Liputan6.com. Reporter: Jihan Fairuzzia. 31 Jan 2020. Liputan6.com, Utah - Menurut sebuah studi baru dari
Universitas Brigham Young (BYU), anak
akan lebih fokus mengerjakan tugas hingga 30 persen ketika guru memuji
mereka atas perilaku yang baik, dibandingkan menegur. "Apa yang kami temukan adalah agar guru lebih banyak
memuji dan kurangi menegur jika mereka ingin meningkatkan perilaku siswa di
ruang kelas sekolah dasar," kata Dr. Paul Caldarella, pemimpin penelitian
dari Sekolah Pendidikan David O. McKay di BYU, seperti dilansir ABC News,
Kamis (30/1/2020).
Caldarella
juga menambahkan bahwa penelitian sebelumnya sangat disayangkan karena
menunjukkan bahwa guru lebih cenderung menegur siswa untuk perilaku
bermasalah dibandingkan memuji siswa untuk perilaku yang baik. Hal itu
akan berdampak negatif dan memperburuk perilaku siswa.
Ketika
anak menerima pujian, hal itu mengaktifkan senyawa kimiawi
terkait perasaan baik tertentu di otak. Senyawa kimiawi ini dapat meningkatkan
fungsi di bagian otak yang bertanggung jawab untuk hal-hal seperti fokus,
perhatian, perencanaan dan pemecahan masalah.
"Ketika
hukuman digunakan, itu dapat mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab
atas rasa takut," jelas psikiater itu, "Ketika respons rasa takut
diaktifkan, senyawa kimiawi yang dilepaskan sebenarnya dapat mengaburkan
bagian-bagian otak yang diperlukan untuk fokus." Para peneliti telah menghadiri 151 kelas di 19 sekolah dasar
di Missouri, Tennessee, dan Utah. Selama periode tiga tahun mereka mengamati
2.536 siswa dari TK hingga kelas enam.
Studi
ini menunjukkan bahwa pujian merupakan praktik penting bagi guru untuk dapat
membantu memotivasi siswa agar bekerja lebih keras, terutama anak-anak
yang cenderung mengganggu di kelas atau sedang berjuang secara akademis.
"Menggunakan
pujian atas hukuman juga akan memberikan manfaat di lingkungan luar kelas.
Siapa pun yang berperan sebagai pengasuh, harus memikirkan hal ini sehari-hari,
mulai dari orang tua, pelatih, pembimbing setelah sekolah, hingga dokter
anak," kata Chaudhary. Sebagai ganti hukuman, kritik yang membangun
dapat digunakan, tetapi harus diimbangi dengan pujian untuk menciptakan
lingkungan yang aman, di mana anak-anak dapat termotivasi untuk fokus, belajar,
dan tumbuh.