Baru beberapa minggu yg lalu, anak SMP bernama Yuyun di
Bengkulu menjadi korban pemerkosaan. Ada 14 pelaku, kebanyakan masih anak
remaja. Sekarang, ada perempuan lain berinisial V di Manado, berusia 19 tahun, yang
telah diperkosa 19 pria (usia pelaku belum disebutkan). Bedanya dgn Yuyun, V
tidak dibunuh sekaligus. Dan ternyata, kasus ini terjadi di Januari 2016, tapi
setelah dilaporkan ke polisi, tidak ada yang dilakukan smp sekarang, sehingga
pelaku masih bebas, dan akhirnya ada yg laporkan ke media. Jadi laporkan kasus
ke polisi tidak berarti ada jaminan dapat keadilan bagi korban.
Dari kasus pemerkosaan terhadap anak yang masuk berita
setiap hari, terlihat usia para korban bervariasi antara 4-18 tahun. Jarang
sekali ada korban pemerkosaan yang sudah dewasa. Dan terjadi di mana2, termasuk
desa dan kota kecil. Tidak ada lokasi yang "aman".
Kemarin banyak orang bicarakan Yuyun di medsos, tapi menteri
saja tidak tahu sebelum ditanyakan oleh wartawan. Ada aktivis yang suruh nyalakan
lilin buat Yuyun. Mohon maaf, tapi Yuyun tidak membutuhkan lilin. Dia sudah
wafat. Yang harus dilakukan adalah membentuk gerakan untuk menciptakan persatuan
antara seluruh rakyat Indonesia untuk MENDIDIK anak laki-laki agar bisa
menghormati perempuan, tidak menggunakan kekerasan terhadap perempuan, dan
tidak nonton pornografi setiap hari. Dengan kualitas orang tua yang rendah,
banyak anak remaja juga berkualitas rendah, dan setiap hari jumlah korban
pemerkosaan bertambah. Siapa yang bisa menyatukan rakyat Indonesia untuk
melindungi semua anak bangsa?
-Gene Netto