-1
Sumber: Lampungpost.com
Lihat graf di sini (klik pada gambarnya untuk buka lebih besar)
-Gene
JK Visioner, SBY Intelek
JAKARTA (Lampost): Profil calon presiden (capres) M. Jusuf Kalla (JK) dinilai paling visioner sementara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memiliki intelektual tinggi.
Peneliti utama Laboratorium Psikologi Politik, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia (UI) Muhammad Faisal mengatakan JK paling visioner yang diartikan sebagai kemampuan calon pemimpin melihat jauh ke depan melebihi masa jabatannya.
"Itu hasil riset menggunakan metode penilaian profil (profiling) yang dikenalkan Margaret Herman dan Jerrold M. Post," kata Faisal kepada Lampung Post, Minggu (14-6).
Dia mengatakan metode penilaian profil adalah model baku yang kerap digunakan mengamati penilaian profil pemimpin di Amerika Serikat. Mereka melibatkan 22 orang sebagai pemeringkat (rater) dari berbagai profesi mulai pengamat politik hingga wartawan.
Ada lima variabel penilaian yang dikaitkan dengan tingkat visioner, yaitu kompleksitas intelektual, impulsivitas emosional, serta motif sosial meliputi motif berkuasa, berprestasi, dan berafiliasi. Adapun variabel lain ialah gaya diplomasi para pemimpin.
Kemampuan Memimpin
Kompleksitas intelektual menggambarkan kemampuan seseorang memetakan masalah dan menghubungkan satu ide dengan ide lain. "Ini bukan menunjukkan kecerdasan intelektual seperti IQ. Namun, menunjukkan kemampuan pemimpin melihat permasalahan dari sejumlah aspek, bukan hanya satu aspek," jelas Faisal.
Susilo Bambang Yudhoyono dinilai memiliki kompleksitas intelektual tinggi, tapi kurang visioner. "SBY dinilai sangat mampu melihat masalah dari berbagai aspek. Namun, cara SBY ketika menjelaskan hal itu terkait dengan masa depan Indonesia, normatif saja. JK dinilai lebih bisa menjelaskannya secara konkret," jelas peneliti UI itu.
Motif berprestasi paling tinggi ada pada cawapres Prabowo Subianto. Motivasi berkuasa Prabowo juga dinilai paling besar. "Ini hanya menunjukkan seserius apa mereka ingin berkuasa, bukan penilaian baik atau tidak. Jika faktor ini didukung sifat otoriter tinggi, baru berbahaya untuk kepemimpinan."
Sementara itu, dalam grafik impulsivitas emosional, cawapres Budiono dinilai tidak impulsif karena memiliki kemampuan mengatur emosi paling baik, disusul cawapres Wiranto. "Ini penilaian kini. Mungkin saja itu berubah sesuai dengan kondisi mendatang," tambah Faisal.
Klaim Sukses
Hingga kemarin, kampanye capres-cawapres terus diwarnai klaim sukses, janji politik, dan kontrak politik. Dalam pidato kampanyenya di Stadion Kahuripan, Turen, Malang, capres Megawati mengingatkan tiang pancang jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dibuat saat ia menjadi presiden. "Jangan lupa, barang jadi itu harus dilihat permulaannya sebab mengawali itu sangat sulit," tuturnya.
Sementara itu, capres Jusuf Kalla berjanji meningkatkan kontribusi ekonomi syariah hingga 25% dalam sistem perekonomian nasional. "Sistem syariah lebih bisa bertahan jika dibanding dengan perekonomian kapitalis saat menghadapi krisis ekonomi," kata dia di Jakarta, kemarin.
Saat berkampanye di Lapangan Imam Bonjol, Padang, Kalla berjanji mengundang seorang buruh angkut Joni Sanir untuk menghadiri pelantikan presiden jika ia menang.
Capres Yudhoyono mengklaim dialah yang sejak lama mengingatkan pentingnya kemandirian bangsa. "Pada 2006 saya sudah ingatkan tentang kemandirian. Tahun lalu, pada peringatan satu abad Kebangkitan Nasional, saya juga mengingatkan agar Indonesia menjadi negara maju, kemandirian dan daya saing bangsa harus ditingkatkan," kata SBY di Gedung Olahraga Flobamora Kupang, NTT, kemarin. Tema kemandirian bangsa sering dilekatkan kepada pasangan JK-Wiranto. n MI/R-1
Sumber: Lampungpost.com
Lihat graf di sini (klik pada gambarnya untuk buka lebih besar)
14 June, 2009
Guru Diancam Dengan Penjara Karena Tulisan Di Facebook
Seorang PNS Terancam Dipecat Akibat Tulisan di Facebook
Selasa, 09 Juni 2009 17:07 WIB 1 Komentar
MANADO--MI: Seorang PNS di Sulawesi Utara terancam dipecat gara-gara membuat tulisan tentang kejelekan Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Kotamubagu, Sulut di facebook.
Indra Sutriafi Pipil, PNS yang mengajar di salah satu sekolah kejuruan, dituduh telah melakukan pencemaran nama baik Walikota Kotamubagu, Drs. Djelantik Mokodompit setelah menulis lewat blog-nya di facebook kalau Pemerintah Kota Kotamubagu telah melakukan "korupsi waktu".
Indra ketika dikonfirmasi di Kotamubagu, Selasa (9/6), mengatakan mengaku tidak menyangka kalau tulisannya itu membuat pemerintah kota menjadi gerang.
Sementara kabar yang beredar, kausus terebut telah masuk tahap satu dan saat ini sudah dilakukan pelimpahan berkas ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotamobagu, dengan menggunakan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektroik dengan ancaman enam tahun penjara.
"Laporan sudah kami terima dan kasusnya telah dilimpahkan ke kejaksaan," ungkap Kapolsek Kotamubagu, Iptu. Muhammad Monoarfa,S.Sos.
Secara terpisah, Sekretaris Kota Kotamubagu, Muhamad Mokoginta, menyesalkan dengan adanya kejadian tersebut karena dinilai sangat merugikan pemerintah kota terutama pencemaran nama baik, dan dia pun mengakui kalau pihaknya telah melaporkan kasus ini kepada kepolisian untuk diproses.
"Kami telah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib sekitar sebulan yang lalu untuk ditindak lanjuti," katanya.(Ant/OL-04)
Sumber: Mediaindonesia.com
********
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Berapa kali hal seperti ini harus terjadi sebelum rakyat dapat perlindungan yang benar?
Berapa banyak orang biasa harus diancam oleh pihak yang punya kekuatan lebih besar dan pengacara yang bayarannya lebih mahal?
Berapa kali rakyat Indonesia harus diancam dengan penjara gara-gara bicara saja?
Berapa kali ini harus terjadi sebelum ada aksi dari masyarakat dan para politikus yang baik hati untuk menolaknya?
Kebebasan bicara adalah salah satu ciri khas negara demokrasi modern. Para pejabat dan penguasa di Indonesia ingin mengatakan bahwa ini adalah negara demokrasi, tetapi pada saat yang sama mereka menunjukkan sikap yang sama seperti para diktator di negara lain seperti Korea Utara, Myanmar, dll. Di negara-negara itu, jangankan salah bicara, “salah berfikir” saja sudah bisa menyebabkan orang masuk penjara.
Apakah Indonesia mau seperti itu?
Kapan UU yang menjamin kebebasan bicara akan diperkuat supaya rakyat punya hak untuk mengeluh tentang apa saja, sesuka hati mereka? Dan kalau ada yang mau mengeluh tentang seorang pejabat, sekalipun Presiden, seharusnya boleh dengan izin yang seluas-luasnya. Kalau Presiden atau pejabat hanya mau dipuji terus dan ancam orang yang mengritiknya dengan penjara, berarti Presiden atau pejabat itu ada calon diktator.
Apakah kita terima kalau Indonesia dikuasai oleh diktator (lagi)?
Apakah kita tidak bisa bersatu untuk menolak sikap buruk itu dari pejabat dan pemerintah?
Ayo, jangan diam saja. Komplain. Kirim email. Gabung sama kelompok di Facebook. Diskusi sama teman. Tanya kepada para calon Presiden apakah mereka akan menjamin hak rakyat untuk bicara secara bebas. Jangan berharap orang lain akan bertindak untuk melindungi hak-hak anda. Anda sendiri yang harus peduli. Kalau anda tidak peduli dan mengatakan “Paling tidak ada yang berubah nanti!” maka jangan heran kalau suatu hari anda bangun dan semua hak anda sudah dihilangkan. Kalau tidak mau seperti itu, anda harus peduli sekarang!
