Search This Blog

Labels

alam (8) amal (100) anak (299) anak yatim (118) bilingual (22) bisnis dan pelayanan (6) budaya (8) dakwah (87) dhuafa (18) for fun (12) Gene (222) guru (61) hadiths (9) halal-haram (24) Hoax dan Rekayasa (34) hukum (68) hukum islam (52) indonesia (570) islam (557) jakarta (34) kekerasan terhadap anak (357) kesehatan (97) Kisah Dakwah (10) Kisah Sedekah (11) konsultasi (11) kontroversi (5) korupsi (27) KPK (16) Kristen (14) lingkungan (19) mohon bantuan (40) muallaf (52) my books (2) orang tua (8) palestina (34) pemerintah (136) Pemilu 2009 (63) pendidikan (503) pengumuman (27) perang (10) perbandingan agama (11) pernikahan (11) pesantren (34) politik (127) Politik Indonesia (53) Progam Sosial (60) puasa (38) renungan (179) Sejarah (5) sekolah (79) shalat (9) sosial (321) tanya-jawab (15) taubat (6) umum (13) Virus Corona (24)

22 April, 2009

Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Ini menarik sekali. Sepertinya, mitos Kartini hanya satu unsur lagi dari sistem pendidikan nasional yang kurang tepat dan belum diperbaiki.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Gene


Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah

Tuesday, 21 April 2009 09:12

Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan? Baca Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke-269

Oleh: Adian Husaini

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009 lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru, guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah menggugat masalah ini. Ia mengkritik 'pengkultusan' R.A. Kartini sebagai pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul “Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”

Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun 1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan judul Letters of a Javaness Princess. Beberapa tahun kemudian, terbit terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran (1922).

Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain mengadakan prakarsa pengumpulan dana yang memungkinkan pembiayaan sejumlah sekolah di Jawa Tengah. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan Komite Kartini Fonds, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih memperkenalkan nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda. Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “Orang-orang Indonesia di luar lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.”

Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut: “Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya lebih lanjut.”

Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa memperkecil penghargaan kita pada RA Kartini.”

Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan, seperti Dewi Sartika di Bandung dan Rohana Kudus di Padang (kemudian pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan lebih dari yang dilakukan Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.

Dewi Sartika (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan Sakola Kautamaan Istri (1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar Bandung. Rohana Kudus (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung halamannya. Selain mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia (1911) dan Rohana School (1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai jurnalis wanita pertama di negeri ini.

Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih jauh melangkah: mewujudkan ide-ide dalam tindakan nyata. Jika Kartini dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya, Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga Cahaya Sumatera (Medan).

Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia, Pecut Baren, Pocut Meurah Intan, dan Cutpo Fatimah dari Aceh, klaim-klaim keterbelakangan kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini harus segera digugurkan. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah, selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki Panglima Angkatan Laut wanita pertama, yakni Malahayati.

Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa Abendanon memilih Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda atas negeri ini.

Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki visi keislaman yang tegas. “Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan,” begitu kata Rohana Kudus.

Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar, penokohan Kartini tidak terlepas dari peran Belanda. Harsja W. Bachtiar bahkan menyinggung nama Snouck Hurgronje dalam rangkaian penokohan Kartini oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang orientalis Belanda yang memiliki kebijakan sistematis untuk meminggirkan Islam dari bumi Nusantara. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam dalam sejarah Kepulauan Nusantara.

Dalam bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ((Bandung: Mizan, 1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:

“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh itu masih berlaku sampai dewasa ini.”

Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali menyebut nama Snouck. Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai orang hebat yang sangat pakar dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:

”Salam, Bidadariku yang manis dan baik!... Masih ada lagi suatu permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut: ”Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?” Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.” (Lihat, buku Kartini: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan Suaminya, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta: Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).

Melalui bukunya, Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Girimukti Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam, tahun 1989), P.SJ. Van Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya membantu penjajah Belanda untuk ’menaklukkan Islam’. Mengikuti jejak orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk menyatakan diri sebagai seorang muslim (1885) dan mengganti nama menjadi Abdul Ghaffar. Dengan itu dia bisa diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang Snouck dalam ’penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck dianggap oleh banyak kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ’ulama’. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai ”Mufti Hindia Belanda’. Juga ada yang memanggilnya ”Syaikhul Islam Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: ”Sesungguhnya agama ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab, tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk mengharapkannya.” (hal. 116).

Snouck Hurgronje (lahir: 1857) adalah adviseur pada Kantoor voor Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam bukunya, Politik Islam Hindia Belanda, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah melakukan ‘pembaratan’ kaum elite pribumi melalui dunia pendidikan, sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, Islam Indonesia akan mengalami kekalahan akhir melalui asosiasi pemeluk agama ini ke dalam kebudayaan Belanda. Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa asosiasi kebudayaan yang ditopang oleh pendidikan Barat akan keluar sebagai pemenangnya. Apalagi, jika didukung oleh kristenisasi dan pemanfaatan adat. (hal. 43).

Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan Islam di Indonesia: “Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan menyalurkan semangat mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.” (hal. 24).

Itulah strategi dan taktik penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini semakin canggih dilakukan. Kader-kader Snouck dari kalangan ‘pribumi Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai Muslim dan silau dengan peradaban Barat, banyak ‘anak didik Snouck’ – langsung atau pun tidak – yang sibuk menyeret Islam ke bawah orbit peradaban Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka lakukan adalah merusak Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah berbuat kebaikan. [Depok, 20 April 2009/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Sumber: Hidayatullah.com

21 April, 2009

Bayi Umur Dua Tahun Kecanduan Rokok

Selasa, 14 April 2009 | 10:01 WIB
MADIUN, KOMPAS.com —Kebiasaan aneh ditunjukkan oleh Muhammad Bagus Riyandi, putra pertama pasangan Supari (27) dan Yayuk Lestari (23), warga RT 15 RW 03 Dusun Nguren, Desa Ketandan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Bagus yang baru berusia 2 tahun itu sudah gemar merokok, dan dalam sehari bisa menghabiskan empat batang rokok.

Ny Yayuk mengatakan, kebiasaan aneh itu berawal saat Bagus baru berusia 9 bulan. Saat baru bisa merangkak itu, Bagus merengek sambil meraih rokok yang diisap bapak dan kakeknya. Jika rokok tak diberikan, maka Bagus akan menangis keras. Karena permintaannya dituruti, akhirnya setiap kali keduanya merokok dan terlihat Bagus, maka Bagus pun akan mengisap rokok mereka.

“Awalnya, dia minta sebatang rokok yang masih diisap bapaknya. Sekarang dia sudah mampu menghabiskan sehari sebanyak empat batang. Kalau dilarang, dia marah dan menangis, sampai sekarang. Makanya kami kebingungan melarangnya,” kata Yayuk. “Biasanya, dia minta rokok pada pagi dan sore.”

Sejauh ini, Bagus belum pernah mengalami sakit seperti sesak napas, batuk, atau penyakit terkait rokok. Meski demikian, Yayuk khawatir Bagus akan terkena penyakit akibat merokok. Selain itu, kebiasaan merokok Bagus juga menyedot uang belanja pasangan suami istri yang cuma buruh tani itu.

“Kami ingin periksakan ke dokter untuk mengetahui dampak dia merokok, tetapi enggak ada biaya. Kalau untuk urusan kesehatan, ya paling imunisasi di balai desa,” tutur Yayuk. (st14)

Sumber: Kompas.com

********
Assalamu'alaikum wr.wb.,

Sangat disayangkan bahwa orang tua memilih anak yang kalam daripada anak yang sehat. Setahu saya, belum pernah ada anak yang wafat atau jadi sakit karena menangis biasa. Setahu saya, seorang anak yang menangis karena tidak dapat apa yang dia inginkan akan berhenti menangis sendiri dan akan tetap sehat dan normal. Anak juga akan mendapatkan pelajaran bahwa apa yang dia inginkan memang TIDAK BOLEH. Bukannya lebih penting memberikan pelajaran itu kepada anak daripada berharap anak akan selalu diam dan kalam?
Saya kira ini hasilnya bila orang tua seindonesia tidak mendapatkan kesempatan untuk lulus sekolah. Saya tidak bisa bayangkan orang tua yang berpendidikan tinggi akan bersikap seperti ini. Sekali lagi kegagalan pemerintah untuk mendidik anak bangsa (di masa lalu) berakibat buruk bagi generasi mendatang.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

50 Persen Rumah Tangga Miskin Habiskan Uang Demi Rokok

Selasa, 21/04/2009 18:03 WIB
Uji Materi Iklan Rokok
Amanda Ferdina - detikNews

Jakarta - Kecanduan rokok membuat 50 persen rumah tangga miskin menghabiskan pendapatannya untuk rokok. Padahal uang yang mereka miliki dapat digunakan untuk membeli susu dan makanan yang layak untuk anak-anak mereka.

"Satu dari dua rumah tangga termiskin, yang pendapatannya di bawah Rp 600 ribu/bulan menghabiskan uangnya untuk rokok," kata peneliti Lembaga Demografi Indonesia Abdillah Hasan di sela-sela persidangan di Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (21/4/2009).

Mary merupakan saksi ahli dalam sidang uji materil UU No 32 tahun 2002 tentang penyiaran yang dipimpin Ketua MK Mahfud MD. Sejumlah lembaga perlindungan anak, Komnas PA, dan perorangan mengajukan uji materil UU tersebut mengenai tayangan iklan rokok di media ke Mahkamah Konstitusi.

Abdillah menyangkal klaim kalangan industi rokok yang menyatakan industri ini merupakan penyumbang cukai yang terbesar. Menurutnya sumbangan industri itu tidak sebesar yang mereka klaim.

"Benar mereka menyumbang cukai paling besar dan nilainya memang meningkat, tapi secara proporsi total penerimaan dalam negeri nilainya naik dan turun. Patut diperhatikan yang membayar cukai itu adalah perokok bukan industrinya, jadi klaim ini tidak dapat dibenarkan," katanya. (nal/nrl)

Sumber: Detiknews.com

19 April, 2009

Wilders Ingin Serang Islam Lebih Keras

By Republika Newsroom
Jumat, 17 April 2009 pukul 06:05:00

Politisi sayap kanan Belanda, Geert Wilders, kembali membuat ulah. Anggota parlemen yang dikenal sangat Islamfobia itu berencana membuat sekuel film Fitna yang berisi hujatan dan penistaan terhadap ajaran Islam. Dia tampaknya tak jera dengan hukuman yang tengah mengancamnya akibat ulahnya menghina Islam lewat filmnya itu yang dirilisnya pada 27 Maret 2008.

Kali ini, Wilders berencana membuat film tentang Islamisasi di Barat. Perkembangan Islam di Eropa yang sangat pesat telah membuatnya ketakutan. Kepada De Telegraaf, sebuah harian terkemuka di Belanda, dia mengungkapkan film yang akan menyerang Islam itu bakal dirilis tahun depan.

Dalam pandangannya, berkembangnya Islam di Eropa Barat merupakan sebuah ancaman. Padahal, umat Muslim yang tersebar di berbagai negara di Eropa justru telah memberi sumbangsih dan kontribusi yang besar bagi kemajuan Eropa. Menurut Wilders, Eropa Barat telah dihinggapi penyakit oleh imigrasi dari negara-negara Muslim.

"Kita harus menyerang lebih keras lagi, menjadi lebih ofensif,'' tutur Wilders. Politisi yang dirasuki Islamfobia itu menuding Islam sebagai kebudayaan yang terbelakang. Tak cuma itu, ia juga menghina Alquran--kitab suci dan pedoman hidup manusia--sebagai buku fasis.

