Assalamu’alaikum wr.wb.,
Sebagian orang komplain tentang tulisan saya. Ditanyakan, “Kenapa
Gene Netto sering bahas kekerasan terhadap anak, pemerkosaan, sodomi,
pembunuhan, dan memberikan komentar yang mengatakan ada kondisi masyarakat yang
buruk di sini? Apa karena benci Indonesia?” Tidak. Saya tidak berniat menjelek-jelekkan
Indonesia dan bilang negara barat serba hebat. Tetapi saya punya pengalaman
tinggal di negara barat 25 tahun, dan di sini 20 tahun. Terasa sekali bedanya.
Pada tahun 1993, ada kasus di Inggris. Dua anak SD membunuh
seorang anak bocah. Menjadi kasus besar dan saya masih ingat nama korbannya. Dibahas
bertahun2 di Inggris, Eropa, Australia, Selandia Baru dan banyak negara barat
yg lain. Semua anggota masyarakat bertanya, “Kok bisa?” Menjadi acara tivi,
debat, seminar, dibahas di parlemen, ada bukunya, filmnya, psikolog anak, psikiater,
dan sosiolog bicara semua, dan kasus itu menjadi besar sekali.
Beberapa minggu lalu, saya berikan berita dari sini. Tiga
pemuda menculik seorang siswi SMK. Dia menolak ajakan berzina. Mereka mencekik
anak itu sampai mati, lalu MAYATNYA DIPERKOSA BERGILIR oleh mereka bertiga,
lalu mayatnya dibakar.
Saya post berita itu di Facebook saya, dan nyaris tidak ada
komentar. Saya pantau berita, dan hanya menjadi berita utk 1-2 hari, dan habis
itu DILUPAKAN oleh semua orang. Bahkan saya disuruh DIAM oleh sebagian orang, dan
dilarang membicarakan berita jelek dari Indonesia.
Teman2, saya tidak bicarakan hal2 buruk yang terjadi di sini
karena ingin menjelek-jelekkan Indonesia. Kalau niat saya begitu, bisa saya
lakukan dari negara lain tanpa perlu tinggal di sini. Niat saya adalah untuk
BERUSAHA MENYADARKAN TEMAN2 INDONESIA ada masalah yg besar dan serius di sini.
Terasa sekali bagi saya sebagai orang asing bahwa masyarakat Indonesia dalam
keadaan sangat rusak sekali. Mohon maaf, tapi bagi saya ini sebuah fakta, karena saya memantau
berita setiap hari, dgn fokus khusus pada kasus kekerasan terhadap anak yang
sedang terjadi di mana2.
Kenapa seorang siswi SMK bisa dibunuh, diperkosa bergilir,
lalu dibakar, dan tidak ada yang mau membahasnya lebih dari sehari? Kenapa
seorang anak SMP bisa diperkosa bergilir oleh EMPAT BELAS anak SMA dan hanya
menjadi berita untuk sehari? Kenapa anak usia 10 tahun bisa melakukan
pemerkosaan dan sodomi? Coba anda jelaskan kalau bisa. Semua pemimpin negara
ini dan pemimpin umat Islam (sebagai mayoritas) berada di mana sekarang? Kok
mereka tidak mau bahas fenomena ini? Terasa sekali bedanya masyarakat Indonesia
dan negara barat seperti Australia.
Apa yang perlu terjadi sampai teman2 di sini mulai sadar?
Apa anak kandung anda sendiri harus menjadi korban kekerasan dulu, baru anda mau
peduli pada kualitas dari masyarakat Indonesia dan kemajuan bangsa ini? Saya
hanya bisa minta berkali-kali agar teman2 di sini mulai sadar, bangkit dan
bersatu untuk mencari solusi, sebelum negara ini tenggelam dalam kerusakan dan
tidak bisa diselamatkan lagi. Saya sudah bicara berkali-kali. Apa anda mau
dengar?
Wassalamu’alaikum wr.wb.,
Gene Netto
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteHello Gene Netto.
ReplyDeleteI’m indonesian, but currently studying in the UK. I just discovered your blog.
I’m really shock and sad about these stories that you’ve shared here, cause honestly, i did not hear about these news from here. And i absolutely understand that sometimes people might disagree about what you’re saying or even ignore you at all. But what i really want you to know is please don’t stop sharing these kind of news and keep going to raise the awareness of people in Indonesia. We need people like you. We need people who care about these problems.
I’ve been living in the UK about a year (Ps. Of course i'll come back to Indonesia as soon as i finished my study), and all i can say is you’re right that Indonesia is very different than other developed countries. As a young generation, all i hope is in the future Indonesia will become a respected country without corruption, the government will bring peace, justice, and care about education, children, and poor people. And also i believe if we love Indonesia, this is our job to contribute and make a better Indonesia. So i’m begging you don’t ever give up and keep loving Indonesia. Best wishes!
Hi Redita.
ReplyDeleteI have some Indonesian friends in London. But they don’t want to come back here. They are happier there as they get a better life for their kids.
I am very sad to see just how many Indonesian adults don’t want to spend any time thinking about or taking care of their neighbour’s children. There is a strong sense of family and community here, but it is actually very fragile. And as a result, most people don’t want to care too much, or do too much, when they hear about other people’s children being in trouble.
So I am trying to change that. And it is not very easy. Thanks a lot for your support.
Please follow my Facebook page too, as I often discuss this issue there as well
https://www.facebook.com/pages/Gene-Netto/321218826597
I hope your studies go well and you can come back to Indonesia and make a contribution. Where are you in the UK and what are you studying? Are you in touch with the Indonesian community there?
I am very sad to see just how many Indonesian adults don’t want to spend any time thinking about or taking care of their neighbour’s children
ReplyDeleteini sekedar analisa lingkungan atau dari anak-anak anda sendiri maksud saya juga didukung oleh pengalaman anda sebagai seorang ayah?
bukan tidak SADAR, namun tidak punya waktu dan tenaga untuk mengurusi hal-hal seperti itu. Jangankan ngurusin orang lain, urusan makan, sekolah, sakit, pekerjaan, dll aja bagi kebanyakan orang tidak semuanya dapat terpenuhi.
ReplyDeletesemua orang juga sudah tahu dan sangat SADAR keadaan negeri ini memang sangat tidak ideal (termasuk kekerasan oleh dan yang dilakukan oleh anak), namun berkeluh kesah dan diskusi sana sini tidak akan merubah keadaan, mungkin itu tugasnya para ustadz, dai, ulama, orang pintar, dll.
menurut saya menyebarkan berita kebenaran walaupun pahit memang perlu..,
ReplyDeleteNamun kemungkinan beberapa orang tidak suka karena tutur bahasa anda yang terkesan agak "menyalahkan" para pembaca karena ketidaktahuan yang normal akibat kurang tercakupnya hal seperti ini di media mainstream...,
Namun para pembaca yang merasa agak "tersalahkan" oleh bahasa anda tersulut emosi dan meminta anda diam apabila tidak bisa memberikan suasana kondusif bagi pembaca untuk bersimpati..., maaf apabila ada kata yang salah dan tak berkenan di hati anda
Wallahu 'Alam