Mungkin anda terlalu sibuk untuk peduli pada guru yang satu ini karena dia hanya orang kecil dan bukan orang penting atau terkenal. Tetapi kalau anda tidak mau peduli pada dia, jangan heran kalau besok adik kandung anda, isteri anda, suami anda, atau teman dekat anda yang menjadi sasaran. Dan bagaimana rasa anda kalau tidak ada yang mau membantu, dan tidak ada yang mau peduli karena semua orang lain juga “sibuk”.
Peduli sekarang! Jangan biarkan kasus seperti ini terjadi terus-terusan. Protes! Dan paksakan para calon Presiden menjelaskan sikap mereka terhadap hak “kebebasan bicara”.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Selasa, 09 Juni 2009 17:07 WIB 1 Komentar
MANADO--MI: Seorang PNS di Sulawesi Utara terancam dipecat gara-gara membuat tulisan tentang kejelekan Pemerintah Kota (Pemkot) Kota Kotamubagu, Sulut di facebook.
Indra Sutriafi Pipil, PNS yang mengajar di salah satu sekolah kejuruan, dituduh telah melakukan pencemaran nama baik Walikota Kotamubagu, Drs. Djelantik Mokodompit setelah menulis lewat blog-nya di facebook kalau Pemerintah Kota Kotamubagu telah melakukan "korupsi waktu".
Indra ketika dikonfirmasi di Kotamubagu, Selasa (9/6), mengatakan mengaku tidak menyangka kalau tulisannya itu membuat pemerintah kota menjadi gerang.
Sementara kabar yang beredar, kausus terebut telah masuk tahap satu dan saat ini sudah dilakukan pelimpahan berkas ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kotamobagu, dengan menggunakan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektroik dengan ancaman enam tahun penjara.
"Laporan sudah kami terima dan kasusnya telah dilimpahkan ke kejaksaan," ungkap Kapolsek Kotamubagu, Iptu. Muhammad Monoarfa,S.Sos.
Secara terpisah, Sekretaris Kota Kotamubagu, Muhamad Mokoginta, menyesalkan dengan adanya kejadian tersebut karena dinilai sangat merugikan pemerintah kota terutama pencemaran nama baik, dan dia pun mengakui kalau pihaknya telah melaporkan kasus ini kepada kepolisian untuk diproses.
"Kami telah melaporkan kasus ini ke pihak berwajib sekitar sebulan yang lalu untuk ditindak lanjuti," katanya.(Ant/OL-04)
Sumber: Mediaindonesia.com
********
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Berapa kali hal seperti ini harus terjadi sebelum rakyat dapat perlindungan yang benar?
Berapa banyak orang biasa harus diancam oleh pihak yang punya kekuatan lebih besar dan pengacara yang bayarannya lebih mahal?
Berapa kali rakyat Indonesia harus diancam dengan penjara gara-gara bicara saja?
Berapa kali ini harus terjadi sebelum ada aksi dari masyarakat dan para politikus yang baik hati untuk menolaknya?
Kebebasan bicara adalah salah satu ciri khas negara demokrasi modern. Para pejabat dan penguasa di Indonesia ingin mengatakan bahwa ini adalah negara demokrasi, tetapi pada saat yang sama mereka menunjukkan sikap yang sama seperti para diktator di negara lain seperti Korea Utara, Myanmar, dll. Di negara-negara itu, jangankan salah bicara, “salah berfikir” saja sudah bisa menyebabkan orang masuk penjara.
Apakah Indonesia mau seperti itu?
Kapan UU yang menjamin kebebasan bicara akan diperkuat supaya rakyat punya hak untuk mengeluh tentang apa saja, sesuka hati mereka? Dan kalau ada yang mau mengeluh tentang seorang pejabat, sekalipun Presiden, seharusnya boleh dengan izin yang seluas-luasnya. Kalau Presiden atau pejabat hanya mau dipuji terus dan ancam orang yang mengritiknya dengan penjara, berarti Presiden atau pejabat itu ada calon diktator.
Apakah kita terima kalau Indonesia dikuasai oleh diktator (lagi)?
Apakah kita tidak bisa bersatu untuk menolak sikap buruk itu dari pejabat dan pemerintah?
Ayo, jangan diam saja. Komplain. Kirim email. Gabung sama kelompok di Facebook. Diskusi sama teman. Tanya kepada para calon Presiden apakah mereka akan menjamin hak rakyat untuk bicara secara bebas. Jangan berharap orang lain akan bertindak untuk melindungi hak-hak anda. Anda sendiri yang harus peduli. Kalau anda tidak peduli dan mengatakan “Paling tidak ada yang berubah nanti!” maka jangan heran kalau suatu hari anda bangun dan semua hak anda sudah dihilangkan. Kalau tidak mau seperti itu, anda harus peduli sekarang!
Mungkin anda terlalu sibuk untuk peduli pada guru yang satu ini karena dia hanya orang kecil dan bukan orang penting atau terkenal. Tetapi kalau anda tidak mau peduli pada dia, jangan heran kalau besok adik kandung anda, isteri anda, suami anda, atau teman dekat anda yang menjadi sasaran. Dan bagaimana rasa anda kalau tidak ada yang mau membantu, dan tidak ada yang mau peduli karena semua orang lain juga “sibuk”.
Peduli sekarang! Jangan biarkan kasus seperti ini terjadi terus-terusan. Protes! Dan paksakan para calon Presiden menjelaskan sikap mereka terhadap hak “kebebasan bicara”.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto
13 June, 2009
BLT Berasal dari Pinjaman Asing yang Berbunga Tinggi
Pinjaman Asing untuk BLT Berbunga Tinggi, Perberat APBN
Kamis, 11/06/2009 02:46 WIB
M. Rizal Maslan - detikPemilu
Jakarta - Sumber dana bantuan langsung tunai (BLT) terus dipermasalahkan sejumlah kalangan. Sebab uang tunai yang dibagikan secara langsung ke masyarakat ternyata berasal dari pinjaman asing dan Surat Utang Negara (SUN), yang akhirnya membebani APBN.
"BLT adalah salah satu penyebab defisitnya APBN. Karena BLT dibiayai dari pinjaman dan SUN dengan bunga yang tinggi. Sehingga memperberat APBN," kata pengamat ekonomi Deni Danuri melalui pesan singkatnya kepada detikcom, Rabu (10/6/2009).
Perkataan Direktur Central Banking Crisis (CBC), tersebut menanggapi pernyataan Chatib Basri, tim ekonomi SBY-Boediono. Dalam jumpa pers di Kantor Bravo Media Center (BMC), Rabu (10/6/2009), Chatib mengatakan kalau sumber BLT berasal dari alokasi subsidi BBM. Bukan utang negara.
"Salah satu penyebab defisit APBN kita adalah pinjaman dan SUN. Jadi kalau dibilang sumber BLT berasal dari alokasi subsidi BBM, itu hanya istilah rekayasa APBN saja," tegas Deni.
Sebelumnya Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution dalam pertemuannya dengan DPR, Selasa (9/6/2009), mengatakan, dana BLT untuk rakyat berasal dari pinjaman asing dengan bunga antara 12-13 persen. ( zal / anw )
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Lihat juga:
BLT dari Pinjaman Asing : Pemerintah Harus Jujur Asal Dananya
Kamis, 11/06/2009 02:46 WIB
M. Rizal Maslan - detikPemilu
Jakarta - Sumber dana bantuan langsung tunai (BLT) terus dipermasalahkan sejumlah kalangan. Sebab uang tunai yang dibagikan secara langsung ke masyarakat ternyata berasal dari pinjaman asing dan Surat Utang Negara (SUN), yang akhirnya membebani APBN.
"BLT adalah salah satu penyebab defisitnya APBN. Karena BLT dibiayai dari pinjaman dan SUN dengan bunga yang tinggi. Sehingga memperberat APBN," kata pengamat ekonomi Deni Danuri melalui pesan singkatnya kepada detikcom, Rabu (10/6/2009).
Perkataan Direktur Central Banking Crisis (CBC), tersebut menanggapi pernyataan Chatib Basri, tim ekonomi SBY-Boediono. Dalam jumpa pers di Kantor Bravo Media Center (BMC), Rabu (10/6/2009), Chatib mengatakan kalau sumber BLT berasal dari alokasi subsidi BBM. Bukan utang negara.
"Salah satu penyebab defisit APBN kita adalah pinjaman dan SUN. Jadi kalau dibilang sumber BLT berasal dari alokasi subsidi BBM, itu hanya istilah rekayasa APBN saja," tegas Deni.