Jika dalam film Fitna Wilders menghina dan menistakan Alquran, dalam film yang akan dibuatnya nanti, dia akan lebih menyerang peradaban Islam. ''Film baru nanti merupakan episode baru,'' ujarnya sesumbar. Bahkan, dia akan meminta bantuan dari sineas dari New York dan Hollywood untuk membuat film itu.

Akibat film Fitna yang telah dibuatnya beberapa waktu lalu, Wilders terancam terkena jeratan hukum. Ia diputuskan harus menghadapi pengadilan dengan dakwaan menghasut kebencian terhadap warga Muslim. Hakim Pengadilan Tinggi Amsterdam, Belanda, pada 21 Januari lalu telah memutuskan, ulah Wilders yang menebarkan kebencian terhadap umat Islam harus diproses secara hukum.

''Apa yang dilakukan Wilders merupakan perbuatan kriminal. Tuan Wilders telah sengaja menghina Islam dengan (menyerang) simbol-simbol Islam,'' demikian isi keputusan pengadilan Amsterdam. Keputusan pengadilan tinggi itu sekaligus menggugurkan putusan Kejaksaan Belanda pada 2008 lalu, yang tidak meneruskan perkara Wilders dengan alasan bukan tindak kejahatan pidana.

Film pendek Fitna yang dibuatnya telah menyandingkan petikan ayat-ayat Alquran dengan klip video dan suara beberapa tokoh Muslim garis keras yang mengundang protes dan kemarahan di seluruh dunia. Kasus Wilders bukan hanya membuat geram umat Muslim sedunia, kecaman juga datang dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, dengan tegas menyatakan tidak ada hubungan sama sekali antara tindakan Wilders dan kebebasan pers. Hal itu dinyatakan setelah muncul kecaman dan ancaman dari sejumlah negara yang akan memboikot produk-produk asal Negeri Kincir Angin.

Beberapa waktu lalu, Dewan HAM PBB telah menetapkan resolusi yang menyatakan bahwa penistaan agama merupakan pelanggaran terhadap HAM dan pelakunya harus dijerat dengan hukum.

Pemerintah Inggris pun sempat menolak kehadiran penghujat dan penghina Islam itu. Politisi sayap kanan Belanda yang menistakan Islam lewat film Fitna itu, langsung dideportasi beberapa saat setelah mendarat di Terminal 1 Bandar Udara Heathrows, Inggris, pada 12 Februari lalu. Wilders telah dinilai sebagai ancaman bagi keamanan publik. hri/kem

Sumber: Republika.co.id

Suara Naik 300 Persen: SBY Bantah PD Curang

Minggu, 19/04/2009 16:29 WIB

Luhur Hertanto – detikPemilu
Jakarta - Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membantah tudingan sejumlah pihak yang menyebutkan PD melakukan kecurangan pada Pemilu Legislatif 9 April. Bahkan SBY menantang pihak yang membuat pernyataan tersebut, untuk membuktikan tuduhannya.

"Demokrat naik 300%, logikanya pasti curang, bagaimana? Kalau ada yang bisa menunjukkan beserta buktinya, laporkan ke Bawaslu. Bagaimana itu kecurangan yang sistematis dilakukan oleh sebuah parpol?" ujar SBY dalam jumpa pers menyikapi berbagai wacana yang berkembang di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/4/2009).

SBY mengaku menyimak dengan baik setiap penyelenggaraan pemilu yang berlangsung di Indonesia. Menurutnya sepanjang pemilu tersebut dilakukan secara fair maka hasil yang diraih bisa turun naik.

Partai Golkar, imbuh SBY, pada pemilu 1997 mendapat 74 persen suara, kemudian pada 1999 mendapat 22 persen suara. Sedangkan pada tahun 2004, Golkar mendapat 21 persen suara dan sementara ini 14 persen suara. "Ya barangkali masyarakat yang sekarang ini memilih Golkar memang segitu," terangnya.

Semenatar PDIP, juga mengalami kondisi naik-turun. Pada pemilu 1997 mendapat suara 3 persen, 1999 mendapat 33 persen. SBY pun menanyakan, apakah ini dianggap terjadi kecurangan. "Ya tidak curang karena memang kala itu Ibu Mega memang populer. Kalau pada 2009 hasilnya turun ya mungkin memang segitu rakyat yang memilih," beber SBY.

Partai Demokrat, kata SBY, pada pemilu 2004 suaranya di bawah Partai Golkar dan PDIP. Meski kala itu, aku SBY, setiap kali dirinya berkunjung ke daerah masa yang terkumpul sangat banyak. Maka jika suara Demokrat sekarang mencapai 20 persen karena rakyat ingin memilih Partai Demokrat.

Meski demikian SBY tidak dapat memprediksi bagaimana suara PD pada pemilu lima tahun yang akan datang. "Lima tahun lagi mungkin tidak, jadi bisa naik dan turun hasilnya," pungkas kakek dari Almira Tunggadewi ini. ( ddt / iy )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

16 April, 2009

Ajaib! Seorang Caleg PD Dapat 100 Juta Suara

Rabu, 15/04/2009 16:31 WIB
Elvan Dany Sutrisno – detikPemilu

Jakarta - Menakjubkan! Seorang caleg nomor 1 Partai Demokrat (PD) dari dapil II Sulawesi Selatan (Sulsel) yang bernama Mohammad Jafar Hafsah, mendapat suara 111.226.214. Padahal total suara yang diterima KPU masih 7.886.812.

Kontan seluruh pengunjung di pusat tabulasi nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Borobudur, Jakarta, terkejut. Mereka bingung karena total perolehan suara tersebut hampir 3/4 DPT. DPT berjumlah 171 juta.

Ketua Komisi II DPR EE Mangindaan kebetulan sedang berkunjung ke pusat tabulasi nasional itu mengomentarinya.

"Itu pasti tidak akurat. Teknologi mana yang lebih pandai? Kok bisa dapat 100 juta lebih. Ini perlu diperbaiki," ujar Mangindaan, Rabu (15/4/2009).

Anggota KPU Andi Nurpati, Endang Sulastri dan Syamsul Bahri yang sedang menemani kunjungan Mangindaan itu memilih bungkam. Wakil Ketua MPR AM Fatwa juga enggan berkomentar. Mereka segera duduk di bangku yang disediakan pada acara talk show KPU.

Suara unik lainnya yaitu caleg nomor 2 dari Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Sugeng Imam Santosa. Caleg dari dapil II Sulsel itu mendapat suara 111.822. Sedangkan total suara yang diperoleh PIS di sana sampai saat ini hanya 865. Total suara PD juga hanya 9.345.

Jadi apa yang error? Apakah benar diserang hacker atau IT KPU yang kacau? ( nik / iy )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

15 April, 2009

Menghadapi Anak Yang Mau Murtad

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Di milis pendidikan, seorang bapak bertanya bagaimana menghadapi anak didik atau anak kandung yang mau murtad. Berikut ini ada jawaban saya. Mungkin bermanfaat bagi yang lain.

Saya sudah beberapa kali berpengalaman dengan orang yang sudah siap murtad atau sudah pernah murtad tetapi kembali ke Islam. Yang terakhir, ada seorang anak muda (masih mahasiswa) yang hubungi saya. Dia sudah Muslim dari lahir, tetapi waktu ketemu saya sudah siap masuk agama Kristen pada minggu berikut. Dia anggap orang Kristen lebih bahagia dan tenang dari Muslim. Dia sudah tidak shalat, suka minum alkohol, ikut teman ke pesta2, dan sebagainya.

Suatu hari, dia mencari info di internet tentang perbedaan antara Islam dan Kristen, atau tentang bagaimana bisa masuk agama Kristen. Nggak tahu kenapa, dia malah ketemu blog saya, dan kemudian kirim email. Dia kaget karena ada orang bule mau tinggalkan agama Kristen untuk masuk Islam. Pertanyaannya terlalu banyak dan sulit untuk dibalas lewat email, jadi saya ajak dia ketemu dengan saya. Kita ketemu dan makan siang sambil ngobrol selama 3 jam. Setelah itu, saya tawarkan draft dari buku saya untuk dibaca, dan setelah satu minggu, kita bertemu lagi.

Intinya dari percakapan kita, saya jelaskan bahwa ajaran Islam (rata-rata) masuk akal dan mudah dicerna. Sumbernya jelas: Al Qur’an dan hadits. Sebaliknya, ajaran Kristen tidak demikian, dan saya jelaskan sebagian kecil dari apa yang ada di buku saya tetang ajaran Kristen yang tidak dicontohkan oleh Yesus, alias tidak jelas dari mana.

Setelah kira-kira 1 minggu, dia telfon saya dan mengatakan sudah tidak berniat lagi masuk agama Kristen, dan sudah baca seluruh buku saya 3 kali. Terakhir saya bicara dengan dia, dia mengatakan sudah shalat 5 waktu, baca Al Qur'an lagi, berhenti minum alkohol, tinggalkan teman lama (yang ajak mabuk2an), dan bertanya bisa mengikuti pengajian di mana lagi karena, pada saat ini, hanya mengikuti satu pengajian, alias tidak cukup.

Pada dasarnya, saya kira kebanyakan orang Islam yang ingin murtad menjadi demikian untuk alasan yang tidak selalu berkaitan dengan ajaran Islam sendiri. Misalnya, ada seorang perempuan yang hubungi saya dan mengatakan mau murtad karena dia membenci ibunya. Jadi dia ingin murtad untuk menghukum ibunya dengan suatu hukuman yang akan membuat ibu malu di depan seluruh keluarga dan teman.

Ada orang lain yang murtad setelah mimpi bertemu Yesus, tetapi sekaligus juga bisa dilihat beberapa keanehan pada orang tersebut, dan karena itu saya merasa yakin bahwa akalnya kurang sehat. Juga sangat mungkin ada masalah emosional yang membuat dia merasa tidak tenang di dalam kehidupannya. Bagi dia, sangat mudah untuk menyalahakan Islam dan kemudian tinggalkan Islam daripada minta bantuan kepada Allah yang Maha Kuasa (untuk mengatasi semua masalahnya).

Ada juga orang yang murtad karena tidak mendapatkan pendidikan agama yang baik dari orang tua sendiri jadi dia anggap agama itu tidak penting. Yang penting (menurut dia) adalah bahwa setiap orang harus merasa bahagia di dunia ini. Sikap seperti ini menjadi berbahaya ketika ada perempuan (biasanya) yang jatuh cinta dengan non-Muslim. (Saya sudah lupa berapa kali saya bertemu dengan seorang perempuan yang kekasihnya adalah non-Muslim, dan dia berharap pacarnya itu bisa “dibuat Muslim” setelah bicara dengan saya). Karena dia anggap bahwa cinta adalah segala-galanya di dunia ini, dan tidak ada tujuan di dunia ini selain mencari dan menemukan cinta dengan seorang kekasih (sesuai ajaran sinetron setiap hari di tivi), maka pada saat dia merasakan cinta tersebut, dia merasa bahwa ini merupakan kewajiban bagi dia untuk mengakui dan mengikuti perasaan cinta itu. Hasilnya, dia siap tinggalkan agama yang benar demi cinta. Dunia akhirat yang kekal tidak masuk perhitungan. Dalam kata lain, dia ambil keputusan dengan hatinya, bukan dengan akalnya. Akal diabaikan saja, karena hanya cinta yang penting.