Sebelumnya Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Anwar Nasution dalam pertemuannya dengan DPR, Selasa (9/6/2009), mengatakan, dana BLT untuk rakyat berasal dari pinjaman asing dengan bunga antara 12-13 persen. ( zal / anw )
Sumber: Pemilu.detiknews.com
Lihat juga:
BLT dari Pinjaman Asing : Pemerintah Harus Jujur Asal Dananya
12 June, 2009
Hadiri Shalat Tahajjud dan Subuh Berjemaah di Istiqlal
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Setiap hari Sabtu kedua, pada setiap bulan, diadakan acara Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta. Bagi orang yang ingin iktikaf, silahkan hadir di masjid dari malam sebelumnya. Masjid tidak ditutup dari Shalat Isya (Jumat malam) hingga Subuh (Sabtu pagi).
Acara : Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah
Jam: Mulai Jam 2:00 pagi s/d Subuh
Tanggal: Sabtu 13 Juni,2009 (setiap hari sabtu kedua, setiap bulan)
Iktikaf: Iktikaf boleh dilakukan dari hari Jumat, setelah Shalat Isya. Masjid terbuka terus hingga Subuh.
Hadirin: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof.Dr. Ali Mustafa Yaqub, dan para undangan lain.
Terima kasih atas partisipasi anda. Silahkan menyebarkan email ini kepada teman-teman di semua organisasi Islam, kampus, kantor, jemaah pengajian, situs, blog dan mailing list bagi ummat Islam biar acara ini bisa dikembangkan terus.
Dengan hormat,
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Atas nama
Panitia Shalat Tahajjud Masjid Istiqlal
Setiap hari Sabtu kedua, pada setiap bulan, diadakan acara Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta. Bagi orang yang ingin iktikaf, silahkan hadir di masjid dari malam sebelumnya. Masjid tidak ditutup dari Shalat Isya (Jumat malam) hingga Subuh (Sabtu pagi).
Acara : Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah
Jam: Mulai Jam 2:00 pagi s/d Subuh
Tanggal: Sabtu 13 Juni,2009 (setiap hari sabtu kedua, setiap bulan)
Iktikaf: Iktikaf boleh dilakukan dari hari Jumat, setelah Shalat Isya. Masjid terbuka terus hingga Subuh.
Hadirin: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof.Dr. Ali Mustafa Yaqub, dan para undangan lain.
Terima kasih atas partisipasi anda. Silahkan menyebarkan email ini kepada teman-teman di semua organisasi Islam, kampus, kantor, jemaah pengajian, situs, blog dan mailing list bagi ummat Islam biar acara ini bisa dikembangkan terus.
Dengan hormat,
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Atas nama
Panitia Shalat Tahajjud Masjid Istiqlal
11 June, 2009
Astaga: Boediono Belum Naik Haji???
Seorang calon wakil presiden. Seorang mantan gubenur Bank Indonesia. Harta naik 3 milyar per tahun, dan sekarang adanya 22 milyar. Seorang Muslim. Dan… belum naik haji?
Pertanyaan saya cuma satu:
Apakah ini orang yang paling layak untuk menjadi wakil atas 200 juta orang Muslim di Indonesia selama 5 tahun ke depan?
Awalnya, PKS menolak Boediono. Diharapkan cawapres untuk SBY diambil dari partai Islam, untuk mewakili ummat Islam di dalam kepemimpinan negara. Lalu PKS berubah dan menerima Boediono. (Partai Islam lain lebih banyak diam dan PKS saja yang berprotes paling banyak).
Ada isu tentang shalat dan keimanan. PKS mengatakan shalat Jumat saja bukan cermin atas kualitas keimanan seseorang, jadi orang yang ketahuan shalat Jumat belum tentu bisa dikatakan “beriman”. Lalu PKS berubah dan menerima Boediono.
Ada isu neo-liberal. Beberapa kalangan menolak Boediono dengan mengatakan dia mendukung pemikiran neo-liberal. Lalu PKS menerima Boediono dan mengatakan dia bukan orang neo-liberal.
Ada isu jilbab. Ada yang berkomentar tentang SBY dan Boediono yang isteri-isterinya tidak memakai jilbab. Lalu PKS membela dan menerima wanita yang tidak berjilbab itu dengan mengatakan apabila seseorang memakai jilbab, apakah masalah ekonomi menjadi selesai?
Sekarang, saat berkunjung ke pesantren, Pak Boediono diajak membahas kewajiban Haji oleh Kyai setempat. Kata Pak Kyai Maruf Al Hasaniyah di Pasuruan, “Sebagai Muslim, Pak Boediono, saya berharap [anda] naik haji ketika terpilih.”
Jawaban dari Pak Boediono:
“Perilaku dan amal harus mencerminkan seorang haji, Insya Allah saya dan istri pada waktunya dan saat pas di hati, kita akan memenuhi rukun Islam itu.”
(Dan sekarang kita bisa tunggu saja dan melihat apakah PKS dan partai Islam lain juga akan mengatakan bahwa seorang Muslim dengan harta 22 milyar yang belum mau melakukan haji juga bukan masalah, dan mereka akan menerima Boediono lagi).
Pertanyaan saya cuma satu:
Apakah ini orang yang paling layak untuk menjadi wakil atas 200 juta orang Muslim di Indonesia selama 5 tahun ke depan?
Sudah punya 22 milyar, tetapi tidak terpikir untuk menunaikan ibadah Haji yang diwajibkan dari Allah kepada semua orang yang beriman dan mampu.
Di dekat rumah saya, ada tukang ojek yang sudah naik haji setelah menabung bertahun-tahun. (Dan isterinya juga berjilbab). Di sini cukup banyak guru sekolah, sopir taksi, satpam, tukang bakso, dan lain-lain yang berhasil menabung uangnya dan menunaikan kewajiban ini dari Allah. Tetapi seorang calon wakil president dengan harta 22 Milyar masih merasa haji itu tidak begitu penting dan boleh ditunda-tunda sampai terasa “pas di hati”???
Dan orang itulah yang diterima oleh PKS, PAN, PKB dan PPP sebagai CALON YANG TERBAIK untuk MEWAKILI 200 juta orang Muslim, dengan tugas penting di dalam dan diluar negeri?
Astagfirullah aladzhim. Hati saya terpukul.
Dan apa yang sebenarnya yang dimaksudkan Pak Boediono dengan pernyataan ini: “Perilaku dan amal harus mencerminkan seorang haji”??
Apakah berarti bahwa calon wakil president ini ingin jujur menjelaskan bahwa perilakunya dan amalnya sekarang terlalu jauh dari yang layak sebagai seorang muslim yang sudah naik haji?
Mohon maaf, tetapi APA sebenarnya yang dia lakukan sekarang yang begitu buruk sehingga dia merasa tidak sanggup atau tidak layak melakukan ibadah haji?
Kalau seorang preman, bandar judi, pecandu narkoba, pezina, pemabok, dll. bicara seperti itu, saya kira kita semua akan maklum, dan akan berusaha untuk membujuk orang buruk itu untuk bertaubat, tinggalkan perbuatan buruknya, dan melakukan shalat, puasa dan haji sebagai kewajiban dari Allah.
Kita akan maklum kalau orang yang paling buruk di tengah kita bicara seperti itu.
Lalu apa artinya kalau seorang CALON WAKIL PRESIDEN bicara seperti itu???
Saya sungguh tidak bisa bayangkan apa yang Pak Boediono maksudkan dengan pernyataan itu. Apapun artinya, semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan hidayah kepada Pak Boediono dan membantunya untuk segera tinggalkan perilaku-perilaku buruk itu, yang dia anggap tidak pantas untuk seorang “bapak haji”, membantunya untuk segera bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT, dan segera menunaikan ibadah haji yang WAJIB bagi semua orang Muslim yang mampu, sekalipun mereka itu preman, pejudi, pezina dan lain-lain.
Allah tidak pernah menutupi pintu untuk menerima taubat dari hambanya, dan tidak pernah tutup pintu untuk menerima seorang Muslim (walaupun Muslim yang buruk) yang ingin menjalankan kewajibannya.
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Lihat juga:
PKS Tetap Tolak Boediono Jadi Cawapres SBY
PKS Ragukan Elektabilitas SBY-Boediono
Naik Rp 3 Miliar Setahun, Harta Boediono Rp 22,06 Miliar
Tifatul: PKS Dapat Kursi di Kabinet Banyak
"Kalau soal kursi, kita dapat banyak," kata Tifatul sambil tertawa. […] Dikatakan dia, PKS telah sepakat mendukung duet SBY-Boediono. "Pada dasarnya, kita bicara soal the right man on the right place untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Tifatul: PKS 100 Persen Dukung SBY-Boediono
Kiai & Ulama di Pasuruan Doakan Boediono Segera Naik Haji
Pertanyaan saya cuma satu:
Apakah ini orang yang paling layak untuk menjadi wakil atas 200 juta orang Muslim di Indonesia selama 5 tahun ke depan?
Awalnya, PKS menolak Boediono. Diharapkan cawapres untuk SBY diambil dari partai Islam, untuk mewakili ummat Islam di dalam kepemimpinan negara. Lalu PKS berubah dan menerima Boediono. (Partai Islam lain lebih banyak diam dan PKS saja yang berprotes paling banyak).
Ada isu tentang shalat dan keimanan. PKS mengatakan shalat Jumat saja bukan cermin atas kualitas keimanan seseorang, jadi orang yang ketahuan shalat Jumat belum tentu bisa dikatakan “beriman”. Lalu PKS berubah dan menerima Boediono.
Ada isu neo-liberal. Beberapa kalangan menolak Boediono dengan mengatakan dia mendukung pemikiran neo-liberal. Lalu PKS menerima Boediono dan mengatakan dia bukan orang neo-liberal.
Ada isu jilbab. Ada yang berkomentar tentang SBY dan Boediono yang isteri-isterinya tidak memakai jilbab. Lalu PKS membela dan menerima wanita yang tidak berjilbab itu dengan mengatakan apabila seseorang memakai jilbab, apakah masalah ekonomi menjadi selesai?
Sekarang, saat berkunjung ke pesantren, Pak Boediono diajak membahas kewajiban Haji oleh Kyai setempat. Kata Pak Kyai Maruf Al Hasaniyah di Pasuruan, “Sebagai Muslim, Pak Boediono, saya berharap [anda] naik haji ketika terpilih.”
Jawaban dari Pak Boediono:
“Perilaku dan amal harus mencerminkan seorang haji, Insya Allah saya dan istri pada waktunya dan saat pas di hati, kita akan memenuhi rukun Islam itu.”
(Dan sekarang kita bisa tunggu saja dan melihat apakah PKS dan partai Islam lain juga akan mengatakan bahwa seorang Muslim dengan harta 22 milyar yang belum mau melakukan haji juga bukan masalah, dan mereka akan menerima Boediono lagi).
Pertanyaan saya cuma satu:
Apakah ini orang yang paling layak untuk menjadi wakil atas 200 juta orang Muslim di Indonesia selama 5 tahun ke depan?
Sudah punya 22 milyar, tetapi tidak terpikir untuk menunaikan ibadah Haji yang diwajibkan dari Allah kepada semua orang yang beriman dan mampu.
Di dekat rumah saya, ada tukang ojek yang sudah naik haji setelah menabung bertahun-tahun. (Dan isterinya juga berjilbab). Di sini cukup banyak guru sekolah, sopir taksi, satpam, tukang bakso, dan lain-lain yang berhasil menabung uangnya dan menunaikan kewajiban ini dari Allah. Tetapi seorang calon wakil president dengan harta 22 Milyar masih merasa haji itu tidak begitu penting dan boleh ditunda-tunda sampai terasa “pas di hati”???
Dan orang itulah yang diterima oleh PKS, PAN, PKB dan PPP sebagai CALON YANG TERBAIK untuk MEWAKILI 200 juta orang Muslim, dengan tugas penting di dalam dan diluar negeri?
Astagfirullah aladzhim. Hati saya terpukul.
Dan apa yang sebenarnya yang dimaksudkan Pak Boediono dengan pernyataan ini: “Perilaku dan amal harus mencerminkan seorang haji”??
Apakah berarti bahwa calon wakil president ini ingin jujur menjelaskan bahwa perilakunya dan amalnya sekarang terlalu jauh dari yang layak sebagai seorang muslim yang sudah naik haji?
Mohon maaf, tetapi APA sebenarnya yang dia lakukan sekarang yang begitu buruk sehingga dia merasa tidak sanggup atau tidak layak melakukan ibadah haji?
Kalau seorang preman, bandar judi, pecandu narkoba, pezina, pemabok, dll. bicara seperti itu, saya kira kita semua akan maklum, dan akan berusaha untuk membujuk orang buruk itu untuk bertaubat, tinggalkan perbuatan buruknya, dan melakukan shalat, puasa dan haji sebagai kewajiban dari Allah.
Kita akan maklum kalau orang yang paling buruk di tengah kita bicara seperti itu.
Lalu apa artinya kalau seorang CALON WAKIL PRESIDEN bicara seperti itu???
Saya sungguh tidak bisa bayangkan apa yang Pak Boediono maksudkan dengan pernyataan itu. Apapun artinya, semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan hidayah kepada Pak Boediono dan membantunya untuk segera tinggalkan perilaku-perilaku buruk itu, yang dia anggap tidak pantas untuk seorang “bapak haji”, membantunya untuk segera bertaubat dan mohon ampun kepada Allah SWT, dan segera menunaikan ibadah haji yang WAJIB bagi semua orang Muslim yang mampu, sekalipun mereka itu preman, pejudi, pezina dan lain-lain.
Allah tidak pernah menutupi pintu untuk menerima taubat dari hambanya, dan tidak pernah tutup pintu untuk menerima seorang Muslim (walaupun Muslim yang buruk) yang ingin menjalankan kewajibannya.
Wa billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto
Lihat juga:
PKS Tetap Tolak Boediono Jadi Cawapres SBY
PKS Ragukan Elektabilitas SBY-Boediono
Naik Rp 3 Miliar Setahun, Harta Boediono Rp 22,06 Miliar
Tifatul: PKS Dapat Kursi di Kabinet Banyak
"Kalau soal kursi, kita dapat banyak," kata Tifatul sambil tertawa. […] Dikatakan dia, PKS telah sepakat mendukung duet SBY-Boediono. "Pada dasarnya, kita bicara soal the right man on the right place untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan.
Tifatul: PKS 100 Persen Dukung SBY-Boediono
Kiai & Ulama di Pasuruan Doakan Boediono Segera Naik Haji
Bayi Prematur Jadi Buta, Keluarga Laporkan RS Omni ke Polisi
Rabu, 10/06/2009 15:56 WIB
Ken Yunita - detikNews
Jakarta - Rupanya tidak cuma Prita Mulyasari yang merasa dizalimi RS Omni International Alam Sutera. Perasaan itu juga dirasakan seorang ibu bernama Juliana.
Kuasa hukum Juliana, Slamet Yuwono menduga, rumah sakit berlabel internasional itu telah melakukan malpraktek terhadap 2 putra kembar Juliana, Jared dan Jayden. Dugaan malpraktek tersebut menyebabkan salah satu anak Juliana buta.
"Hingga menyebabkan salah satunya mengalami kebutaan," kata Slamet kepada detikcom, Rabu (10/6/2009).
Pengacara dari tim OC Kaligis itu mengatakan, pihaknya akan melaporkan RS Omni International dengan pasal 360 KUHP dan pasal 79 UU Praktek Kedokteran.
"Kita sudah melaporkan ke Polres Tangerang, tapi kita diarahkan ke Polda Metro Jaya biar tidak salah penanganan," kata Slamet.
Lalu kapan akan ke Polda Metro Jaya? "Kalau tidak sore ini ya besok pagi," kata Slamet.
Informasi yang diterima detikcom, peristiwa ini terjadi sekitar setahun yang lalu. Pada 26 Mei 2008, Juliana melahirkan dua anak kembar prematur. Kedua anak yang diberi nama Jared (1,5 kg) dan Jayden (1,3 kg) itu dirawat dalam incubator selama 42 hari.
Kondisi fisik Jared dan Jayden sebenarnya baik-baik saja, namun mata kedua bayi tersebut bermasalah. Mata Jayden mengalami silinder 2,5 sedangkan Jared lebih parah karena kedua matanya buta.
Diduga, masalah kedua bayi mungil itu terjadi karena dokter specialis anak yang menangani Jayden dan Jared kurang mengkontrol bahkan tidak melakukan SOP (Standar Operasional Prosedure). Jared diduga mengalami kebutaan fatal akibat kelebihan oksigen selama berada di inkubator di ICU.
Setelah dirawat di RS Omni International, Juliana sempat membawa kedua Jayden dan Jared untuk diperiksa di Klinik Mata Nusantara di Kebon Jeruk. Hasil pemeriksaan menyatakan, sel syaraf mata Jared lepas dari retina sudah mencapai stadium 4. Jared pun tidak bisa melihat.
Juliana juga sempat membawa Jared ke RS Aini dan hasilnya pun sama. Tidak menyerah, Juliana pun terbang bersama Jared ke Westmead International Children Hospital di Sydney namun tetap tidak ada harapan.
Hasil pemeriksaan dari 3 RS itu menyatakan, Jared menjadi buta akibat kelebihan oksigen selama di inkubator. (ken/iy)
Sumber: Detiknews.com
Ken Yunita - detikNews
Jakarta - Rupanya tidak cuma Prita Mulyasari yang merasa dizalimi RS Omni International Alam Sutera. Perasaan itu juga dirasakan seorang ibu bernama Juliana.