Pernah saya coba menjelaskan kepada seorang perempuan bahwa mungkin saja Allah sedang menguji keimanan dia dengan membuat perasaan cinta terhadap non-Muslim. Kalau dia mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya, dia tidak mungkin akan siap murtad hanya untuk perasaan cinta dari seorang pria, yang juga bakalan ditolak oleh keluarganya si perempuan. Saya pernah mengatakan bahwa apa yang dia anggap cinta itu terasa sebagai 10/10 di dalam hatinya, alias sempurna dan tidak bisa lebih. Tetapi mungkin saja itu hanya ujian dari Allah, dan kalau dia teguh dalam keimanannya, dan tidak mau murtad untuk alasan kecil seperti cinta, maka barangkali Allah akan membalas dengan rasa cinta terhadap seorang pria yang lain yang memang Muslim dari lahir. Dan ketika dia ketemu orang yang baru itu, baru dia akan sadari bahwa skala 1-10 yang dia gunakan sebelumnya sebenarnya mencapai 100, jadi perasaan sebelumnya hanya 10/100 (atau 10% dari yang mungkin) bukan 10/10 (atau 100% dari yang mungkin). Batas rasa cinta yang dia rasakan sebagai 10, belum tentu sudah mencapai batas paling maksimal. Mungkin saja itu hanya sebuah tes bagi dia, dan setelah dia menolak murtad, baru Allah membuka hatinya untuk merasakan cinta sampai batas 100. Wallahu a’lam.

Intinya, orang yang murtad karena ada perasaan cinta terhadap non-Muslim (dari pengalaman saya memberikan nasehat kepada orang yang mengalaminya) biasanya tidak tahan lama, dan cepat atau lama (1-15 tahun) orang yang murtad itu akan menyesal. Apalagi kalau setelah 10 tahun murtad karena cinta, dia malah diceraikan oleh suaminya. Apalagi ditambah juga dengan selingkuhnya si suami. Jadi bisa berakhir dengan cara yang sangat pahit, dan rasa cinta “10” (dihitung sempurna) yang menjadi ladasannya untuk murtad belum tentu bertahan lama. Tetapi hari penghakiman dan dunia akhirat tidak akan hilang, jadi keputusan dia untuk murtad akan menjadi beban yang besar nanti.

Ada lagi seorang perempuan yang murtad karena menikah dengan non-Muslim. (Saya tidak tahu kalau keluarga setuju atau tidak). Setelah menikah, dia malah diajak ke gereja, dan dia mengatakan kepada saya “Sebagai seorang isteri yang beriman, saya seharusnya nurut dengan suami, jadi saya ‘terpaksa’ ikut ke gereja”. Tentu saja dia sangat salah paham kewajibannya sebagai seorang isteri yang beriman. Sangat tidak masuk akal bila dia wajib menuruti suaminya bila suaminya mengajak keluar dari Islam dan masuk agama lain, dan tentu saja dia salah paham bahwa seorang isteri yang beriman harus nurut dengan suaminya dalam semua keadaan, khususnya bila diajak murtad. Setelah ibu ini cerai, dia kembali ke Islam, tapi dengan setengah hati karena sudah lama di gereja, dan dia bertemu saya untuk menanyakan perbedaan antara Islam dan Kristen. Dia perlu diyakinkan bahwa Islam memang benar, karena walaupun dia sudah mengikuti kedua agama itu, dia masih tidak paham intinya dan perbedaannya antara kedua agama tersebut (dia masih awam).

Selain itu, ada juga orang yang murtad sebagai hasil dari Kristenisasi, dan saya kira semua orang Muslim sudah baca banyak tetang itu, jadi tidak perlu diulangi di sini.

Kalau bapak [yang kirim email untuk bertanya tentang masalah ini] mau mengatakan bahwa seorang Nabi bisa gagal juga dalam dakwahnya, saya kira tidak tepat. Memang kita tidak bisa memaksakan orang kafir menjadi Muslim dan juga kalau ada orang Muslim yang berserikeras untuk murtad, kita juga tidak bisa memaksakannya untuk paham bahwa itu tidak baik dan benar. Dia harus berniat untuk paham sendiri. Hidayah itu sangat mahal dan saya kira kebanyakan orang justru tidak paham betapa mahalnya hidayah itu. (Saya mencari kebenaran dalam agama selama 15 tahun, dan pelajari Islam dulu selama 5 tahun sebelum bisa baca syahadat). Juga bisa dikatakan bahwa kebanyakan orang sangat kurang bersyukur bahwa mereka dilahirkan sebagai Muslim di Indonesia, dan mereka kurang bersyukur karena tidak paham tentang apa yang sudah diberikan kepada mereka sejak lahir sebagai berkah dan hikmah yang besar dari Allah.

Juga penting untuk mengerti bahwa kita perlu berusaha semaksimal mungkin untuk berdakwah kepada orang lain yang ingin memahami Islam. Saya kira usaha dari seorang Nabi terhadap komunitasnya pasti sangat baik, dan bukan sekedar mengatakan:
“Mau masuk Islam?”
“Nggak usah!”
“Oke deh. Dahh”

Usaha dari seorang Nabi pasti lebih dari itu jadi tidak tepat kalau kita melihat orang Muslim murtad lalu menyalahkan dakwahnya seorang Nabi Allah.

Dalam kasus ada orang yang mau murtad, kita juga perlu bekerja keras untuk mendidiknya supaya dia bisa kembali menggunakan akal yang sehat (bila masih mungkin). Dengan orang pertama yang saya bahas di atas, saya perlu bicara dengan dia sekitar 6-10 jam atau lebih sebelum dia mulai berfikir kembali dan menggunakan akalnya daripada mengikuti emosinya saja. (Saya kira isi dari buku saya juga sangat membantu dia dalam proses berfikir).

Jadi, kalau ada anak yang mengatakan mau murtad, saya kira ada beberapa kemungkinan.

1. Anak itu kurang waras, alias dia Muslim dari lahir tetapi tidak begitu paham dan tidak anggap penting. Mungkin dia anggap kebutuhan untuk makan dan mandi setiap hari tidak begitu penting juga. Dia anggap dunia akhirat tidak penting dan hanya mau bahagia saat ini di dunia ini. Pemikiran jangka panjang tidak sehat.
2. Anak itu punya masalah sosial atau masalah pribadi (emosional), terutama dengan orang tua. Dia merasa tertekan di rumah, dan karena tidak bisa tenang, dia merasa solusinya adalah tinggalkan Islam karena kehidupan keluarganya sangat berkaitan dengan kegiatan Islam. Dengan tinggalkan Islam, dia bisa “menampar wajah” orang tua dan sangat menyakiti mereka, sekaligus memalukan mereka di depan umum. (Semua orang tua yang Muslim pasti merasa malu dan sakit hati bila anaknya murtad dan ketahuan oleh semua orang).
3. Anak itu tidak diberikan pengertian agama yang baik dari orang tua, atau dari guru sekolah. Dia menjalankan Islam, tetapi bukan karena paham melainkan sebagai kebiasaan saja, seperti memakai baju batik di pesta pernikahan – hanya kebiasaan saja yang diajarkan kepadanya tanpa landasan yang kuat. Sudah biasa dengan Islam, jadi diteruskan untuk sementara (masa mudanya) – sampai menjadi jenuh dan tidak mau lagi.
4. Anak itu memang tidak ditakdirkan untuk mendapatkan hidayah dari Allah. Kalau anak lahir sebagai orang kafir, biasanya dia tetap kafir dan hanya sedikit sekali yang berhasil masuk Islam. Kalau dia dari keluarga Muslim, mungkin saja Allah mencabut keimanan dari hatinya, dan biarkan dia menjadi kafir. Kalau untuk kasus ini, hanya Allah yang tahu dengan sebenarnya.

Jadi, kalau kita menghadapi seorang anak yang mau murtad, insya Allah dia termasuk dalam kategori 1-3 di atas. Artinya, kalau kita tanggapi keluhannya secara serius dan berusaha untuk menjawab pertanyaannya maka insya Allah dia bisa kembali ke jalan yang lurus.
Sayangnya, terlalu banyak orang tua (dan guru) akan menghadapi masalah serius seperti itu dengan meremehkan dan abaikan keluhan anak itu (dianggap tidak sungguh-sungguh, atau reseh saja), sambil juga marahi dia dan menyatakan tidak boleh murtad, tanpa menjelaskan dengan alasan yang bisa diterima. Kalau anak sudah berfikir lama tentang masalah agama, dan pada saat dia berusaha untuk menjelaskan pemikirannya kepada orang tua atau guru, dia malah dimarahi dan tetap tidak mendapatkan penjelasan, saya kira itu malah akan memperkuat keinginannya untuk tinggalkan Islam.

Jadi, saya anjurkan agar orang tua dan guru tanggapi perkara ini dengan sikap yang serius tapi tenang. Berusaha untuk tidak menjadi marah atau emosi, dan mencari akar dari permasalahannya. Kalau diteliti dengan baik, saya kira kebanyakan kasus ini punya akar di dalam urusan keluarga itu sendiri di mana perilaku orang tua kurang baik, dan bila tidak diperbaiki, maka anak itu akan melihat jalan murtad sebagai pilihan yang baik untuk menghukum keluarga dan sekaligus memutuskan hubungan dengan mereka.

Kalau ada anak yang mengatakan sudah pelajari semua ajaran dasar Islam dan Kristen dengan akal yang sehat, dan setelah membandingkan dan menganalisanya dia merasa yakin bahwa Kristen adalah agama yang paling benar dan paling masuk akal, maaf, saya kurang percaya. Justru yang sebaliknya yang sering terjadi: anak itu mengikuti emosi semata dan menyalahkan Islam untuk semua keluhan pribadi yang ada, dan akalnya tidak digunakan sama sekali. Oleh karena itu, orang tua dan guru sebaiknya berusaha untuk mencari inti dari permasalahan yang menyebabkan anak itu mau murtad. Saya yakin, dan insya Allah benar, akar masalahnya bukan dari Islam sendiri tetapi di dalam kehidupan pribadi anak itu, terutama di dalam hubungan dia dengan anggota keluarga yang lain.
Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

14 April, 2009

DPT Bermasalah, 47 Juta Warga Tak Bisa Nyontreng

Selasa, 14/04/2009 18:12 WIB
47 Juta Warga Tak Bisa Nyontreng - 3 LSM Ancam Gugat SBY & KPU
M. Rizal Maslan – detikPemilu

Jakarta - Carut marut penyusunan daftar pemilih tetap (DPT) dalam Pemilu 2009 mengakibatkan 47 juta warga negara tidak bisa menggunakan hak politiknya. Oleh karenanya, tiga LSM di bidang hukum dan pemantauan pemilu akan mengajukan gugatan warga negara (Citizen Law Suit) kepada pemerintah.

"Pemerintah dan penyelenggara pemilu masih diberikan toleransi, jika dalam waktu 7 hari hak rakyat dikembalikan dalam bentuk pemilu susulan, maka gugatan itu batal dilayangkan," kata Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Patra M Zen dalam jumpa pers bersama dengan PBHI, KIPP dan LBH Apik di kantornya, Jl Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2009).

Dalam kesempatan itu, Patra juga menegaskan, agar pemerintah dan KPU tidak lari dari tanggung jawabnya. "Sebab pemilu ini adalah di bawah kontrol eksekutif pemerintah pusat dan daerah. Jadi wajar bila kami menggugat pemerintah, pemerintah daerah dan KPU terkait kerancuan penyusunan DPT ini," jelasnya.

Sementara itu, Ketua PBHI Syamsuddin Radjab menjelaskan, banyak fakta di lapangan mengindikasikan KPU tidak independen dalam penyelenggaraan pemilu. Misalnya, ketika Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary melakukan pencontrengan di TPS SBY dengan alasan ingin melakukan monitoring pemilu.