Kuasa hukum Juliana, Slamet Yuwono menduga, rumah sakit berlabel internasional itu telah melakukan malpraktek terhadap 2 putra kembar Juliana, Jared dan Jayden. Dugaan malpraktek tersebut menyebabkan salah satu anak Juliana buta.
"Hingga menyebabkan salah satunya mengalami kebutaan," kata Slamet kepada detikcom, Rabu (10/6/2009).
Pengacara dari tim OC Kaligis itu mengatakan, pihaknya akan melaporkan RS Omni International dengan pasal 360 KUHP dan pasal 79 UU Praktek Kedokteran.
"Kita sudah melaporkan ke Polres Tangerang, tapi kita diarahkan ke Polda Metro Jaya biar tidak salah penanganan," kata Slamet.
Lalu kapan akan ke Polda Metro Jaya? "Kalau tidak sore ini ya besok pagi," kata Slamet.
Informasi yang diterima detikcom, peristiwa ini terjadi sekitar setahun yang lalu. Pada 26 Mei 2008, Juliana melahirkan dua anak kembar prematur. Kedua anak yang diberi nama Jared (1,5 kg) dan Jayden (1,3 kg) itu dirawat dalam incubator selama 42 hari.
Kondisi fisik Jared dan Jayden sebenarnya baik-baik saja, namun mata kedua bayi tersebut bermasalah. Mata Jayden mengalami silinder 2,5 sedangkan Jared lebih parah karena kedua matanya buta.
Diduga, masalah kedua bayi mungil itu terjadi karena dokter specialis anak yang menangani Jayden dan Jared kurang mengkontrol bahkan tidak melakukan SOP (Standar Operasional Prosedure). Jared diduga mengalami kebutaan fatal akibat kelebihan oksigen selama berada di inkubator di ICU.
Setelah dirawat di RS Omni International, Juliana sempat membawa kedua Jayden dan Jared untuk diperiksa di Klinik Mata Nusantara di Kebon Jeruk. Hasil pemeriksaan menyatakan, sel syaraf mata Jared lepas dari retina sudah mencapai stadium 4. Jared pun tidak bisa melihat.
Juliana juga sempat membawa Jared ke RS Aini dan hasilnya pun sama. Tidak menyerah, Juliana pun terbang bersama Jared ke Westmead International Children Hospital di Sydney namun tetap tidak ada harapan.
Hasil pemeriksaan dari 3 RS itu menyatakan, Jared menjadi buta akibat kelebihan oksigen selama di inkubator. (ken/iy)
Sumber: Detiknews.com
PRT Indonesia Berhasil Kabur Setelah Disiksa 34 Bulan
Yang tidak saya pahami, kenapa dia bisa menerima ini selama 3 tahun baru kabur?
Tapi yang terpenting, jangan membahas kegagalan pemerintah untuk mencipatakan lapangan kerja dalam negeri sehingga tidak ada TKW lagi .
Cukup masyarakat menjadi marah saja, dan dukung pemerintah dalam menuntut kasus ini dengan teriak2 tentang "kehormatan negara", "Ambalat", "Manohara" dan lain-lain.
Nggak usah tanya kenapa kasus seperti ini bisa terjadi terus-terusan. Dukung pemerintah saja, dan marah-marah pada orang Malaysia saja, bukan pejabat Indonesia yang dapat cincin emas pada saat warga negara lain sedang disiksa untuk mencari nafkah hidupnya di luar ngeri!!!
Wassalam,
Gene
********
PRT Indonesia Berhasil Kabur Setelah Disiksa 34 Bulan
Selasa, 09/06/2009 08:58 WIB
Ramdhan Muhaimin - detikNews
Kuala Lumpur - Nasib tragis lagi-lagi dialami TKW Indonesia di Malaysia. Setelah 34 bulan disiksa oleh majikannya warga Malaysia keturunan China, Siti Hajar akhirnya berhasil melarikan diri dan melapor ke Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur.
Siti Hajar (33), wanita asal Garut, Jawa Barat berhasil kabur dari rumah majikannya di 1/19/1 Lanai Kiara Condominium, Jalan Kiara 3, Bukit Kiara, Mont Kiara, Kuala Lumpur pada Senin 8 Juni 2009 pukul 01.00 pagi.
Setelah berhasil kabur, Siti lalu bersembunyi di sebuah pohon di tepi jalan tidak jauh dari kondominium majikannya hingga pukul 8 pagi.
"Kemudian dia menyetop taksi dan pergi ke KBRI untuk melaporkan penganiayaan yang dialaminya. Siti melapor ke KBRI pukul 8.30 waktu setempat dan diterima oleh konsuler," ujar Minister Konsuler Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Widyarka Ryananta kepada wartawan, Selasa (9/6/2009).
Widyarka menjelaskan, Siti bekerja sebagai PRT di Malaysia sejak 2 Juli 2006. Awalnya Siti bekerja pada majikan bernama Lim Hu Su selama 4 hari lalu pindah ke majikan Michel hingga 2009. Ketika bekerja pada majikan yang kedua inilah, lanjut Widyarka, Siti mengalami penganiayaan dan penyiksaan.
Penganiayaan yang dialami Siti sangat parah dan mengenaskan. Tidak saja disiram air panas, Siti juga sering dipukul dengan kayu di sekujur tubuhnya jika melakukan kesalahan dalam bekerja.
Bahkan tidak sampai disitu, Michel pun tidak membayarkan gaji Siti selama 34 bulan atau 3 tahun.
"Kondisinya memang sangat mengenaskan. Bahkan beberapa staf KBRI dan wartawan yang melihat fotonya bilang ini lebih parah dari Nirmala Bonat, ini Nirmala Bonat kedua," kata Widyarka.
Setelah menerima laporan dan melihat langsung kondisi Siti yang mengenaskan, Widyarka mengungkapkan, KBRI lalu memanggil Michel dan agen TKI yang memperkerjakan Siti untuk dikonfirmasi.
Agen TKI tersebut diketahui PT A.T Venture Provision dengan pemilik Mark Neo yang beralamat di Kucai Maju I, Jalan Kucai Lama, Kuala Lumpur.
Kepada KBRI, kata Widyarka, Mark mengaku terkejut ketika melihat poto-poto penyiksaan yang dialami Siti. Bahkan Michel mengakui perbuatannya dan meminta maaf sambil menangis.
"Kami tidak berhenti sampai disitu. KBRI kemudian mendampingi Siti untuk melapor ke kantor Polisi daerah Mont Kiara Kuala Lumpur. Setelah selesai melapor, kami bawa Siti untuk divisum di Medical Centre Universiti Malaya," jelas Widyarka.
Widyarka mengatakan, hingga kini Siti masih dirawat di rumah sakit tersebut sampai batas waktu yang tidak ditentukan karena harus mendapatkan perawatan intensif akibat luka-luka parah yang dialaminya.
KBRI juga menuntut Michel untuk segera membayarkan gaji Siti yang tertunda 34 bulan sebesar RM 17 ribu atau sekitar Rp 51 juta.
Michel kemudian diserahkan kepada polisi Malaysia pukul 7 malam tadi. "Yang menyerahkan langsung SLO Polri KBRI dan Fungsi Konsuler kepada polisi yang kita undang ke KBRI," lanjut Widyarka.
Sementara itu Dubes Da'i Bakhtiar, sebagaimana dikutip Widyarka, meminta agar polisi Malaysia bertindak tegas sesuai hukum terhadap pelaku.
"KBRI sigap terhadap perlindungan WNI. Kita ingin Malaysia mengambil tindakan tegas melakukan proses hukum terhadap pelaku," kata Widyarka mengutip Dai.
Widyarka juga mengatakan, telah mengubungi pihak keluarga Siti di Indonesia. Menurutnya, pihak keluarga sangat berterima kasih atas upaya perlindungan yang dilakukan oleh KBRI.
Di Indonesia, Siti diketahui beralamat di Desa Limbang Barat RT 02/05 Limbangan, Garut, Jawa Barat. (rmd/mad)
Sumber: Detiknews.com
Tapi yang terpenting, jangan membahas kegagalan pemerintah untuk mencipatakan lapangan kerja dalam negeri sehingga tidak ada TKW lagi .
Cukup masyarakat menjadi marah saja, dan dukung pemerintah dalam menuntut kasus ini dengan teriak2 tentang "kehormatan negara", "Ambalat", "Manohara" dan lain-lain.
Nggak usah tanya kenapa kasus seperti ini bisa terjadi terus-terusan. Dukung pemerintah saja, dan marah-marah pada orang Malaysia saja, bukan pejabat Indonesia yang dapat cincin emas pada saat warga negara lain sedang disiksa untuk mencari nafkah hidupnya di luar ngeri!!!
Wassalam,
Gene
********
PRT Indonesia Berhasil Kabur Setelah Disiksa 34 Bulan
Selasa, 09/06/2009 08:58 WIB
Ramdhan Muhaimin - detikNews
Kuala Lumpur - Nasib tragis lagi-lagi dialami TKW Indonesia di Malaysia. Setelah 34 bulan disiksa oleh majikannya warga Malaysia keturunan China, Siti Hajar akhirnya berhasil melarikan diri dan melapor ke Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur.
Siti Hajar (33), wanita asal Garut, Jawa Barat berhasil kabur dari rumah majikannya di 1/19/1 Lanai Kiara Condominium, Jalan Kiara 3, Bukit Kiara, Mont Kiara, Kuala Lumpur pada Senin 8 Juni 2009 pukul 01.00 pagi.
Setelah berhasil kabur, Siti lalu bersembunyi di sebuah pohon di tepi jalan tidak jauh dari kondominium majikannya hingga pukul 8 pagi.
"Kemudian dia menyetop taksi dan pergi ke KBRI untuk melaporkan penganiayaan yang dialaminya. Siti melapor ke KBRI pukul 8.30 waktu setempat dan diterima oleh konsuler," ujar Minister Konsuler Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Widyarka Ryananta kepada wartawan, Selasa (9/6/2009).
Widyarka menjelaskan, Siti bekerja sebagai PRT di Malaysia sejak 2 Juli 2006. Awalnya Siti bekerja pada majikan bernama Lim Hu Su selama 4 hari lalu pindah ke majikan Michel hingga 2009. Ketika bekerja pada majikan yang kedua inilah, lanjut Widyarka, Siti mengalami penganiayaan dan penyiksaan.
Penganiayaan yang dialami Siti sangat parah dan mengenaskan. Tidak saja disiram air panas, Siti juga sering dipukul dengan kayu di sekujur tubuhnya jika melakukan kesalahan dalam bekerja.
Bahkan tidak sampai disitu, Michel pun tidak membayarkan gaji Siti selama 34 bulan atau 3 tahun.
"Kondisinya memang sangat mengenaskan. Bahkan beberapa staf KBRI dan wartawan yang melihat fotonya bilang ini lebih parah dari Nirmala Bonat, ini Nirmala Bonat kedua," kata Widyarka.
Setelah menerima laporan dan melihat langsung kondisi Siti yang mengenaskan, Widyarka mengungkapkan, KBRI lalu memanggil Michel dan agen TKI yang memperkerjakan Siti untuk dikonfirmasi.
Agen TKI tersebut diketahui PT A.T Venture Provision dengan pemilik Mark Neo yang beralamat di Kucai Maju I, Jalan Kucai Lama, Kuala Lumpur.
Kepada KBRI, kata Widyarka, Mark mengaku terkejut ketika melihat poto-poto penyiksaan yang dialami Siti. Bahkan Michel mengakui perbuatannya dan meminta maaf sambil menangis.
"Kami tidak berhenti sampai disitu. KBRI kemudian mendampingi Siti untuk melapor ke kantor Polisi daerah Mont Kiara Kuala Lumpur. Setelah selesai melapor, kami bawa Siti untuk divisum di Medical Centre Universiti Malaya," jelas Widyarka.
Widyarka mengatakan, hingga kini Siti masih dirawat di rumah sakit tersebut sampai batas waktu yang tidak ditentukan karena harus mendapatkan perawatan intensif akibat luka-luka parah yang dialaminya.
KBRI juga menuntut Michel untuk segera membayarkan gaji Siti yang tertunda 34 bulan sebesar RM 17 ribu atau sekitar Rp 51 juta.
Michel kemudian diserahkan kepada polisi Malaysia pukul 7 malam tadi. "Yang menyerahkan langsung SLO Polri KBRI dan Fungsi Konsuler kepada polisi yang kita undang ke KBRI," lanjut Widyarka.
Sementara itu Dubes Da'i Bakhtiar, sebagaimana dikutip Widyarka, meminta agar polisi Malaysia bertindak tegas sesuai hukum terhadap pelaku.
"KBRI sigap terhadap perlindungan WNI. Kita ingin Malaysia mengambil tindakan tegas melakukan proses hukum terhadap pelaku," kata Widyarka mengutip Dai.
Widyarka juga mengatakan, telah mengubungi pihak keluarga Siti di Indonesia. Menurutnya, pihak keluarga sangat berterima kasih atas upaya perlindungan yang dilakukan oleh KBRI.
Di Indonesia, Siti diketahui beralamat di Desa Limbang Barat RT 02/05 Limbangan, Garut, Jawa Barat. (rmd/mad)
Sumber: Detiknews.com
10 June, 2009
09 June, 2009
ICW: Usut Gratifikasi dari RS Omni Untuk Jaksa Kasus Prita
Indra Subagja – detikNews
Selasa, 09/06/2009 15:13 WIB
Jakarta - Para jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangerang diduga menerima fasilitas berobat gratis dari RS Omni Internasional. Hal ini dinilai sebagai pelanggaran kode etik. Para oknum jaksa itu pun harus diperiksa.
"Usut dugaan gratifikasi terhadap jaksa dalam kasus Prita Mulyasari," kata Koordinator Divisi Hukum Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Diansyah dalam siaran pers yang diterima, Selasa (9/6/2009).
Dia menjelaskan, jika benar ada surat resmi tentang fasilitas berobat gratis, jaksa di Kejari Tangerang dapat dijerat dengan delik gratifikasi. "Pasal 11 dan 12B UU 31/1999 jo UU 20 tahun 2001. Pasal 12B memberi ancaman pidana seumur hidup atau minimal 4 tahun penjara," jelas Febri.
Lebih lanjut, menurut dia, sesuai pasal 12B ayat 1 UU No 20 tahun 2001 disebutkan, gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas meliputi barang, uang, discount, pinjaman tanpa bunga, dan fasilitas penginapan. "Juga pengobatan cuma-cuma," tutupnya. (ndr/asy)
Sumber: Detiknews.com
Selasa, 09/06/2009 15:13 WIB
Jakarta - Para jaksa di Kejaksaan Negeri (Kejari) Tangerang diduga menerima fasilitas berobat gratis dari RS Omni Internasional. Hal ini dinilai sebagai pelanggaran kode etik. Para oknum jaksa itu pun harus diperiksa.
"Usut dugaan gratifikasi terhadap jaksa dalam kasus Prita Mulyasari," kata Koordinator Divisi Hukum Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Diansyah dalam siaran pers yang diterima, Selasa (9/6/2009).
Dia menjelaskan, jika benar ada surat resmi tentang fasilitas berobat gratis, jaksa di Kejari Tangerang dapat dijerat dengan delik gratifikasi. "Pasal 11 dan 12B UU 31/1999 jo UU 20 tahun 2001. Pasal 12B memberi ancaman pidana seumur hidup atau minimal 4 tahun penjara," jelas Febri.
Lebih lanjut, menurut dia, sesuai pasal 12B ayat 1 UU No 20 tahun 2001 disebutkan, gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas meliputi barang, uang, discount, pinjaman tanpa bunga, dan fasilitas penginapan. "Juga pengobatan cuma-cuma," tutupnya. (ndr/asy)
Sumber: Detiknews.com
DPR: Rp 1,9 Miliar Khusus untuk Beli Cincin Emas
Assalamu'alaikum wr.wb.,
Ada cinderamata yang lebih bagus bagi anggota DPR: surat-surat dari anak yatim yang mengatakan terima kasih karena sudah dijamin biaya sekolahnya hingga tingkat SMA, dan sudah dijamin nafkah hidup baginya sampai mereka lulus sekolah. Kalau setiap anggota DPR dapat ribuan surat pribadi seperti itu, saya kira lebih baik daripada 100 cincin emas.
Sayangnya, anggota DPR lebih senang dengan cincin emasnya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Rp 1,9 Miliar Khusus untuk Beli Cincin Emas
Senin, 08/06/2009 21:22 WIB
Cinderamata DPR
Reza Yunanto - detikNews
Jakarta - Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR mengadakan lelang senilai Rp 5 Miliar untuk membeli lencana dan cincin emas bagi anggota DPR periode 2004-2009. Untuk pembelian cincin emas dianggarkan Rp 1,9 Miliar.
Sumber detikcom di Setjen DPR membenarkan perihal lelang itu. "Ya benar ada," kata salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (8/6/2009).
Dana sebesar Rp 5 Miliar, kata sumber itu, akan digunakan untuk memberi lencana dan cincin emas sebagai cinderamata bagi 550 orang anggota DPR yang akan mengakhiri tugasnya pada 31 September 2009.