"Tidak masuk akal Ketua KPU jauh-jauh memonitor pemilu di Cikeas. Apakah ketua KPU ingin menjadi menteri agama?" ujarnya seraya bertanya.

Indikasi lainnya, lanjut Radjab, hal yang menguatkan KPU tidak netral adalah saat mengesahkan surat suara yang tertukar antar provinsi atau daerah. "Selanjutnya, kami menduga kisruh DPT ini dilakukan secara sengaja untuk memenangkan parpol tertentu. Ini membuktikan KPU tidak professional dan tidak netral," tandasnya lagi.

Dalam kesempatan itu, Patra juga menambahkan, gugatan warga negara (Citizen Law Suit) akan diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, karena telah terjadi perbuatan melawan hukum yang dilakukan pemerintah dan penyelenggara pemilu.

"Sebagai salah satu syarat formil untuk mengajukan gugatan ini, kami hendak menyampaikan secara terbuka pemberitahuan (notifikasi) kepada para pihak yang akan kami ajukan sebagai pihak tergugat, yaitu Presiden, Mendagri, Pemda, KPU, KPUD hingga PPK dan PPS," ungkapnya.

Gugatan tersebut berkaitan dengan hilangnya hak penggugat sebagai warga negara untuk memilih dalam Pemilu Legislatif disebabkan kesengajaan atau kelalaian dalam pemutakhiran data pemilih dan penyusunan daftar pemilih, sesuai pasal 4 UU 10/2008 dan UU No 22/2007. (zal / iy)

Sumber: Pemilu.detiknews.com

13 April, 2009

Panwaslu Sumut Berencana Pidanakan KPU

By Republika Newsroom
Senin, 13 April 2009 pukul 18:24:00

MEDAN - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sumatera Utara berencana mempidanakan pihak KPU setempat akibat buruknya kualitas pelaksanaan pemilu legislatif 9 April lalu. "Rencana mempidanakan KPU juga didasarkan banyaknya laporan dan komplain masyarakat atas berbagai kebobrokan dalam pelaksanaan pemilu," ujar anggota Panwaslu Sumut, Zakaria Taher, usai menerima kunjungan Komisi A DPRD Sumut di Medan, Senin (13/4).

Ia menyebutkan pihaknya tengah mempelajari semua masalah yang menjadi tanggung jawab KPU sebelum membawanya ke ranah hukum. "Tapi kita hampir pasti mempidanakan KPU terkait banyaknya pengaduan masyarakat dan buruknya kinerja pelaksanaan pemilu," tegasnya.

Zakaria mengakui hingga kini berbagai komplain dan keberatan masyarakat atas pelaksanaan pemilu terus berdatangan. Kondisi itu diperparah dengan keluhan yang disampaikan kalangan parpol dan terakhir desakan dari Komisi A DPRD Sumut.

Sebelumnya, Komisi A DPRD Sumut juga mendesak Pawaslu mengusut tuntas keterlibatan tujuh kepala daerah yang diduga mendukung parpol tertentu pada pemilu legislatif. Komisi A juga meminta Panwaslu Sumut melakukan penyelidikan terhadap indikasi politik uang yang diduga terjadi hampir di semua daerah pemilihan di daerah itu.

Panwaslu juga diharap mendesak KPU Sumut menginstruksikan kepada semua PPK untuk menyerahkan formulir C1 (sertifikat rekapitulasi suara) kepada seluruh parpol peserta pemilu, karena hampir seluruh parpol tidak menerima formulir C1 secara sempurna.

Menurut Zakaria Taher, jika kasus-kasus itu jadi dibawa ke ranah hukum, yang pertama kali akan terkena imbasnya adalah pelaksana pemilu di tingkat KPPS dan PPK. "Tapi KPPS dan PPK juga jajarannya KPU. Kita tengah mempelajarinya dan rencana mempidanakan KPU ini memang sudah ada," katanya./ant/itz

Sumber: Republika.co.id/berita

Keputusan Teknologi Real Count Diambil Tanpa Tim Ahli?

Senin, 13/04/2009 10:15 WIB
Shohib Masykur - detikinet
Jakarta - Pilihan teknologi untuk tabulasi nasional Pemilu 2009 atau real count patut dipertanyakan. Ada indikasi, keputusan untuk menggunakan teknologi ini diambil saat KPU mengalami kevakuman tenaga ahli IT.

KPU membentuk tim ahli IT untuk keperluan Pemilu 2009 pada tanggal 10 Desember 2008. Tim yang dikepalai oleh Bambang Edi Leksono dan beranggotakan 7 orang itu melaporkan hasil kerja mereka 14 Januari 2009.

Tanggal 1 Februari, dua pimpinan tim ini, yakni Ketua Bambang Edi Leksono dan Sekretaris Hemat Dwi Nuryanto, tidak lagi dipekerjakan. Padahal 2 orang inilah yang paling berperan dalam pembahasan mengenai persiapan sistem informasi Pemilu 2009.

Dan perlu dicatat, tim ini tidak merekomendasikan penggunaan teknologi Intelligent Character Recognition (ICR) yang sekarang dipakai. "Kami tidak pernah merekomendasikan penggunaan teknologi ICR," ujar mantan Sekretaris Tim Teknis TI KPU Hemat Dwi Nuryanto kepada detikcom, Minggu (12/4/2009) malam.

Usai tim ini menyerahkan laporannya ke KPU, laporan yang menurut Hemat tidak pernah diindahkan, KPU mengadakan kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun anehnya, pihak BPPT pun mengaku tidak turut serta dalam proses pengambilan kebijakan menyangkut penggunaan teknologi untuk tabulasi ini.

"Ketika kami masuk sistem sudah setengah jalan, seperti pengadaan barang dan spesifikasinya sudah diputuskan," aku Kepala BPPT Marzan A Iskandar saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

Seperti telah diberitakan, BPPT menandatangani MoU dengan KPU pada tanggal 12 Maret 2009. Jika BPPT tidak berperan dalam pengambilan keputusan menyangkut penggunaan teknologi tabulasi, sedangkan tim TI KPU sebelumnya juga tidak, lantas atas saran siapa KPU memutuskannya? ( ash / ash )

Sumber: Detikinet.com

12 April, 2009

Kekacauan IT Dalam Pemilu 2009

Dari arah mana saja yang digunakan untuk melakukan analisa, Pemilu 2009 memang sangat kacau. DPT tidak faktual, nama-nama orang bisa hilang tanpa penjelasan, berbagai kejadian di TPS, maslah dengan surat suara dan kotak suara, dan seterusnya.
Tetapi yang ini memang luar biasa. Hanya perlu menyediakan ahli IT, dan insya Allah masalah akan beres. Emang di Jakarta tidak ada ahli IT? Saya kenal beberapa orang, dan dari jaringan mereka bisa dikumpulkan ratusan orang lain. Apa susahnya serahkan urusan IT kepada ahlinya? Ternyata, KPU tidak sanggup (atau dengan sengaja tidak mau). Maunya kerja sendiri aja. Ini hasilnya:

220 Kabupaten/Kota Sama Sekali Belum Gunakan Software Pemindai
Pemantauan yang dilakukan atas 300 KPU kabupaten/kota menunjukkan, 220 di antaranya sama sekali belum menggunakan software pemindai Intelligent Character Recognition (ICR) yang berfungsi memindai formulir C1-IT. Sedangkan 80 di antaranya telah menggunakan namun dihadapkan dengan berbagai kendala teknis yang mengganggu.

>>> Ohhh, jadi software yang dibutuhkan di Kabupaten untuk menghitung formulir memang tidak ada di 220 dari 300 Kabupaten! Hmmm… Sedangkan di 80 lain, memang ada softwarenya, tetapi orang sana bego-bego dan tidak bisa menggunakannya? Gitu ya? (“Kendala teknis” dalam laporan ini saya artikan petugasnya bego-bego, karena sepertinya itu penjelasan yang paling masuk akal). Terus, ada juga ini:

Server Pusat Tabulasi KPU Macet
"Server kita lemah kalau pakai personal computer (PC), makanya kita mau rapat pleno untuk mengatasi masalah ini. Jadi kelemahannya pada server kita," ujar ketua KPU Abdul Hafiz Anshary di Hotel Borobudur, Jakarta,

>>> Ohhh, jadi servernya Personal Computer (PC)??? Hmmmm. Ruangan server di kantor teman saya lebih besar dari kamar tidur saya. Dan itu hanya untuk satu perusahaan. Isinya begitu banyak alat sehingga saya tidak paham fungsinya. Hanya ahli IT yang bisa paham. Sedangkan untuk salah satu negara terbesar di dunia ini, yang sedang membangun sistem demokrasi secara serius (katanya), hanya disediakan beberapa PC saja untuk menjadi “server” di KPU? Apakah setelah ini TNI akan diberikan senapan angin saja? (Habis, nggak ada dana untuk beli senjata benaran)! Dan Presiden SBY akan terpaksa jalan ke mana-mana naik motor bebek sendiri? (Habis, nggak ada dana untuk beli Mercedes)? Bagaimana negara ini bisa ditanggapi secara serius kalau pekerjaan KPU begitu konyol dalam pemilu? Tapi tidak apa-apa. KPU masih bisa pinjam PC lain dari tentangga. Ada yang mau bantuin dengan pinjamin komputer dari rumah?

Lemot, KPU Pinjam Server Untuk Real Count
"Terus terang kita hanya punya 6 server. Untuk mempercepat akses, hari ini kita mendapat pinjaman 5 server tambahan dari BPPT," kata Ketua Pokja IT KPU, Sri Nuryanti.

>>> Mungkin KPU berhasil pinjam PC dari kantor sebelah. Mungkin mereka minta Satpam buka pintu di gedung sebelah biar bisa pinjam PC orang lain – munkgin PC anda sendiri yang dipinjam. Cek pada hari senin ya! (“Pak Satpam, jangan kuatir Pak. Hari Senin dikembalikan ya Pak. Hanya dipinjam 2 hari. Nggak ada yang tahu nanti!”). Tetapi setelah berhasil tambah “server” lagi, database KPU diserang oleh puluhan hacker:

Real Count KPU Diserang Puluhan Hacker
"Kemarin ada yang berusaha mengubah tampilan website tabulasi data KPU, mereka mencoba mengubah tampilan data tabulasi, mencoba meng-nol-kan data," tutur Ketua Tim IT KPU, Husni Fahmi. Hal ini disampaikan Husni dalam konferensi pers yang digelar KPU di Pusat Tabulasi Nasional Pemilu 2009, di Hotel Borobudur, Pejambon, Jakarta Pusat, Minggu (12/4/2009).
Menurut Husni, banyak pihak yang mencoba "mengganggu" perhitungan cepat KPU ini. Pihaknya pun bertindak cepat mengantisipasi serangan ini. "Puluhan serangan dalam 3 hari ini, namun sudah berhasil dideteksi sumbernya dan kita sudah konfirmasikan ke Telkom supaya mengunci alamat bersangkutan," imbuh Husni.

>> >Tapi ini bukan masalah. KPU punya punya cara khusus untuk tangani hacker. Namanya program Pernyataan Hacker Jangan Usil (PHJU). Kalau ada puluhan hacker yang berusaha masuk ke database KPU, maka KPU cukup menjalankan program PHJU, dan setelah dikeluarkan “Pernyataan Hacker Jangan Usil” maka semua usaha hacking akan segera berhenti begitu saja. Hebat dan luar biasa. Semua manager di industri IT pasti iri tidak punya program ini. Ini penjelasan tentang programnya:

KPU: Hacker Jangan Usil
"Hacker jangan usil! Jangan iseng-iseng atau serius mengubah data," tutur Ketua Pokja IT KPU, Sri Nuryanti, saat dikonfirmasi mengenai adanya usaha hacking membobol data tabulasi pemilu 2009.