Dia juga menjelaskan, tak seluruhnya Rp 5 Miliar digunakan untuk membeli cincin emas saja. Dana untuk pembelian cincin hanya dianggarkan Rp 1,9 Miliar.
"Jadi tidak benar semua (Rp 5 Miliar) itu untuk cincin saja," jelasnya membantah kabar yang menyebutkan dana Rp 5 M hanya untuk cincin emas saja.
Perihal lelang ini terungkap dari surat pengumuman lelang yang bocor ke media. Dalam surat yang detikcom lihat itu, terlihat surat berkop 'Bagian Perlengkapan-Biro Umum, Sekretariat Jenderal DPR RI'. Dalam bagian surat itu terdapat persyaratan bagi perusahaan calon perserta untuk turut melampirkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) non kecil dengan bidang tambang di luar migas.
Selain itu, dalam surat No. 521111/MUM/ARTK.110/03/ROUM/VI/2009 itu, perusahaan calon peserta tender juga wajib melampirkan sertifikat jaminan kualitas, dan diterbitkan oleh laboratorium penguji kadar yang berakreditasi dalam bidang barang emas. Surat tersebut ditandatangani atas nama Panitia Pengadaan barang Jasa.
Hingga kini Setjen DPR Nining Indra Saleh belum mau dimintai konfirmasi perihal dana cinderamata ini. (Rez/ndr)
Sumber: Detiknews.com
Ada cinderamata yang lebih bagus bagi anggota DPR: surat-surat dari anak yatim yang mengatakan terima kasih karena sudah dijamin biaya sekolahnya hingga tingkat SMA, dan sudah dijamin nafkah hidup baginya sampai mereka lulus sekolah. Kalau setiap anggota DPR dapat ribuan surat pribadi seperti itu, saya kira lebih baik daripada 100 cincin emas.
Sayangnya, anggota DPR lebih senang dengan cincin emasnya.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene
********
Rp 1,9 Miliar Khusus untuk Beli Cincin Emas
Senin, 08/06/2009 21:22 WIB
Cinderamata DPR
Reza Yunanto - detikNews
Jakarta - Sekretariat Jenderal (Setjen) DPR mengadakan lelang senilai Rp 5 Miliar untuk membeli lencana dan cincin emas bagi anggota DPR periode 2004-2009. Untuk pembelian cincin emas dianggarkan Rp 1,9 Miliar.
Sumber detikcom di Setjen DPR membenarkan perihal lelang itu. "Ya benar ada," kata salah seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (8/6/2009).
Dana sebesar Rp 5 Miliar, kata sumber itu, akan digunakan untuk memberi lencana dan cincin emas sebagai cinderamata bagi 550 orang anggota DPR yang akan mengakhiri tugasnya pada 31 September 2009.
Dia juga menjelaskan, tak seluruhnya Rp 5 Miliar digunakan untuk membeli cincin emas saja. Dana untuk pembelian cincin hanya dianggarkan Rp 1,9 Miliar.
"Jadi tidak benar semua (Rp 5 Miliar) itu untuk cincin saja," jelasnya membantah kabar yang menyebutkan dana Rp 5 M hanya untuk cincin emas saja.
Perihal lelang ini terungkap dari surat pengumuman lelang yang bocor ke media. Dalam surat yang detikcom lihat itu, terlihat surat berkop 'Bagian Perlengkapan-Biro Umum, Sekretariat Jenderal DPR RI'. Dalam bagian surat itu terdapat persyaratan bagi perusahaan calon perserta untuk turut melampirkan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) non kecil dengan bidang tambang di luar migas.
Selain itu, dalam surat No. 521111/MUM/ARTK.110/03/ROUM/VI/2009 itu, perusahaan calon peserta tender juga wajib melampirkan sertifikat jaminan kualitas, dan diterbitkan oleh laboratorium penguji kadar yang berakreditasi dalam bidang barang emas. Surat tersebut ditandatangani atas nama Panitia Pengadaan barang Jasa.
Hingga kini Setjen DPR Nining Indra Saleh belum mau dimintai konfirmasi perihal dana cinderamata ini. (Rez/ndr)
Sumber: Detiknews.com
08 June, 2009
Mirip Prita, Khoe Seng Seng Terancam Dibui Akibat Surat Pembaca
Senin, 08/06/2009 11:41 WIB
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Kasus mirip Prita Mulyasari terjadi pada Khoe Seng Seng. Bila Prita menulis dalam email, Khoe menulis di surat pembaca sebuah koran nasional. Khoe kini menghadapi tuntutan pidana 1 tahun penjara.
"Dia bersama Winny dilaporkan pengembang ITC Mangga Dua PT Duta Pertiwi ke Mabes Polri pada November 2006 lalu, karena menulis surat pembaca di Kompas dan Suara Pembaruan," kata Kepala Divisi Litigasi LBH Pers, Sholeh Ali, saat dihubungi melalui telepon, Senin (8/6/2009).
Khoe juga telah kalah di perdata dan mesti membayar denda Rp 1 miliar dalam putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Sedang sidang pidana dia masih diadili di PN Jakarta Timur dan akan kembali disidangkan pada 17 Juni dengan agenda pembacaan pledoi.
"Jadi dia dulu membeli ruko di Mangga Dua, yang dikelola PT Duta pertiwi, tapi ternyata kios yang dia beli itu tanah milik pemda dan tanah itu statusnya hanya hak pengelolaan lahan (HPL) bukan hak milik," jelas Sholeh.
Lalu surat pembaca Khoe dimuat di 26 September 2006 di Kompas dan pada 21 November 2006 di Suara Pembaruan.
"Dia merasa dirugikan karena statusnya hanya HPL, artinya kalau dijual lebih murah. Ini tidak sesuai dengan perjanjian semula. Dia sudah meminta surat penjelasan tapi tidak diindahkan, kemudian sempat diancam-ancam dan akhirnya membuat surat pembaca," jelasnya.
Namun yang aneh, lanjut Sholeh yang juga masuk dalam tim advokasi bagi Khoe Seng Seng dan Winny, kasus seperti ini ditangani Mabes Polri dan kasusnya juga dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Kedua terdakwa itu diancam pasal 310 dan 311 KUHP tentang pencemaran nama baik, pasal yang juga dijeratkan pada Prita. "Masa kasus seperti ini ditangani Mabes Polri. Apalagi saat sidang korban (pengembang) tidak pernah dihadirkan jaksa, hanya saksi saja," tambahnya.
(ndr/nrl)
Sumber: Detiknews.com
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Kasus mirip Prita Mulyasari terjadi pada Khoe Seng Seng. Bila Prita menulis dalam email, Khoe menulis di surat pembaca sebuah koran nasional. Khoe kini menghadapi tuntutan pidana 1 tahun penjara.
"Dia bersama Winny dilaporkan pengembang ITC Mangga Dua PT Duta Pertiwi ke Mabes Polri pada November 2006 lalu, karena menulis surat pembaca di Kompas dan Suara Pembaruan," kata Kepala Divisi Litigasi LBH Pers, Sholeh Ali, saat dihubungi melalui telepon, Senin (8/6/2009).
Khoe juga telah kalah di perdata dan mesti membayar denda Rp 1 miliar dalam putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Sedang sidang pidana dia masih diadili di PN Jakarta Timur dan akan kembali disidangkan pada 17 Juni dengan agenda pembacaan pledoi.
"Jadi dia dulu membeli ruko di Mangga Dua, yang dikelola PT Duta pertiwi, tapi ternyata kios yang dia beli itu tanah milik pemda dan tanah itu statusnya hanya hak pengelolaan lahan (HPL) bukan hak milik," jelas Sholeh.
Lalu surat pembaca Khoe dimuat di 26 September 2006 di Kompas dan pada 21 November 2006 di Suara Pembaruan.
"Dia merasa dirugikan karena statusnya hanya HPL, artinya kalau dijual lebih murah. Ini tidak sesuai dengan perjanjian semula. Dia sudah meminta surat penjelasan tapi tidak diindahkan, kemudian sempat diancam-ancam dan akhirnya membuat surat pembaca," jelasnya.
Namun yang aneh, lanjut Sholeh yang juga masuk dalam tim advokasi bagi Khoe Seng Seng dan Winny, kasus seperti ini ditangani Mabes Polri dan kasusnya juga dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Kedua terdakwa itu diancam pasal 310 dan 311 KUHP tentang pencemaran nama baik, pasal yang juga dijeratkan pada Prita. "Masa kasus seperti ini ditangani Mabes Polri. Apalagi saat sidang korban (pengembang) tidak pernah dihadirkan jaksa, hanya saksi saja," tambahnya.