Bagaimana? Masih mau terima hasil yang buruk dari Pemilu yang paling buruk selama ini?

Mungkin minggu depan, SBY akan mengadakan konperensi pers. Pernyatannya hanya satu: “April Mop!!! Kami hanya pura-pura saja bikin pemilu. Bercanda! Tidak serius! Kalian anggap benar ya? Hahahaha. Lihat semuanya berjalan seakan-akan adegan dalam Srimulat. Kami hanya bercanda kok. Pemilu benaran akan diadakan pada bulan Juni nanti. Tunggu ya. Yang kemarin hanya April Mop saja!!! Jangan marah ya teman-teman!”

Harap Makan Coklat Sebanyak-Banyaknya!!!

Demi menyelamatkan lapangan kerja dalam negeri, harap makan coklat sebanyak-banyaknya!!! Coba kalau setiap warga negara janji untuk makan satu batang coklat setiap hari! Insya Allah sudah cukup untuk menyelamatkan pabrik coklat dan menjaga pekerjaan dari teman2 kita di industri ini. Jangan takut makan coklat: dia sejenis buah-buahan karena dipetik dari pohon. Jadi baik untuk kesehatan (hehehe). Ayo, makan coklat sebanyak-banyaknya. Jangan sampai teman2 kita yang menyediakan buah-buahan sehat (coklat) di-PHK.

12 Pabrik Penggiling Coklat Stop Produksi
Minggu, 12/04/2009 17:12 WIB

Suhendra - detikFinance
Jakarta - Sepanjang 2009, sudah ada 12 pabrik penggiling biji kakao (coklat) yang menghentikan produksinya dari total 14 pabrik yang ada di Indonesia, bahkan 4 diantaranya sudah gulung tikar. Penyebabnya permintaan ekspor produk coklat yang terus turun hingga titik terendah di pasar AS dan Eropa.

"Dari 14 pabrik, sebanyak 12 sudah istirahat. Ini sudah terjadi sejak Januari 2009, bahkan 4 pabrik di Makasar sudah tutup," kata Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefy Sikumbang saat dihubungi detikFinance, Minggu (12/4/2009). Pabrik penggiling biji coklat, biasa memproduksi cocoa powder dan cocoa butter. Saat ini hanya menyisakan 2 pabrik yang beroperasi yaitu di Tangerang dan Bandung, dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Padahal jika sebanyak 14 pabrik tersebut beroperasi setidaknya mampu memproduksi bubuk maupun butter coklat hingga 290.000 ton per tahun.

Menurut Zulhefy meski permintaan produk gilingan coklat turun namun harga biji colat terus naik, misalnya pada beberapa tahun lalu harga biji coklat hanya mencapai US$ 2000 per ton, sedangkan saat ini menembus US$ 2600 per ton. "Ekspor turun, karena demand rendah, sementara harga biji kakao tidak turun. karena harganya dipermaikan di bursa futures. Ditambah negara penghasil kakao, Pantai Gading dan Ghana produksinya turun, harga dimainkan oleh spekulan," jelasnya. Kondisi harga biji kakao (coklat) yang yang naik justru tidak diikuti oleh kenaikan harga cocoa butter dan cocoa powder, sehingga tidak mampu menutupi biaya produksi para pabrik penggiling biji kakao.

"Parahnya lagi karena krisis pembelian dari buyer biasaya hanya butuh 10 hari kalau sekarang menjadi 1 bulan sampai 1,5 bulan. Akhirnya cash flow pabrik terhambat," paparnya. Untuk itu ia mengharapkan kepada pemerintah agar bisa membantu sistem pembayaran ekspor dan membantu melalui pinjaman modal perbankan dengan bunga kredit yang lebih lunak. (hen/dro)

Sumber: Detikfinance.com

Perolehan Suara PD Bisa Masuk Rekor Dunia

Masih perlu alasan untuk tidak percaya pada hasil pemilu 2009? Ini dia.
Begitu besar perolehan Partai Demokrat, sampai bisa menjadi rekor dunia???
Sungguh tidak masuk akal.

********

Perolehan Suara PD Bisa Masuk Rekor Dunia
Minggu, 12/04/2009 16:44 WIB

Elvan Dany Sutrisno - detikPemilu
Jakarta - Meroketnya suara Partai Demokrat (PD) pada Pemilu Legislatif dinilai bisa masuk rekor dunia. Perolehan suara partai ini meningkat drastis dibandingkan Pemilu 2004 yang lalu.

"Pemilu 2009 bisa masuk rekor Muri atau bahkan Guiness Book of Record. Satu-satunya pemilu di dunia yang partai baru (Partai Demokrat) bisa meningkat 300 persen, ini hanya mungkin terjadi di negara totaliter," ujar Fajrul Raman, mengkritik hasil Pemilu Legislatif.

Hal ini disampaikan Fajrul dalam konferensi pers yang digelar Dewan
Perubahan Nasional, di Restoran Koetaradja, Jl Senen Raya No 10, Jakarta Pusat, Minggu (12/4/2009). Menurut Fajrul, terlalu banyak masalah dalam pemilu ini yang menjadikan hasilnya sedemikian "ajaib". "DPT kita buruk sehingga pemilu kita pun buruk. Kita butuh komisi kejujuran, masalah DPT harus dibenahi," ujar Fajrul.

Fajrul kemudian mengidentikkan pemilu 2009 dengan pemilu di Philipina.
Menurutnya digulingkannya Presiden Marcos karena pemilu yang tidak tertata. "Kita semakin dekat dengan pemilu Philipina," ujarnya. ( nal / nal )

Sumber: Pemilu.detiknews.com

Malaysia: Diduga Penggelembungan Suara utk Golkar, 4 Saksi Parpol Walk Out

Minggu, 12/04/2009 06:08 WIB
Laporan dari Malaysia
Ramdhan Muhaimin - detikPemilu
Penghitungan suara terhadap surat suara melalui pos dan dropping box di aula KBRI Kuala Lumpur diwarnai aksi walk out. Empat saksi partai yang mengikuti jalannya penghitungan melakukan walk out. Mereka adalah saksi dari PAN, Hanura, PKS dan Gerindra.

Aksi walk out dilakukan keempat saksi sebagai bentuk protes atas proses pemilihan yang dinilai ada kejanggalan dan kecurangan. Aksi tersebut terjadi disebabkan surat suara yang dihitung menunjukkan hasil hanya untuk satu partai politik. Bahkan dari PKS berencana akan membuat surat pernyataan sebagai sikap protes.

Pantauan detikcom, Sabtu (11/4/2009), aksi walk out bermula saat penghitungan suara dilanjutkan setelah Maghrib. Terjadi kejanggalan yang mengarah pada dugaan penggelembungan suara dalam penghitungan suara di kelompok 6 KPPSLN. Kejanggalan tersebut berupa sebanyak 600 surat suara yang telah dihitung hasilnya sangat mengejutkan dimana seluruhnya menunjukkan hasil suara hanya untuk satu partai politik bernomor 23 [= GOLKAR] dengan caleg nomor 2 dan 5.

Sejumlah pemantau dan perwakilan parpol yang ikut menyaksikan sangat terheran dan menyangsikan kevalidan surat suara.

"Bagaimana bisa surat suara yang dikirimkan melalui pos, semuanya seragam satu parpol. Tidak ada satupun parpol lain yang di contreng selain 23," ujar Husein dari Indonesia Busness Center, yang juga timses Ade Daud Nasution Center di Malaysia.

Bahkan pemantau dari UNIMIG Indonesia, Muhammad Iqbal, menemukan surat pemberitahuan pemungutan suara (form C4LN) yang seharusnya diisi oleh pemilih melalui pos, tapi seluruhnya kosong.

"Surat ini seharusnya diisi oleh pemilih sebagai bukti kalau pemilih telah menerima dan menyontreng surat suara. Lalu dikembalikan ke PPLN. Tapi ini kosong. Jika hanya beberapa saja, tidak apa. Tapi ini jumlahnya lebih dari 600," kata Iqbal.

Hal serupa juga terjadi di penghitungan suara kelompok 5 dan 1 KPPSLN, dimana parpol bernomor 23 dengan caleg 2 dan 5 sangat mendominasi hasil penghitungan tanpa ada suara untuk parpol lain.

Ketika dikonfirmasi, Sekretaris PPLN Kuala Lumpur, Imran Hanafi mengatakan, PPLN telah melakukan prosedur yang benar untuk teknis pengiriman dan pengembalian surat suara melalui pos sesuai dengan peraturan.

"Saya tidak ingin mengatakan indikasi apapun. Yang jelas, dari kedutaan dan PPLN sudah melakukan protap yang benar untuk teknis undi pos ini. Bahkan PM Malaysia, Menlu dan PDRM sudah berkomitmen dengan kedutaan mengenai keamanan sistem undi pos ini," jelas Imran.

Ketua Panwaslu Tengku Afrizal mengatakan, pihaknya sulit untuk membuktikan hal itu sebagai kecurangan jika tanpa bukti. Namun Tengku menegaskan akan menyelidiki hal tersebut.

"Kami juga akan tetap catat dalam berita acara apapun yang terjadi dalam penghitungan ini. Selanjutnya kami akan laporkan kepada Bawaslu pusat. Keputusan ada di Bawaslu," pungkasnya. ( rmd / rdf )

Sumber: Detiknews.com

KPU Menolak Dipersalahkan

By Republika Newsroom
Sabtu, 11 April 2009 pukul 21:10:00

JAKARTA--Komisi Pemilihan Umum (KPU) menolak dipersalahkan karena tak mengizinkan pemegang hak pilih yang tak tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk menyalurkan suara dalam Pemilu Legislatif 2009.

Secara khusus, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary menyatakan masyarakat tidak bisa menyalahkan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang tidak memperbolehkan warga yang tidak terdaftar dalam DPT untuk memilih.

"Mereka tidak salah karena mereka menjalankan undang-undang. Pemilih dapat memberikan suara jika terdaftar dalam DPT, maka mari kita benahi DPT ini," katanya kepada wartawan di pusat tabulasi hasil pemilu, Sabtu.

Dalam kaitan ini, Abdul Hafiz kemudian memberi tenggat waktu pemutakhiran data pemilih untuk pemilihan calon presiden 2009 sampai 10 Mei 2009 sehingga masyarakat mesti memastikan diri terdaftar sebagai pemilih tetap.

"Semua warga negara yang mempunyai hak untuk memilih harus didaftar sebagai pemilih tetap," katanya.

Untuk menghindari pemegang hak pilih tidak terdaftar, KPU telah menginstruksikan KPU daerah untuk memutakhirkan data seteliti mungkin dan mengumumkan DPS pilpres yang diambil dari DPT pemilu legislatif kepada masyarakat.

"Pengumuman dilaksanakan di kelurahan dan kantor kepala desa. Kita juga minta bantuan Ketua RT dan RW untuk ikut mengumumkan DPS pilpres," katanya sambil berharap tidak ada lagi protes belum terdaftar sebagai pemilih tetap dari warga pada pilpres nanti.

Pemilih yang tidak tercatat di DPT pemilu legislatif akan dicatat pada DPT pilpres, sementara warga yang tidak memenuhi syarat namun tercantum dalam daftar pemilih sementara pilpres akan dicoret.

"Yang sudah meninggal, anggota TNI atau Polri aktif yang masih terdaftar akan langsung dihapus, agar tidak timbul persoalan lagi dalam daftar pemilih tetap," katanya.

Sementara, anggota KPU Andi Nurpati berjanji bahwa KPU akan berkoordinasi dengan Departemen Dalam Negeri untuk merapikan data pemilih untuk Pilpres nanti.ant/kem

Sumber: Republika.co.id

11 April, 2009

Pemilu Dinilai Amburadul, KIPP Tuntut KPU DKI Jakarta

Sabtu, 11/04/2009 17:59 WIB
Hery Winarno - detikNews

Jakarta - Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta akan menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta. KIPP menilai KPU Jakarta sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu yang amburadul di DKI Jakarta.

"Kami menuntut pertanggujawaban KPU Jakarta karena banyak masyarakat Jakarta yang tidak bisa memilih akibat tidak terdaftar di DPT (daftar pemilih tetap) ," ujar Ketua KIPP Jakarta Saryono Indro saat menggelar jumpa pers di Wisma Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2009).

Hal tersebut didasarkan dari 81 temuan pelanggaran pemilu di DKI Jakarta. Pelanggaran tersebut meliputi DPT yang tidak akurat, distribusi logistik yang berantakan dan minimnya teknis penyelengaraan pemilu di level bawah(Komite Penyelenggara Pemungutan Suara/KPPS).

"Kami meminta pertanggugjawaban KPUD atas kekisruhan pemungutan suara di TPS akibat kurang pahamnya penyelengaraan pemilu di level bawah," imbuhnya.

Rencananya KIPP Jakarta akan mengajukan tuntutan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Kami akan bergabung dengan KIPP nasional untuk mengajukan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat hari Selasa tanggal 14 April," pungkasnya.

Sumber: Detiknews.com

08 April, 2009

Anak Suka Bertanya “Kenapa” Dan Berkhayal

Di milis pendidikan, ada seorang bapak yang mengatakan bahwa anaknya yang berumur 5 tahun suka bertanya “kenapa” terus. Bapak menjadi capek membalas pertanyaan itu, dan juga suka menghentikan anaknya saat dia berimaginasi karena bapak takut anaknya akan menjadi pembohong. Di bawah ini adalah jawaban yang saya berikan untuk menjawab kedua masalah itu. Mungkin yang lain juga ingin membaca. Semoga bermanfaat. – Gene

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Bapak tidak perlu kuatir kalau anak sering bertanya. Kalau mau kuatir, malah yang sebaliknya yang tidak baik: anak kalam terus dan tidak pernah bertanya. (Berarti mungkin ada gejala autis atau gangguan yang lain.). Kalau anak bertanya banyak, itu sangat normal dan perlu didukung biar anak menjadi kreatif. Kalau bapak balik tanya, anak tentu saja tidak sanggup menjawab terus jadi dia “membela diri” dengan mengatakan bapak cerewet.
Terjemahannya “bapak cerewet” = “Ayah, aku tidak bisa jawab karena tidak punya ilmu, dan kalau ditanyakan terus tapi tidak bisa menjawab, aku merasa malu dan tertekan. Jadi tolong diam ya.”

Kalau anak bertanya terus, silahkan menjawab sebanyak bisa. Tetapi agar tidak berfokus pada jawaban dari bapak terus, justru bisa dikembalikan kepada si anak dengan bertanya kepada dia. Tetapi kalau dia kelihatan tidak bisa jawab, bapak harus mau membantunya (sesuai umurnya).
Anak senang berkreasi dan berimaginasi (dunia dia adalah dunia mainan dan imaginasi). Yang kita anggap “normal” tidak penting bagi dia. Jadi kalau dia mau simpan robot dinosaurus yang setinggi rumah di dalam tas sekolahnya, silahkan saja. Yang dia bicarakan tidak selalu perlu dikoreksi. Tetapi justru dengan menjadi rajin bertanya kepada dia, dia malah terdorong untuk menggunakan otaknya untuk berfikir sendiri daripada sekedar mendengarkan jawaban yang “benar” dari bapak.

Berbohong adalah masalah yang terpisah dan semua anak akan berbohong, tetapi bisa diajarkan untuk tidak berbohong terus, dan untuk bicara dengan jujur, terutama pada saat penting. Anak belajar secara bertahap dan salah satu tahap yang harus dilewati adalah tahap berbohong untuk melihat apakah bisa dan boleh (dia mengetes batas2 yang wajar di dalam rumah/kelas).

Bapak tidak perlu mengatakan anak suka berkhayal yang terlalu jauh, karena arti “terlalu jauh” itu sangat relatif. Ini beberapa contoh dari hasilnya orang yang berkhayal “terlalu jauh”:
Pesawat, mobil, komputer, satelit, suntikan, antibiotik, operasi jantung, operasi transplan organ tubuh, kabel fiber optik, mesin cetak, handphone, Al Qur'an digital di HP, kompas, universitas dan sekolah untuk umum, perpustakaan, demokrasi, lampu, listrik, dan seterusnya.

Semuanya dihasilkan oleh orang yang “suka berkhayal yang terlalu jauh” dan sebelum diciptakan atau ditemukan, orang lain akan mengatakan “tidak mungkin”. Kalau seorang dokter dari zaman sekarang bisa kembali ke masa yang lalu sekitar 400 tahun, dia sangat mungkin akan dibunuh karena dianggap tukang sihir, tetapi di zaman ini kita anggap semua yang dia lakukan itu sebagai tindakan dokter rutin. Yang tahu batas daya imaginasi manusia hanya Allah, dan daya itu yang Allah berikan kepada kita bisa digunakan untuk hal yang baik dan yang buruk. Yang perlu dibatasi hanya bila anak mengarah ke hal yang tidak baik, yang membawa dia jauh dari nilai Islam atau akan menyebabkan gangguan serius atau kerusakan.
Tetapi selama dia sebatas bermain dengan ide, lebih baik bapak mendukung dan membuka pikirannya seluas mungkin. Siapa tahu dalam waktu 40 tahun lagi, anak bapak akan mendapatkan penghargaan internasional atas apa yang dia ciptakan.

Ini contoh diskusi ya Pak, antara bapak dengan anak:

Anak: Kenapa mobil tidak bisa terbang?
Bapak: Karena tidak ada sayapnya.
A: Kenapa tidak ada sayapnya?
B: Karena hanya burung dan pesawat punya sayap.

(Di sini, anak akan bertanya “kenapa” terus, tetapi bapak bisa balik tanya pada anak supaya dia berfikir sendiri).

A:Kenapa pesawat ada sayapnya?
B: Karena dibuat begitu. Ehh, bapak mau tanya, kamu lebih suka pesawat atau mobil?
A: Mobil.
B: Oh iya? Kenapa?
A: Mmm, karena mobil cepat.
B: Tapi peswat lebih cepat dari mobil.
A: Nggak. Kata abang, mobil Ferrari paling cepat.
B: Oke, Ferrari memang cepat. Kalau kamu punya Ferarri, akan ditaruh di mana?
A: Di garasi.
B: Sudah ada Kijang!
A: Mmm… di depan rumah!
B: Nanti ada yang bisa mengambilnya. Bisa di mana lagi?
A: Dibikin garasi baru aja!
B: Di mana garasi barunya?
A: Di atap rumah. Kosong di situ.
B: Nanti naik ke atap rumah gimana? Tidak ada jalan.
A: Terbang aja.
B: Ohh, jadi Ferarrinya bisa terbang ke atas? Berarti punya sayap ya, kaya pesawat?
A: Ya!
B: Wah, keren mobil Ferarri begitu. Tapi ayah mau taruh helikopter ayah di atap rumah. Muat nggak?
A: Muat!
B: Kalau nggak muat gimana?
A: Yaaa, helicopter taruh di garasi saja!
B: Tapi sudah ada kijang! Kijangnya taruh ke mana?
A: Yaaa sudah! Kijangnya dijual saja!!!

Hahaha.
Dengan bertanya kembali seperti itu, dan kalau sudah biasa, jangan heran kalau anak mulai bicara panjang lebar sendiri (bercerita sendiri), dan semua yang dia jelaskan adalah rekayasa dia. Bapak cukup ikut bicara sewaktu-waktu untuk menambahkan ide baru atau mengarahkan ke ide yang lebih baik.
Dengan latihan yang rutin seperti itu, anak jadi senang berfikir, senang memikirkan solusi untuk masalah, senang berdiskusi, senang berbeda pendapat, senang berfikir secara kreatif (out of the box), dan insya Allah hasilnya bukan anak yang rajin berbohong, tetapi malah anak yang sangat pintar dan senang belajar.

Anak teman saya, yang sudah diajak berbicara seperti itu setiap minggu selama 4-5 tahun, sekarang sudah masuk kelas 2 di SD, menjadi murid ranking 3 di kelas (walaupun sebenarnya ranking tidak penting), dan diakui semua orang yang kenalnya sebagai anak yang sangat pintar. Adiknya juga kelihatan sama sekarang. Dalam perjalanan di mobil, bapak dan ibu di depan, saya di belakang sama anak (menjadi babysitter) dan kami bisa membahas dinosaurus, robot, roket, mobil, truk, bulldozer, keluarga, sekolah, berhitung, bahasa inggris, liburan, dan seterusnya, selama kita berada di situ.

Topik diskusi diambil dari apa yang dilihat dari mobil, ditambah lagi semua rekayasa anak.
Mislanya, diawali dari melihat truk kontainer, menjadi ada dinosaurus di dalam truknya, menjadi dinosaurus itu robot, menjadi dinosaurus itu akan terbang keluar dengan roketnya dan akan mendarat di sekolah untuk main bola sebelum kembali ke rumahnya di luar angkasa. Dan seterusnya.
Tidak ada batas terhadap imaginasi anak-anak, dan tidak perlu dibatasi oleh orang dewasa kecuali mereka mulai bicarakan yang tidak baik atau tidak sopan. Dan kalau dikoreksi karena tidak sopan, tidak perlu menjadi masalah besar. Cukup koreksi sebentar dan kembali ke dinosurus (atau topik yang dibicarakan sebelumnya).
“Kalau robot dinosaurus dibawa ke sekolah boleh nggak? Nanti Bu Guru takut dong. Ohh, dinosaurusnya baik ya? Tidak suka gigit? Siapa namanya…?” Dan seterusnya.

Sudah bisa paham pak?
Insya Allah bermanfaat,

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

MURI : PKS Partai 'Terbesar' (di GBK)

Lumayan, sebagai suatu prestasi. Tetapi berhasil mengisi GBK tidak sama dengan memperoleh suara terbesar di Indonesia. -Gene

Muri: PKS Partai 'Terbesar' (di GBK)

Politik
07/04/2009 - 19:59
Djibril Muhammad

INILAH.COM. Jakarta - Keberhasilan PKS 'memutihkan' Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, berbuah pada penghargaan dari MURI. DPW PKS DKI Jakarta bahkan memecahkan rekor sebagai penyelenggara peserta kampanye terbanyak.

"Kita dapat laporan dari Sekneg Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, peserta kampanye yang ada di dalam tribun tempat duduk sejumlah 87.000 orang, di lapangan sepakbola sejumlah 20.000 orang, sedangkan yang berada di luar gedung 15.000 orang. Sehingga total 122.000 orang," papar Ketua Umum MURI, Jaya Suprana.
Hal tersebut disampaikannya ketika menyerahkan penghargaan berupa rekor MURI kepada PKS sebagai parpol yang dapat mengerahkan massa terbanyak dalam kampanye terbuka, di Cafe D Lounge, Jakarta, Selasa, (7/4).

Menurut Suprana, penghargaan yang diberikan kepada PKS bukan karena kedekatannya dengan mantan Presiden PKS, Hidayat Nur Wahid. Karena dirinya juga berdekatan dengan tokoh-tokoh politik lainnya seperti, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Tapi saya datang karena fakta bahwa memang Gelora Bung Karno pada waktu itu (kampanye terbuka, 30 April) PKS membawa peserta terbanyak," ujarnya.