(ndr/nrl)
Sumber: Detiknews.com
Hadiri Shalat Tahajjud dan Subuh Berjemaah di Istiqlal
Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Setiap hari Sabtu kedua, pada setiap bulan, diadakan acara Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta. Bagi orang yang ingin iktikaf, silahkan hadir di masjid dari malam sebelumnya. Masjid tidak ditutup dari Shalat Isya (Jumat malam) hingga Subuh (Sabtu pagi).
Acara : Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah
Jam: Mulai Jam 2:00 pagi s/d Subuh
Tanggal: Sabtu 13 Juni,2009 (setiap hari sabtu kedua, setiap bulan)
Iktikaf: Iktikaf boleh dilakukan dari hari Jumat, setelah Shalat Isya. Masjid terbuka terus hingga Subuh.
Hadirin: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof.Dr. Ali Mustafa Yaqub, dan para undangan lain.
Terima kasih atas partisipasi anda. Silahkan menyebarkan email ini kepada teman-teman di semua organisasi Islam, kampus, kantor, jemaah pengajian, situs, blog dan mailing list bagi ummat Islam biar acara ini bisa dikembangkan terus.
Dengan hormat,
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Atas nama
Panitia Shalat Tahajjud Masjid Istiqlal
Setiap hari Sabtu kedua, pada setiap bulan, diadakan acara Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah di Masjid Istiqlal, Jakarta. Bagi orang yang ingin iktikaf, silahkan hadir di masjid dari malam sebelumnya. Masjid tidak ditutup dari Shalat Isya (Jumat malam) hingga Subuh (Sabtu pagi).
Acara : Shalat Tahajjud dan Shalat Subuh berjemaah
Jam: Mulai Jam 2:00 pagi s/d Subuh
Tanggal: Sabtu 13 Juni,2009 (setiap hari sabtu kedua, setiap bulan)
Iktikaf: Iktikaf boleh dilakukan dari hari Jumat, setelah Shalat Isya. Masjid terbuka terus hingga Subuh.
Hadirin: Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof.Dr. Ali Mustafa Yaqub, dan para undangan lain.
Terima kasih atas partisipasi anda. Silahkan menyebarkan email ini kepada teman-teman di semua organisasi Islam, kampus, kantor, jemaah pengajian, situs, blog dan mailing list bagi ummat Islam biar acara ini bisa dikembangkan terus.
Dengan hormat,
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Atas nama
Panitia Shalat Tahajjud Masjid Istiqlal
Daging Australia dan Selandia Tak Boleh Masuk
Hati-hati makan daging dari Australia dan Selandia Baru di rumah makan dan kafe ya. Karyawan pasti bilang “halal” karena mau jual dagingnya. Tetapi saya rasa yang lebih aman adalah daging lokal saja. Walaupun juga tidak ada keterangan, saya kira lebih mungkin daging lokal itu halal daripada daging impor. - Gene
Daging Australia dan Selandia Tak Boleh Masuk
Kehalalannya diragukan.
JAKARTA - Pemerintah melarang impor daging dari Australia dan Selandia Baru sampai ada kejelasan sertifikasi halal dari lembaga berwenang negara itu. Pelarangan berlaku mulai 2 Juni 2009, menyusul penahanan 76 kontainer daging impor oleh badan karantina.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, pada 25 Maret lalu Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan surat yang berisi tentang keraguan atas kehalalan daging dari Australia dan Selandia Baru. "Menurut MUI semua lembaga sertifikasi di Selandia Baru tidak diakui, juga tiga lembaga di Australia," katanya kemarin.
Pelarangan impor sementara berdasarkan surat Direktur Jenderal Peternakan Nomor 0215/HK.340/F/06/2009 tentang Pelarangan Sementara Daging Karkas dan Jeroan dari luar negeri, khususnya Australia dan Selandia Baru.
Anton menjelaskan, daging yang masuk ke Indonesia harus terjamin keamanan dan kehalalannya. Menurut dia, tugas MUI adalah memberikan persetujuan kehalalan. Izin keluar-masuknya daging merupakan kewenangan pemerintah.
Dia mengusulkan agar 76 kontainer daging impor dikembalikan ke negara asal jika diragukan kehalalannya. "Kecuali MUI mengizinkannya," kata Anton.
Kepala Badan Karantina Departemen Pertanian Hari Priyono mengatakan pihaknya akan melakukan verifikasi 76 kontainer daging impor yang ditahan. "Beberapa kontainer yang sudah memenuhi persyaratan hasil tes laboratorium dan kehalalan sudah dilepas," katanya.
Dari 76 kontainer yang ditahan itu, sebanyak 40 kontainer berasal dari Selandia Baru dan 36 kontainer dari Australia. Menurut Priyono, sembilan kontainer dari Australia dipastikan tidak memenuhi persyaratan. Kontainer daging lainnya masih dalam verifikasi apakah kedatangannya sebelum atau sesudah adanya surat dari MUI.
Priyono mengatakan pengimpor 76 kontainer adalah 10 perusahaan. Namun, dia mengaku tidak hafal nama-nama perusahaan itu.
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia meminta pemerintah segera mengeluarkan kontainer yang masih ditahan Badan Karantina Departemen Pertanian. Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia Thomas Sembiring meminta pemerintah mengeluarkan kontainer daging impor. Dia juga meminta pemerintah tidak membuat aturan yang merugikan banyak pihak. "Kami para importir ini belajar mengikuti kebijakan pemerintah, tapi jangan lantas membuat aturan seenaknya," ujarnya kemarin.
Menurut Thomas, sejak 21 Mei hingga saat ini tidak kurang 200 kontainer daging impor ditahan badan karantina. “Tidak ada satu pernyataan tertulis (penahanan kontainer),” katanya. DIAN YULIASTUTI
Sumber: Korantempo.com
Daging Australia dan Selandia Tak Boleh Masuk
Kehalalannya diragukan.
JAKARTA - Pemerintah melarang impor daging dari Australia dan Selandia Baru sampai ada kejelasan sertifikasi halal dari lembaga berwenang negara itu. Pelarangan berlaku mulai 2 Juni 2009, menyusul penahanan 76 kontainer daging impor oleh badan karantina.
Menteri Pertanian Anton Apriyantono mengatakan, pada 25 Maret lalu Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan surat yang berisi tentang keraguan atas kehalalan daging dari Australia dan Selandia Baru. "Menurut MUI semua lembaga sertifikasi di Selandia Baru tidak diakui, juga tiga lembaga di Australia," katanya kemarin.
Pelarangan impor sementara berdasarkan surat Direktur Jenderal Peternakan Nomor 0215/HK.340/F/06/2009 tentang Pelarangan Sementara Daging Karkas dan Jeroan dari luar negeri, khususnya Australia dan Selandia Baru.
Anton menjelaskan, daging yang masuk ke Indonesia harus terjamin keamanan dan kehalalannya. Menurut dia, tugas MUI adalah memberikan persetujuan kehalalan. Izin keluar-masuknya daging merupakan kewenangan pemerintah.
Dia mengusulkan agar 76 kontainer daging impor dikembalikan ke negara asal jika diragukan kehalalannya. "Kecuali MUI mengizinkannya," kata Anton.
Kepala Badan Karantina Departemen Pertanian Hari Priyono mengatakan pihaknya akan melakukan verifikasi 76 kontainer daging impor yang ditahan. "Beberapa kontainer yang sudah memenuhi persyaratan hasil tes laboratorium dan kehalalan sudah dilepas," katanya.
Dari 76 kontainer yang ditahan itu, sebanyak 40 kontainer berasal dari Selandia Baru dan 36 kontainer dari Australia. Menurut Priyono, sembilan kontainer dari Australia dipastikan tidak memenuhi persyaratan. Kontainer daging lainnya masih dalam verifikasi apakah kedatangannya sebelum atau sesudah adanya surat dari MUI.
Priyono mengatakan pengimpor 76 kontainer adalah 10 perusahaan. Namun, dia mengaku tidak hafal nama-nama perusahaan itu.
Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia meminta pemerintah segera mengeluarkan kontainer yang masih ditahan Badan Karantina Departemen Pertanian. Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia Thomas Sembiring meminta pemerintah mengeluarkan kontainer daging impor. Dia juga meminta pemerintah tidak membuat aturan yang merugikan banyak pihak. "Kami para importir ini belajar mengikuti kebijakan pemerintah, tapi jangan lantas membuat aturan seenaknya," ujarnya kemarin.
Menurut Thomas, sejak 21 Mei hingga saat ini tidak kurang 200 kontainer daging impor ditahan badan karantina. “Tidak ada satu pernyataan tertulis (penahanan kontainer),” katanya. DIAN YULIASTUTI
Sumber: Korantempo.com
Subscribe to:
Posts (Atom)