Sedangkan Ketua DPW PKS, Triwisaksana mengatakan semoga penghargaan MURI tersebut dapat menambah kepercayaan massa dan pendukung PKS. Karena tidak mungkin masyarakat begitu antusian mengikuti kampanye tanpa didahului dengan kerja-kerja nyata PKS.
"Para kaderlah yang patut mendapat penghargaan ini, berkat mereka masyarakat mau ke Gelora Bung Karno tanpa harus dibayar" jelasnya. [jib]

Sumber: Inilah.com

07 April, 2009

Lurah Mengaku Diperintah Wali Kota Intimidasi Warga Untuk Pilih Golkar

Selasa, 7 April 2009 | 07:09 WIB
GORONTALO, KOMPAS.com — Puluhan warga Kelurahan Botu, Kota Gorontalo, mendatangi panwaslu untuk melaporkan intimidasi yang dilakukan Lurah Yusni Hadia.
Menurut warga, Yusni mendatangi rumah warga satu per satu untuk memastikan warga memilih caleg dari Partai Golkar pada 9 April nanti.
"Kalau tidak memilih Partai Golkar, kami tak akan dapat BLT, PKH, dan beras miskin, juga asuransi Jiwasraya dari Partai Golkar," kata Jufri M, sang pelapor.

Panwas berjanji akan segera memproses kasus tersebut setelah meminta klarifikasi dari Lurah Botu. Yusni Hadia mengaku telah mendatangi rumah warga atas perintah wali kota untuk menyampaikan pesan-pesan menjelang hari pemungutan suara.
"Memang benar saya mendatangi rumah warga dan minta kepastian apakah mereka memilih Partai Golkar atau tidak karena saya hanya menjalankan perintah," tuturnya tanpa merasa bersalah.

Menurut dia, pada setiap kali pertemuan dengan seluruh lurah, wali kota menekankan agar setiap lurah berupaya memenangkan Partai Golkar sebesar 70 persen dari suara pemilih di setiap kelurahan.
"Kalau tidak mencapai target itu, kami para lurah diancam akan dicopot. Jadi, jangan salahkan saya kalau mendatangi rumah warga guna meminta mereka memilih Partai Golkar," katanya.

Sumber: Kompas.com

06 April, 2009

Anak Dan Ular


Assalamu'alaikum wr.wb.,

Pada hari minggu kemarin, saya sempat melihat televisi di rumah teman. Biasanya saya tidak nonton tivi jadi kebetulan sekali saya lihat acara yang mau dibahas sekarang. Tayangan tersebut kelihatan sebagai iklan yang mempromosikan salah satu sekolah swasta temahal di Jakarta Selatan. Kalau tidak salah, durasinya sekitar 30 menit, tetapi saya hanya lihat 15 menit terakhir.

Di dalam tayangan itu, yang sepertinya bertujuan mempromosikan sekolah, saya melihat anak TK yang dibawa ke sebuah kebun binatang. Itu bukan masalah. Tetapi pada saat mereka diperkenalkan dengan berbagai binatang, ternyata juga ada ULAR yang dihadirkan. Anak-anak TK itu bukan dilihatkan ular saja, tetapi diajak maju dan memegang atau menyentuhnya. Ular yang ditunjukkan sepertinya jenis sanca (python), jadi itu memang tidak berbisa.

Pertanyaan saya adalah: apakah anak TK bisa membedakan antara ular yang berbisa dan ular yang tidak berbisa?

Saya merasa marah bahwa pihak sekolah bisa begitu bodoh sampai mereka membuat anak TK merasa “sayang” sama ular. Bayangkan kalau anak itu diajak menyentuh dan memegang ular sanca di kebun binatang. Lalu pada hari Sabtu berikut, dia berkunjung ke rumah neneknya di Sukabumi atau di Bogor. Saat dia main di sekitar rumah, dia lihat ular lagi. Lalu, sesuai dengan ajaran yang didapatkan di sekolah, dia maju dan berusaha untuk memegangnya. Ular itu pasti baik dan bersahabat, bukan? Ular suka dipegang, bukan? Tetapi ternyata, ular yang baru ini adalah ular KOBRA

Bisa bayangkan?

Pesan saya kepada orang tua:

Pertama: pemilik sekolah swasta anak anda adalah pengusaha (rata-rata). Dia tidak paham apa-apa tentang pendidikan! Dia melakukan tindakan yang dia anggap baik dan berguna menurut ilmu bisnis dia, dan dia tidak bisa berfikir seperti seorang guru, karena dia memang bukan seorang guru! Dia pengusaha!

Kedua: kalau ada orang tua yang mau berprotes dan mengatakan “Ahh, jangan berlebihan. Belum pernah ada kasus seperti itu, yaitu anak pegang ular di sekolah (atau acara sekolah di kebun binatang), lalu coba pegang ular di kampung, digigit dan mati. Belum ada kasusnya.” Kalau ada yang berkomentar seperti itu, maka, saya hanya ingin mengatakan: “Apakah anda mau anak anda menjadi kasus pertama???!!!” Kalau 1 juta anak TK diajarkan untuk memegang ular, dan tidak menjadi korban, tetapi anak anda berumur 5 tahun menjadi korban pertama, apakah anda mau?

Ketiga: kalau seandainya pernah ada kasus, apakah mungkin sekolah swasta tersebut akan biarkan info itu beredar? Bukannya mereka akan berusaha sekeras mungkin untuk menutupinya supaya tidak diketauhi oleh konsumen mereka (orang tua)? Kalau pernah ada kasus seperti itu, tentu saja pihak sekolah tidak mau disalahkan karena bisnis mereka akan rugi sekali kalau orang tua tahu bahwa pernah ada seorang anak yang diajarkan untuk memegang ular di sekolah, lalu digigit ular di kampung dan mati (atau juga mungkin sakit keras tapi tidak mati). Saya kira pengacara dari sekolah itu akan mengancam orang yang hendak membocorkan informasi tersebut. Milyaran rupiah dari orang tua adalah taruhannya. Sekolah tidak mau dirugikan tentu saja!

Keempat: pemilik sekolah (si pengusaha) tidak menganggap bahwa hal tersebut (yaitu mengajarkan anak TK memegang ular) adalah hal yang berbahaya karena ular sanca memang tidak berbisa. Tetapi anak TK justru TIDAK SANGGUP membedakan antara semua jenis ular yang ada (dan orang tuanya juga belum tentu sanggup). Jadi, bagi anak, semua ular itu akan dinilai sama. Ini salah satu sifat dari pemikiran seorang anak di mana semua yang setara dianggap SAMA. Hal ini menjadi salah satu landasan dari ilmunya psikolog anak terkenal seperti Jean Piaget pada puluhan tahun yang lalu. Anak melihat X lalu dianggap mirip sekali dengan Y (barang yang baru) jadi dia samakan dan mengatakan bahwa Xnya ada dua. Dia tidak sanggup membedakan, tetapi orang dewasa bisa. Makanya, kalau seorang anak kecil dikasih sesuatu yang mirip dengan X, dia akan mengatakan bahwa itu X juga, padahal orang dewasa bisa tahu dari bentuknya bahwa itu adalah dua barang (X dan Y) yang berbeda. Bagi anak, tidak ada bedanya.
Lalu bagaimana kalau anak lihat ular kobra atau ular lain yang berbisa? Apakah dia akan melihat ular yang berbahaya? Atau apakah dia akan melihat ular yang baik dan manis seperti yang dikasih lihat oleh Bu Guru di sekolah (atau kebun binatang)? Apakah anda mau anak anda menjadi korban pertama?

Kelima: baru 2-3 minggu yang lalu, ada teman saya yang tinggal di Jakarta Timur, yang ketemu ular kobra di depan pintu rumah. Ular itu berukuran 2 meter. Untungnya, anak teman itu masih kecil dan belum masuk TK jadi dia tidak berusaha memegang ular tersebut. Seminggu setelah itu, ada ular lain yang berhasil masuk rumah. Bagaimana kalau anak itu masuk TK di sekolah swasta yang bayarannya selangit dan justru diajarkan untuk memegang ular?? Lalu anak pulang ke rumah, dan… “Wahhh asyik… ada ular juga di rumah!!! Coba pegang ya, kaya di sekolah… yang diajarkan oleh Bu Guru!!”.

Keenam: walaupun anda bersedia memberikan ratusan juta rupiah kepada para pengusaha yang tidak punya latar belakang di bidang pendidikan, tidak secara automatis berarti mereka berhak membahayakan anak anda, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Saat saya belajar menjadi guru di Australia, kami diajarkan bahwa hanya ada satu peraturan yang penting di dalam sekolah: Anak Harus Selamat! Selain dari itu kalah penting. Percuma anda bayar ratusan juta kalau hasilnya adalah anak anda digigit kobra di kampung (setelah anak coba pegang ularnya).

Sekolah swasta tidak berhak mengajarkan anak TK anda untuk memegang binatang yang berbahaya karena bisa dijamin 100% mereka tidak akan mau disalahkan dan tidak mau bertanggung jawab bila anak anda mati setelah digigit ular di kampung. Saran saya, kalau sekolah anda mengirim anak ke kebun binatang, pastikan dulu apa yang akan dilakukan di sana. Dan kalau ada binatang yang akan dibawa ke sekolah, pastikan bahwa tidak ada yang berbahaya.

Kalau anak anda sudah lebih dewasa, sekitar 10-12 tahun, insya Allah dia sudah sanggup membedakan antara ular yang berbahaya dan yang tidak. Minimal, dia bisa paham untuk tidak langsung pegang, tetapi harus cek dulu jenis ularnya apa, dengan bertanya kepada orang tua dan sebagainya. Tetapi anak TK sama sekali TIDAK sanggup membedakan, jadi saya menilai tindakan sekolah swasta yang membuat anak TK “sayang” sama ular sebagai tindakan yang hampir bisa dikatakan kriminal dan sangat jauh dari sikap yang bijaksana bagi sebuah organisasi pendidikan. Apalagi bila dilakukan di negara seperti Indonesia di mana ular yang berbisa masih bisa ditemukan di dalam rumah orang di ibu kota.

Kalau anda tahu bahwa anak anda sudah pernah diajarkan oleh sekolah untuk memegang ular, saya sarankan dua hal:

Pertama, jangan meremehkan perkara ini. Kalau anda punya anak di bawah umur 10 tahun, duduk dengan anak anda dan jelaskan dengan suara yang tegas bahwa ular itu berbahaya sekali, dan sama sekali TIDAK boleh dipegang untuk alasan apapun. Kalau dia melihat ular di mana saja, dia harus langsung hindari dan panggil orang tua. Kalau dia sendirian, misalnya di halaman rumah atau di tempat lain, dia harus lari dan menjauhi ular itu. Tidak boleh diganggu, tidak boleh didekati, dan tidak boleh dipegang. Tanya kalau anak paham. Setelah beberapa hari, tanya lagi kalau ular boleh dipegang. Dan sekali lagi setelah 1-2 minggu. Lakukan lagi beberapa kali sampai anda yakin anak sudah paham dan tidak akan mau pegang ular di mana saja.

Kedua, saya sarankan agar anda mengirim surat ke pihak sekolah dan menyatakan bahwa anda sama sekali tidak senang bila anak anda diajarkan untuk “sayang” dengan binatang yang berbahaya. Sangat tidak pantas untuk mengajarkan anak TK memegang dan sayangi ular (walaupun hanya ular sanca), karena anak TK sangat tidak sanggup membedakan antara ular sanca dan ular lain yang berbahaya. Minta penjelasan dari pihak sekolah tentang kenapa mereka mengajarkan hal-hal yang berbahaya kepada anak anda. Dan minta janji dari mereka untuk tidak mengulanginya.

Secara pribadi, saya anggap tindakan ini dari sekolah swasta sama bodohnya dengan tindakan mengajarkan anak TK untuk memegang PISTOL. Kebanyakan orang tua pasti bisa paham sendiri bahwa akan sangat berbahaya dan bodoh kalau sekolah mengajarkan anak TK memegang pistol walaupun tidak ada pelurunya, jadi dianggap “aman”. Pistol yang tidak punya peluru itu mirip dengan ular sanca yang tidak punya bisa, jadi bisa dianggap “aman” juga! Tetapi efeknya terhadap persepsi anak kecil sama sekali TIDAK AMAN. Menurut pendapat saya, mengajarkan anak TK untuk memegang ular tidak berbeda dengan mengajarkan mereka untuk memegang pistol.

Karena sekolah swasta anak anda didirikan oleh pengusaha (rata-rata) maka anda sendiri harus waspada terhadap mereka. Mereka berharap anda akan bayar terus dan selama anda tidak sadar atas apa yang mereka lakukan, rekening mereka tetap penuh. Dan jangan terlalu berharap guru sekolah akan bertindak untuk menjaga kepentingan anak anda. Ada guru sekolah yang sangat baik (yang kerja dalam kondisi yang sulit, di bawah tekanan dari si pengusaha yang jadi pemilik sekolah), dan ada juga guru sekolah yang hanya dapat pekerjaan karena bisa berbahasa Inggris, padahal latar belakangnya di bidang ekonomi, psikologi, hukum, fisika, (atau yang lain), bukan pendidikan. Hal itu tidak berarti mereka orang jahat, hanya saja mereka tidak punya ilmu pendidikan, jadi pandangan mereka terhadap semua perkara berbeda dengan seorang guru.
Lebih para lagi bila guru anak anda adalah orang asing. Jangan heran kalau guru tersebut adalah mantan kuli bangunan di luar negeri. Tetapi di sini menjadi guru karena memenuhi syarat: berkulit pitih, hidung mancung, bisa berbahasa inggris = cukup untuk meyakinkan orang tua yang kaya bahwa sekolah tersebut adalah sekolah bilingual! Anda sendiri yang harus waspada!

Insya Allah semua anak dari orang tua yang membaca ini akan selamat dari gigitan ular berbisa, walaupun anak-anak anda telah diajarkan untuk merasa sayang pada ular oleh Bu Guru di sekolah. Amin.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto

Kompetisi Iklan Politik Terbaik

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Setelah melihat begitu banyak iklan politik di tivi selama masa kampanye ini, ternyata ada banyak yang tidak begitu bermutu. Kemarin saya lihat iklan ini untuk pertama kali, dan langsung merasa bahwa ini sudah menjadi salah satu iklan politik yang terbaik selama masa kampanye ini. Lihat iklannya di You Tube.

Dalam hampir semua iklan yang ada, satu tokoh dimajukan dan diutamakan, seakan-akan kalau kita berfokus pada diri dia (Megawati, Prabowo, Yusuf Kalla, Wiranto, dll.) maka semua persoalan bangsa akan selesai. Tetapi di iklan yang ini, walaupun saya kira masih bisa lebih bagus lagi, ada fokus terhadap DPR yang belum bersih sebagai landasan dari sebagian besar masalah bangsa. Gambar-gambarnya cukup tepat dan musiknya juga. Makanya saya anggap salah satu iklan terbaik selama ini.

Saya jadi berfikir, kenapa tidak dibuat semacam kompetisi untuk memilih iklan politik terbaik. Yang menjadi juri adalah pengamat politik dan wartawan atau dosen, dll. Lalu, mereka bisa tayangkan dan bahas baik-buruknya setiap iklan dari berbagai sisi. Setelah itu, mereka bisa memilih iklan yang dianggap terbaik (perlu ditentukan syarat2nya), dan memberikan penghargaan. Dengan demikan, Production House dan partai politik akan mendapat dorongan untuk menciptakan iklan politik yang berkualitas (untuk pemilihan mendatang).

Hanya sebuah ide saja.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

04 April, 2009

PKS Wacanakan Pembentukan Kementerian Anak

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Saya kira ini akan sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak Indonesia bila memang terwujud. Semoga pemerintah yang baru di tahun 2009 ini (siapapun mereka) siap menerima usulan ini dan melakukan tindakan nyata untuk menjaga anak bangsa.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene

PKS Wacanakan Pembentukan Kementerian Anak

04 April 2009 22:00 WIB
TANGERANG--MI: Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring mengatakan, partainya mengusulkan agar pemerintahan hasil Pemilu 2009 membentuk kementerian baru yang bertugas mengurus sekitar 80 juta anak Indonesia.

"Kami mengusulkan agar pemerintah mendatang membentuk Menteri Anak supaya sekitar 80 juta anak dapat hidup lebih sejahtera," kata Tifatul Sembiring dalam kampanye PKS putaran terakhir di Lapangan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (4/4).

Hadir dalam kampanye tersebut antara lain Anggota Majelis Syuro PKS yang juga Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid, Dubes RI untuk Arab Saudi Dr Salim Sagaf Al Jufri dan caleg DPR RI daerah pemilihan Banten, Jazuli Juwaeni. Menurut dia, kondisi anak-anak di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan dan banyak pula yang terlibat dalam narkoba dan prostitusi, namun tidak ada menteri yang mengurusnya.

Tetapi, katanya, hanya untuk mengurus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang jumlahnya sekitar 13 juta, ada menteri khusus yang menanganinya, padahal masalah anak juga tidak kalah pentingnya ketimbang TKI.

Demikian pula Kementrian Negara Lingkungan Hidup selama ini harus diubah karena tugas dan kewenangan sangat terbatas untuk menjadi sebuah Departemen Lingkungan Hidup agar lebih luas cakupan tugasnya.

Pernyataan tersebut bahwa pihaknya dapat belajar dari kasus jebolnya Situ Gintung, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan yakni saat ini ekspolitasi lingkungan lebih banyak ketimbang konservasi.

Meski ada beberapa menteri yang terkait seperti Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ASDM), Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Menteri Kehutanan, tapi kinerjanya lebih banyak menyangkut ekspolitasi alam. Bahkan saat ini pihaknya berharap agar warga PKS bila menebang satu pohon akan menanam kembali seribu pohon dengan harapan bahwa keseimbangan alam, dan selama ini yang terjadi adalah menebang 1.000 pohon tetapi hanya menanam satu pohon.

Namun, lanjut Tifatul, untuk dapat mewujudkan Menteri Anak dan Departemen Lingkungan Hidup itu, masyarakat agar dapat memilih anggota DPR RI dari PKS yang terbukti bersih dan jumlahnya menjadi banyak sehingga posisi tawar di parlemen menjadi kuat untuk mengusulkan menteri yang diinginkan tersebut.

Dia menambahkan pada Pemilu Legsilatif 9 April 2009, maka warga PKS harus dapat mengajak komponen lain untuik memilih anggota DPR yang bersih dan tidak korupsi agar dapat mengontrol kinerja eksekutif supaya lebih baik. (Ant/OL-03)

Sumber: Mediaindonesia.com


Tifatul: Kita Perlu Menteri Anak
Sabtu, 28 Maret 2009

"Mengurus tenaga kerja, ada. Mengapa negeri kita tidak mempunyai Menteri Anak? Ini perlu agar anak-anak Indonesia dapat diperhatikan secara khusus," demikian Presiden PKS Tifatul Sembiring menjelaskan di sela kampanye PKS di Balikpapan.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa di negeri ini kasus-kasus anak semakin mengkhawatirkan. Penggunaan obat terlarang, seks bebas, serta pendidikan yang terabaikan masih mewarnai dunia anak di Indonesia. Ditanya oleh wartawan mengenai kemungkinan tumpang tindihnya kementrian ini dengan Depdiknas, Tifatul dengan tegas menampiknya.
"Tentu tidak, Depdiknas mengurusi pendidikan bagi semua kalangan. Tidak hanya bagi anak-anak. Ini sudah kami kaji di dalam PKS. Dan kami pikir ini suatu hal yang sangat penting apabila ingin Indonesia lebih maju."

Sumber: pks-balikpapan.org

03 April, 2009

Bayangkan Kalau Al Qur’an Anda Kena Lumpur

Assalamu'alaikum wr.wb.,

Setelah tsunami kecil di Situ Gintung lebih dari seminggu yang lalu, ada banyak yang menjadi korban. Kita semua tahu tentang warga setempat yang kehilangan rumah dan anggota keluarga. Tetapi tadi saya baca di Detik.com tentang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang juga menjadi korban. Perpustakaan mereka juga kena tsunami, air bah dan lumpur, dan oleh karena itu 15.000 Al Qur’an yang digunakan untuk pelajaran mereka menjadi hilang. Dari jumlah Al Qur’an tersebut, tinggal beberapa ratus saja, yang dalam kondisi sangat tidak layak untuk kitab suci Allah. Dalam foto-foto di Detik.com kelihatan mahasiswa UMJ yang terpaksa membersihkan Al Qur’an yang kotor supaya bisa digunakan kembali. (Saya kira baunya dari air kotor tidak bisa dihilangkan dengan cara mengelap saja).

Dengan ini, saya ingin mengajak teman-teman untuk periksa Al Qur’an di rumah. Mungkin ada stok yang berlebihan yang tidak digunakan sehari-hari dan hanya ditaruh di lemari, yang bisa disumbangkan kepada mahasiswa UMJ Fakultas Islam untuk meneruskan pelajaran mereka dengan kitab suci yang bersih. Bagi dermawan yang terbiasa sumbangkan Al Qur’an pada masjid, mungkin bisa menggunakan kesempatan ini untuk menyumbangkan Al Qur’an pada perpustakaan UMJ saja, karena kebutuhan mereka lebih utama pada saat ini.

Selain Al Qur’an, mungkin ada juga buku agama lain yang sangat dibutuhkan: kitab hadits, tafsir, fiqih, dan buku agama Islam yang lebih umum. Kalau ada sejumlah kitab dan buku di rumah, yang tidak digunakan begitu banyak, semoga bapak dan ibu bersedia membantu mahasiswa UMJ dengan segera mengisi kembali perpustakaan mereka untuk membantu mereka melanjutkan pelajarannya. Merekalah ustadz dan ustadzah kita di masa depan.

Komputer dan buku-buku lain di dalam perpustakaan juga menjadi rusak, jadi bagi orang yang ingin beramal lebih banyak silahkan hubungi Kantor Rektor UMJ dan bertanya tentang apa yang dibutuhkan. Dan jangan lupa pula korban lain di Situ Gintung yang masih membutuhkan bantuan nyata dari masyarakat beruapa uang, makanan, pakaian, dan lain-lain.

Bantuan berupa Al Qur’an dan lain-lain bisa dibawa ke kampus dan dititip pada Kantor Rektor. Bila Kantor Rektor tutup (Sabtu-Minggu), silahkan titip saja di salah satu Posko UMJ dan mereka akan urus sendiri insya Allah.

Tolong sebarkan email ini.
Wassalamu'alaikum wr.wb.,
Gene Netto

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KAMPUS A
Jl. KH. Ahmad Dahlan, Ciputat, Jakarta Selatan
Telp: 021 7401894, 7492862
Faks: 021 7430756
Email: info@umj.ac.id

KAMPUS B
Jl. Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat
Telp: 021 4256024, 4244016






Sumber foto: Detik.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...